halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
Insomnia
search
close
Advertisement

Insomnia

REVIEWED_BY  dr. Caisar Dewi Maulina  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa Itu Insomnia?
  • Apa Kata Studi tentang Insomnia? 
  • Jenis Insomnia
  • Penyebab dan Faktor Risiko Insomnia
  • Pengobatan Insomnia
  • Komplikasi Insomnia
  • Pencegahan Insomnia

Apa Itu Insomnia?

Kamu sering kesulitan tidur meski sudah lelah, atau terbangun terus di tengah malam? Pelajari cara mengatasinya!

Insomnia adalah gangguan tidur yang membuat seseorang sulit tidur atau tidak bisa tidur nyenyak.

Penyebabnya bisa beragam, mulai dari stres, gaya hidup yang menyebabkan gangguan pada hormon melatonin, yaitu hormon alami yang memberi sinyal pada tubuh kapan harus beristirahat.

Ketika kadar melatonin rendah, tubuh tidak mendapat sinyal kuat untuk tidur, sehingga Anda tetap terjaga meski sudah mengantuk.

Kondisi ini bisa dipicu oleh paparan cahaya biru dari gadget, jadwal tidur yang tidak teratur, stres berlebihan, faktor usia, serta konsumsi kafein atau alkohol di malam hari.

Akibatnya, tubuh tidak melalui siklus tidur yang utuh, membuat kamu tetap merasa lelah dan tidak bertenaga di keesokan harinya.

Tetapi tenang saja, ada beberapa solusi praktis yang bisa anda lakukan untuk penanganan awal! Pelajari solusinya di sini!

Apa Kata Studi tentang Insomnia? 

Menurut studi yang dipublikasikan oleh Journal of Clinical Sleep Medicine, Insomnia adalah kondisi saat seseorang sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar meski sudah tidur.

Berikut beberapa poin penting dalam studi tersebut:

  • Jika terjadi setidaknya tiga kali seminggu selama sebulan dan mengganggu aktivitas di siang hari, maka dianggap sebagai insomnia.
  • Sekitar 30 persen orang dewasa pernah mengalami gejala insomnia. Tapi hanya sekitar 10 persen yang mengalami gangguan tidur disertai dampak di siang hari. 
  • Faktor risiko insomnia termasuk usia tua, perempuan, dan orang dengan gangguan kesehatan fisik atau mental seperti depresi dan cemas.
Fakta tentang Insomnia

1. Insomnia merupakan kondisi umum yang dapat diobati dengan konsumsi suplemen melatonin, perubahan gaya hidup, dan terapi perilaku.
2. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dewasa membutuhkan setidaknya 7 jam tidur setiap malam.
3. Kurang tidur akibat insomnia dapat menurunkan energi, mengubah suasana hati, menurunkan tingkat waspada, serta membuat seseorang kesulitan dalam membuat keputusan. 
4. Insomnia sering kali disebabkan oleh kadar hormon melatonin yang rendah.
Melatonin berfungsi sebagai “penanda waktu” bagi tubuh untuk mulai beristirahat. Saat kadarnya rendah, sinyal untuk mengantuk menjadi lemah, sehingga waktu tidur bisa mundur atau tidak stabil. Kondisi ini sering terjadi pada orang dengan pola tidur tidak teratur, sering begadang, bepergian lintas zona waktu (jet lag), atau terlalu sering terpapar cahaya buatan di malam hari. Akibatnya, tubuh sulit memasuki fase tidur nyenyak dan kualitas tidur pun menurun.

Gejala Insomnia

Seseorang yang mengalami insomnia sangat sulit untuk merasakan kantuk. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, lingkungan, dan pola makan. 

Berikut ini beberapa gejala insomnia, antara lain:

  • Sulit untuk merasakan ngantuk dan tidak bisa tertidur.
  • Terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.
  • Merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang hari.
  • Tidak bisa tidur siang, meskipun tubuh terasa lelah.

Jenis Insomnia

Insomnia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Insomnia akut

Ini adalah jenis yang terjadi dalam jangka pendek. Biasanya terjadi akibat stres, misalnya karena kehilangan orang tersayang, dan perubahan pada hubungan atau pekerjaan.

Kondisi ini biasanya dapat mereda saat penyebab stres bisa teratasi. Umumnya kondisi insomnia dikatakan akut, jika terjadi tidak lebih dari tiga bulan.

2. Insomnia kronis

Kebalikan dari yang akut, jenis ini terjadi dalam jangka panjang, atau lebih dari tiga bulan. 

Pemicu insomnia akut cukup beragam. Bisa karena masalah kesehatan mental, penyakit fisik, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

3. Insomnia sleep onset

Insomnia sleep onset bisa terlihat dari gejala sulit tidur, meski sudah mengantuk. Pengidap kondisi ini seringkali tidak bisa tidur, walaupun telah berusaha untuk tidur dengan berbagai cara.

Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan pengidapnya sering terbangun di tengah malam dan tidak bisa tidur kembali. Pemicunya bisa jadi karena kondisi medis atau masalah kesehatan mental.

4. Pediatric insomnia

Seperti namanya, ini adalah kondisi insomnia yang terjadi pada anak-anak. Penyebabnya pediatric insomnia cukup beragam. Misalnya saja, karena anak kebiasaan tidur dalam keadaan digendong atau diberi dot. Sehingga saat hal-hal tersebut tidak ada, anak menjadi sulit tidur. 

Risiko juga meningkat jika anak-anak tidak memiliki jam tidur yang tetap. Sebab, anak-anak perlu memiliki jam tidur yang pasti. Di mana mereka perlu tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya.

5. Insomnia akibat obat-obatan atau zat tertentu

Insomnia jenis ini bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan atau stimulan tertentu, termasuk kafein, alkohol, dan makanan tertentu. 

Untuk mengatasi kondisi tersebut, pengidap sebaiknya menghindari obat atau zat yang jadi pemicunya. 

6. Insomnia campuran

Insomnia jenis ini terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor. Termasuk gangguan sleep onset, terganggunya kualitas tidur, dan sering terbangun di pagi hari. 

Penyebab dan Faktor Risiko Insomnia

Ada banyak penyebab dan faktor risiko seseorang mengalami insomnia, mulai dari masalah mental hingga kondisi medis tertentu.

Penyebab insomnia pada seseorang berbeda-beda tergantung dari jenisnya, seperti: 

Penyebab insomnia akut:

  • Mengalami stres.
  • Mengingat peristiwa yang traumatis.
  • Terjadinya perubahan kebiasaan tidur, seperti tinggal di rumah baru.
  • Mengalami jet lag atau mabuk setelah naik pesawat.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Penyebab insomnia kronis:

  • Kondisi nyeri kronis, seperti radang sendi atau nyeri punggung. 
  • Masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan penggunaan zat.
  • Mengalami sleep apnea dan gangguan tidur lainnya.
  • Mengidap kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, kanker, penyakit refluks gastroesofagus (GERD), atau penyakit kardiovaskular.

Dengan memahami penyebab dan faktor risikonya, kamu bisa mengenali sumber masalah tidur dan menemukan solusi yang tepat, termasuk menjaga pola hidup sehat dan, bila diperlukan, mengonsumsi suplemen melatonin untuk membantu mengatur ritme tidur alami tubuh.

Mau tahu apa saja obat yang aman untuk atasi insomnia? Cek di sini Jenis Obat yang Aman untuk Mengatasi Insomnia

Pengobatan Insomnia

Berikut ini pengobatan insomnia yang umum dilakukan oleh dokter:

1. Identifikasi penyebab gangguan tidur

Langkah pertama yang dilakukan dokter adalah mencari tahu penyebab utama gangguan tidur.

Jika penyebabnya berasal dari kebiasaan atau pola hidup yang kurang sehat, dokter akan menyarankan perubahan gaya hidup.

2. Pemberian obat tidur 

Dokter juga bisa meresepkan obat tidur, terutama jika gangguan tidur sudah cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.

Namun, penggunaan obat susah tidur biasanya bersifat sementara dan tidak digunakan sebagai solusi jangka panjang. Perlu diingat, penggunaan obat tidur ini harus berdasarkan resep dan petunjuk dokter dan memiliki efek samping yang beragam.

Selain obat resep, ada pilihan suplemen yang membantu gangguan tidur ringan dan dibeli tanpa resep dokter. Salah satunya adalah suplemen melatonin.

  • Nutrimore Melatonin

Melatonin adalah hormon alami yang diproduksi tubuh untuk mengatur siklus tidur. Pada orang yang mengalami insomnia, tidur yang tidak nyenyak, atau jet lag, kadar hormon ini biasanya menurun sehingga tubuh sulit mendapatkan sinyal untuk beristirahat.

Karena itu, pada kasus sulit tidur yang masih ringan, dokter sering menyarankan konsumsi suplemen melatonin untuk membantu mengembalikan pola tidur.

Di Indonesia kini sudah tersedia suplemen melatonin pertama yang sudah terdaftar di BPOM yaitu Nutrimore Melatonin.

Produk ini bekerja dengan menambah kadar hormon melatonin yang sudah ada di tubuh, sehingga membantu mengembalikan siklus tidur alami.

Nutrimore Melatonin cocok untuk orang yang mengalami insomnia, tidur tidak berkualitas, maupun mengalami jet lag.

Produk ini bekerja dengan cara menambah hormon alami dalam tubuh, sehingga minim efek samping dan tidak menimbulkan ketergantungan. Nutrimore Melatonin termasuk kategori suplemen yang bisa dibeli tanpa resep dokter. 

  • Sandepril 50 mg Tablet

Sandepril 50 mg Tablet mengandung zat aktif Maprotiline Hcl 50 mg dengan efek sedasi yang tinggi.

Akan tetapi, ada efek samping yang dapat terjadi apabila mengonsumsi obat ini, yaitu rasa kantuk berlebihan hingga sulit beraktivitas di siang hari, gangguan pencernaan seperti mual atau konstipasi, mulut kering dan pusing.

Pada beberapa orang, bisa memicu gangguan irama jantung dan peningkatan risiko kejang.

  • Sedares 25 mg
obat insomnia

Sedares 25 mg mengandung diphenhydramine hydrochloride 25 mg per tablet, yang dapat mengatasi kesulitan tidur.

Akan tetapi, efek samping yang dapat dirasakan setelah mengonsumsi obat ini, yaitu, mulut kering dan rasa haus berlebihan, pusing, lemas, dan kantuk berlebihan di siang hari, gangguan penglihatan (penglihatan kabur), serta sulit buang air kecil, terutama pada pria dengan gangguan prostat.

3. Terapi perilaku kognitif

Terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I) adalah jenis terapi yang efektif untuk mengatasi insomnia kronis. CBT-I membantu mengidentifikasi dan mengubah pikiran dan perilaku yang mengganggu tidur.

Komplikasi Insomnia

Ketika seseorang mengalami insomnia, maka fungsi otak akan mengalami hambatan. Inilah mengapa pengidap insomnia akan merasa sulit untuk fokus, serta produktivitas menurun. 

Selain itu, penyebab insomnia yang tidak tertangani dengan baik juga dapat menimbulkan efek kesehatan yang lebih serius, seiring berjalannya waktu. 

Hanya tidur beberapa jam setiap malam dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengembangkan sejumlah kondisi, termasuk:

  • Kecemasan berlebih. 
  • Mengalami depresi. 
  • Meningkatkan risiko terjadinya stroke. 
  • Memicu terjadinya serangan asma. 
  • Mengalami kejang. 
  • Fungsi sistem kekebalan yang melemah. 
  • Meningkatnya risiko obesitas. 
  • Tekanan darah tinggi.
  • Memicu perkembangan penyakit jantung. 

Tak hanya itu, insomnia juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif pada rutinitas pengidapnya, yaitu:

  • Meningkatkan risiko kesalahan pada pekerjaan, serta kecelakaan saat mengemudi dan mengoperasikan alat atau mesin. 
  • Memengaruhi kinerja dan prestasi di sekolah atau tempat kerja. 
  • Menurunkan gairah seks dan kesuburan.
  • Menurunkan daya ingat. 
  • Membuat tubuh kesulitan mengatur emosi. 

Pencegahan Insomnia

Berikut ini beberapa cara yang efektif untuk menghindari penyebab atau mencegah insomnia:

  • Pertahankan jadwal tidur dan bangun yang teratur, bahkan di akhir pekan. Hindari tidur siang terlalu lama agar rasa kantuk di malam hari tetap muncul secara alami.
  • Buat rutinitas sebelum tidur yang menenangkan, seperti membaca buku ringan, mandi air hangat, atau melakukan meditasi singkat agar tubuh dan pikiran lebih rileks.
  • Batasi asupan kafein terutama di sore dan malam hari, karena efek stimulasinya bisa membuat kamu sulit tidur.
  • Meredupkan lampu dan jauhkan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur
  • Konsumsi suplemen melatonin, terutama jika kamu memiliki jadwal tidur yang tidak teratur atau sering sulit tidur meski sudah merasa lelah. Suplemen melatonin membantu mengatur ulang jam biologis tubuh dan memicu rasa kantuk alami sehingga kualitas tidur menjadi lebih dalam dan pulih.
  • Konsultasikan ke psikolog atau dokter bila kamu mengalami gangguan mental seperti depresi atau kecemasan yang sangat mengganggu kualitas tidur.

Dapatkan juga panduan lengkap mengenai kesehatan mental, mulai dari konsultasi psikolog, psikiater, hingga produk vitamin yang diperlukan di Halodoc.

Diperbarui pada 21 Oktober 2025
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Diseases and Conditions. Insomnia.
Healthline. Diakses pada 2025. Everything You Need to Know About Insomnia.
WebMD. Diakses pada 2025. Understanding Insomnia – Prevention. 
Healthline. Diakses pada 2025. Insomnia, Facts, Statistics, and You. 
Journal of Clinical Sleep Medicine. Diakses 2025. Insomnia: Definition, Prevalence, Etiology, and Consequences.

FAQ

1. Kenapa susah tidur malam?

Susah tidur malam bisa disebabkan oleh stres, kecemasan, konsumsi kafein, pola tidur yang tidak teratur, atau paparan cahaya dari layar sebelum tidur.

2. Susah tidur malam gejala penyakit apa?

Bisa menjadi gejala gangguan tidur seperti insomnia, atau terkait kondisi lain seperti depresi, gangguan kecemasan, atau masalah tiroid.

3. Cara mengatasi susah tidur secara alami?

Salah satu cara alami yang efektif adalah dengan mengonsumsi suplemen melatonin.

Suplemen ini membantu menyeimbangkan kembali kadar hormon melatonin dalam tubuh yang berperan mengatur siklus tidur.

Dengan begitu, tubuh mendapatkan sinyal alami untuk beristirahat, membuat kamu lebih mudah tertidur dan mendapatkan tidur yang lebih nyenyak tanpa efek ketergantungan seperti obat tidur kimia.

4. Apakah insomnia bisa sembuh?

Ya, insomnia bisa sembuh dengan penanganan yang tepat.

Salah satu cara efektifnya adalah dengan rutin mengonsumsi suplemen melatonin untuk membantu menormalkan kembali siklus tidur alami tubuh.

Dengan kadar melatonin yang seimbang, tubuh akan kembali mengenali waktu istirahat sehingga pola tidur menjadi lebih teratur dan kualitas tidur pun membaik.

5. Apakah suplemen melatonin aman untuk mengatasi insomnia?

Ya, suplemen melatonin aman digunakan untuk membantu mengatasi insomnia, terutama bagi yang kesulitan tidur karena ritme biologis tubuh terganggu.

Melatonin bekerja dengan cara meniru hormon alami tubuh yang mengatur siklus tidur, sehingga membantu kamu tidur lebih cepat dan lebih nyenyak.

Selama dikonsumsi sesuai dosis anjuran dan tidak berlebihan, suplemen ini efektif dan tidak menimbulkan ketergantungan seperti obat tidur lainnya.

6. Mengapa suplemen melatonin tidak membuat saya mengantuk?

Suplemen melatonin tidak selalu langsung membuat kamu mengantuk karena fungsinya bukan sebagai obat tidur, melainkan mengatur ulang ritme alami tidur tubuh (jam biologis).

Artinya, melatonin membantu memberi sinyal ke otak bahwa sudah waktunya beristirahat, sehingga efeknya bisa berbeda pada tiap orang.

Jika kamu tidak langsung merasa mengantuk, bukan berarti suplemen tidak bekerja melainkan tubuh kamume sedang beradaptasi.

Dengan konsumsi rutin dan pola tidur yang konsisten, kadar melatonin akan seimbang, dan kualitas tidur Anda akan membaik secara alami tanpa ketergantungan.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp