halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

MERS

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian MERS

MERS (Middle East Respiratory Syndrome) adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Gangguan ini terjadi akibat virus corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yang ringan sampai berat. Pada beberapa kasus, gejalanya dapat menyebabkan gangguan yang parah dan bahkan kematian.

Kasus MERS pertama kali dilaporkan pada 2012. Sebagian besar kasus ditemukan di kawasan Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Yordania, dan Yaman. Penyakit ini juga ditemukan di beberapa lokasi tempat orang-orang yang sebelumnya berada di Timur Tengah.

Penyebab MERS

MERS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus MERS-CoV. Virus ini bersifat zoonosis, artinya menular antara hewan dan manusia. Penyakit ini banyak terdeteksi di negara Timur Tengah, khususnya yang terdapat banyak unta. Adapun, asal-usul virus ini belum sepenuhnya diketahui, tetapi kemungkinan berasal dari kelelawar lalu menular ke unta di masa lalu yang sulit terdeteksi. 

Merujuk beberapa laporan, jika manusia yang terinfeksi virus MERS, mereka sempat melakukan kontak langsung atau tidak langsung dengan unta yang terinfeksi. Setelah itu, penyakit ini bisa menyebabkan penularan dari satu manusia ke manusia lainnya.

Baca juga: Ini 7 Fakta tentang Penyakit MERS

Faktor Risiko MERS

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terjangkit MERS, antara lain:

  • Usia. Orang berusia lanjut nyatanya lebih rentan alami penyakit ini.
  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun atau lemah. Misalnya, pada pengidap HIV.
  • Penyakit kronis. Contohnya, orang yang tengah mengidap kanker, diabetes, atau penyakit paru-paru.
  • Sering konsumsi daging unta kurang matang atau susu unta mentah.
  • Pernah berkunjung ke Arab Saudi atau negara Timur Tengah lainnya. Jika mengalami demam serta gejala MERS dalam dua minggu setelah bepergian ke negara tersebut, segera periksakan diri ke dokter.
  • Sering berada di dekat penderita MERS. Misalnya, bagi petugas medis yang merawat pengidap di rumah sakit atau keluarga yang tinggal satu atap dengan pengidap.
  • Sering berinteraksi dengan unta, karena MERS dapat ditemukan pada beberapa unta.

 Baca juga: Ketahui Cara Penularan dari Penyakit MERS

Gejala MERS

MERS dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa karena virus penyebabnya sejenis. Umumnya, gejala dari penyakit ini dirasakan dalam waktu 1 hingga 2 minggu setelah terinfeksi virus. Meski begitu, MERS bahkan tak menunjukkan gejala. Tapi, ada beberapa gejala MERS yang dapat timbul, antara lain:

  • Demam.
  • Batuk-batuk.
  • Napas pendek.
  • Gangguan pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah.
  • Nyeri otot.
  • Sakit tenggorokan.
  • Kesulitan bernapas.

Selain itu, ada juga gejala yang kurang umum, yaitu:

  • Batuk berdarah.
  • Mual dan muntah.
  • Diare.

Tidak hanya itu, tanda-tanda pneumonia juga sering dialami oleh mereka yang mengidap MERS. Karena tahap-tahap awal penyakit ini sangat mirip dengan gejala flu lantaran MERS termasuk penyakit yang sulit dideteksi. Maka dari itu, disarankan untuk awas dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas.

Penting untuk diketahui juga bahwa MERS dengan tingkat keparahan yang tinggi dapat memicu gagal organ, terutama ginjal dan syok sepsis hingga kematian. Oleh karena itu, pengidapnya harus menerima perawatan medis darurat di rumah sakit.

 Baca juga: Bahaya Penyakit MERS bagi Pengidap Hipertensi

Diagnosis MERS

Awalnya, penyedia layanan kesehatan perlu menanyakan tentang riwayat kesehatan. Jika sudah terjangkit, pengidap akan ditanyakan perkiraan kapan terpapar MERS,– termasuk perjalanan dan kontak terakhir dengan orang lain. Hal ini juga termasuk tentang kontak terakhir dengan unta. Ada beberapa tes yang bisa dilakukan, seperti:

  • Rontgen dada.
  • Tes darah.
  • Usap hidung atau tenggorokan.
  • Pemeriksaan tinja.
  • Kultur dahak.

Selain itu, uji laboratorium juga bisa dilakukan untuk memastikan MERS, yaitu:

  • Uji molekuler. Tes ini dilakukan untuk mendiagnosis infeksi MERS aktif.
  • Uji serologi. Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi MERS yang sudah lalu, dengan mendeteksi antibodi terhadap MERS.

 

Pengobatan MERS

Belum ada obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan MERS. Perawatan dari penyakit ini dilakukan untuk membantu tubuh dalam melawan penyakit tersebut. Hal ini disebut juga dengan perawatan suportif. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Mengonsumsi obat nyeri untuk meringankan rasa sakit dan mengurangi demam, seperti asetaminofen dan ibuprofen.
  • Perbanyak istirahat.

Selain itu, ada juga beberapa perawatan selama sakit parah, seperti:

  • Pemberian cairan intravena untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
  • Pemberian oksigen tambahan agar asupan oksigen tercukupi.
  • Konsumsi obat vasopresor untuk membantu meningkatkan tekanan darah yang terlalu rendah.

Komplikasi MERS

Pada beberapa kasus, MERS dapat menyebabkan masalah yang lebih parah atau komplikasi. Hal ini lebih berisiko untuk orang yang sudah berumur atau lansia, memiliki sistem kekebalan yang lemak, serta mengidap penyakit kronis. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi, antara lain:

  • Infeksi paru-paru (pneumonia).
  • Kegagalan pernapasan dan bahkan membutuhkan mesin pernapasan (ventilator).
  • Gagal ginjal dan organ lainnya.
  • Infeksi yang meluas dan tekanan darah rendah (syok septik).
  • Kematian.

 

Pencegahan MERS

Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjangkit MERS, yaitu sebagai berikut:

  • Mengenakan masker dan segera mencari petugas medis jika terjadi gejala pernapasan.
  • Menjaga kebersihan tangan.
  • Menutup hidung dan mulut dengan kertas tisu ketika bersin dan buang kertas tisu kotor di tempat sampah berpenutup.
  • Meningkatkan kekebalan tubuh yang baik dengan menjalani diet yang seimbang, olahraga teratur istirahat yang cukup, jangan merokok dan hindari konsumsi alkohol.
  • Jika dibandingkan dengan virus corona, yang dapat bertahan hidup selama beberapa waktu di lingkungan, virus tersebut mudah dihancurkan dengan sebagian besar detergen dan agen pembersih.
  • Menjaga ventilasi yang baik.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika sudah mengalami gejala di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. 

Nah, kamu juga bisa, lho, melakukan pemeriksaan kesehatan di beberapa rumah sakit rekanan Halodoc melalui fitur layanan Home Lab. Untuk bisa menggunakan fitur tersebut, download aplikasi Halodoc dan nikmati kemudahan pemesanan pemeriksaan hanya melalui smartphone di tangan!

Halodoc Home Lab
Referensi:
WHO. Diakses pada 2022. Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
NHS. Diakses pada 2022. Middle East respiratory syndrome (MERS).
MedlinePlus. Diakses pada 2022. Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp