halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Sindrom Kelelahan Kronis

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Sindrom Kelelahan Kronis?
  2. Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis
  3. Faktor Risiko Sindrom Kelelahan Kronis
  4. Gejala Sindrom Kelelahan Kronis
  5. Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Kelelahan Kronis
  6. Diagnosis Sindrom Kelelahan Kronis
  7. Komplikasi Sindrom Kelelahan Kronis
  8. Pengobatan Sindrom Kelelahan Kronis
  9. Pencegahan Sindrom Kelelahan Kronis

Apa Itu Sindrom Kelelahan Kronis?

Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome merupakan sebuah kondisi di mana tubuh merasa sangat lelah. Seseorang dikatakan mengidap kondisi ini apabila mengalami kelelahan terus-menerus sampai enam bulan. 

Saat mengidap kondisi ini, gejalanya menjadi lebih buruk setelah melakukan aktivitas fisik atau mental. Meskipun sudah beristirahat, kondisinya tetap tidak membaik. 

Para ahli percaya bahwa kondisi ini mungkin dipicu oleh kombinasi faktor-faktor tertentu. Mulai dari pekerjaan berat sampai kondisi kesehatan mental. 

Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis

Sejumlah faktor yang ditengarai memicu kondisi ini, antara lain:

1. Genetik

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara faktor genetik dengan risiko berkembangnya chronic fatigue syndrome.

Beberapa individu mungkin punya kecenderungan genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap gangguan ini, terutama jika ada riwayat keluarga yang mengidap sebelumnya.

2. Infeksi 

Mayoritas pengidap kondisi ini baru pulih dari infeksi virus atau bakteri seperti mononukleosis infeksius, influenza, atau infeksi saluran pernapasan atas dan kondisi lainnya. Hal ini menimbulkan teori bahwa infeksi tertentu dapat memicu sindrom kelelahan kronis pada individu yang rentan.

3. Trauma fisik atau emosional

Beberapa orang melaporkan bahwa mereka mulai mengalami gejala setelah mengalami trauma fisik seperti cedera parah atau operasi, atau trauma emosional seperti kehilangan yang signifikan atau stres berat. 

Meskipun hubungannya masih belum dipahami sepenuhnya, trauma fisik atau emosional dapat mempengaruhi sistem imun dan metabolisme energi, yang mungkin berperan dalam perkembangan sindrom kelelahan kronis.

4. Masalah dengan penggunaan energi

Teori lain mengemukakan bahwa pengidap sindrom ini mungkin memiliki gangguan dalam proses pengubahan bahan bakar tubuh, terutama lemak dan gula, menjadi energi. 

Gangguan ini dapat menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Alhasil, orang tersebut mengalami kelelahan yang berlebihan dan gejala lain yang berkaitan dengan sindrom ini.

Faktor Risiko Sindrom Kelelahan Kronis

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami sindrom ini, yaitu:

1. Usia

Sindrom ini dapat terjadi pada siapa pun, namun lebih sering terjadi pada orang dewasa muda hingga paruh baya. Meskipun demikian, beberapa kasus juga dapat terjadi pada anak-anak dan lansia.

2. Jenis kelamin

Kasus wanita yang mengalami sindrom ini lebih banyak jika dibandingkan pria. Ada kemungkinan bahwa karena wanita lebih cenderung untuk mencari bantuan medis dan melaporkan gejala-gejala yang mereka alami. Sementara pria, jarang mencari bantuan.

3. Masalah medis

Orang yang memiliki riwayat masalah medis kompleks lainnya, seperti fibromyalgia atau sindrom takikardia ortostatik postural berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan sindrom kelelahan kronis. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan gangguan lain juga dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini.

Gejala Sindrom Kelelahan Kronis

Gejala sindrom kelelahan kronis dapat bervariasi pada setiap orang. Tingkat keparahannya pun berfluktuasi dari hari ke hari. Selain kelelahan, gejala-gejala tersebut dapat mencakup:

  • Kelelahan ekstrem setelah melakukan aktivitas fisik atau mental.
  • Masalah dengan ingatan atau kemampuan berpikir.
  • Pusing yang memburuk saat berpindah dari posisi berbaring atau duduk ke berdiri.
  • Nyeri otot atau sendi.
  • Tidur yang tidak nyenyak.

Beberapa orang dengan kondisi ini juga mengalami sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau ketiak. Mereka juga mungkin menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara, bau, makanan, dan obat-obatan.

Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Kelelahan Kronis

Sindrom kelelahan kronis bisa menghambat aktivitas sehari-hari karena rasa lelah yang tak kunjung hilang. Jika kamu mengalaminya, segera menghubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc. 

Semakin cepat masalah ini ditangani, gejala yang kamu rasakan bisa segera mereda. 

Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun. 

Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:

  • dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
  • dr. Agnita Irawaty Sp.PD
  • dr. Vera Bahar Sp.PD
  • dr. M. Allif Maulana Syafrin Lubis M.Ked(PD), Sp.PD
  • dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Diagnosis Sindrom Kelelahan Kronis

Tidak ada sebuah tes khusus untuk mendiagnosis chronic fatigue syndrome. Namun, ada pedoman yang diusulkan oleh United States Institute of Medicine untuk mendefinisikan sindrom kelelahan kronis:

  • Sangat parah sehingga mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.
  • Timbul baru atau pasti terjadi.
  • Tidak terlalu terbantu oleh istirahat.
  • Membaik oleh aktivitas fisik, mental, atau emosional.

Untuk memenuhi kriteria diagnosis tersebut, seseorang harus mengalami setidaknya satu dari dua gejala berikut:

  • Kesulitan dengan ingatan, fokus, dan konsentrasi.
  • Pusing yang memburuk saat berpindah dari posisi berbaring atau duduk ke berdiri.

Gejala-gejala ini harus berlangsung setidaknya enam bulan dan terjadi setidaknya setengah waktu pada intensitas sedang, substansial, atau parah.

Pengobatan Sindrom Kelelahan

Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan kondisi ini. Pengobatan difokuskan pada meredakan gejalanya. Gejala yang paling mengganggu atau menghambat aktivitas sehari-hari harus ditangani terlebih dahulu.

Beberapa masalah yang berkaitan dengan sindrom kelelahan kronis bisa membaik dengan menggunakan obat-obatan tertentu. Misalnya:

1. Pereda nyeri

Jika obat seperti ibuprofen dan naproxen sodium (Aleve) tidak membantu cukup, dokter bisa meresepkan obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengobati fibromyalgia. Contohnya adalah pregabalin, duloxetine, amitriptyline, atau gabapentin.

2. Obat mual

Beberapa orang dengan kondisi ini, terutama remaja, merasa pusing atau mual saat berdiri atau duduk tegak. Obat-obatan untuk mengatur tekanan darah atau irama jantung dapat membantu.

3. Antidepressan

Banyak orang dengan masalah kesehatan jangka panjang, seperti sindrom kelelahan kronis juga mengalami depresi. Mengobati depresi bisa mengatasi masalah yang terkait dengan memiliki penyakit kronis. Dokter dapat meresepkan dosis rendah antidepresan untuk membantu meningkatkan tidur dan meredakan nyeri.

4. Menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

Pengidap sindrom ini biasanya mengalami perburukan gejala setelah melakukan aktivitas fisik, mental, atau emosional. 

Hal ini disebut sebagai post-exertional malaise. Biasanya dimulai dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah aktivitas, dan bisa berlangsung selama beberapa hari atau minggu.

Orang yang mengalami post-exertional malaise sering kesulitan menemukan keseimbangan yang tepat antara beraktivitas dan beristirahat. Tujuannya adalah tetap aktif tanpa berlebihan. Hal ini juga dikenal sebagai pacing.

Tujuan dari pacing adalah untuk mengurangi post-exertional malaise, bukan kembali ke tingkat aktivitas yang sama seperti sebelum sakit. Saat kondisinya membaik, pengidapnya bisa melakukan lebih banyak aktivitas tanpa memicu post-exertional malaise.

5. Memantau pola tidur

Kurang tidur bisa membuat gejala lainnya lebih sulit ditangani. Tim perawatan kesehatan mungkin menyarankan untuk menghindari kafein atau mengubah kebiasaan sebelum tidur. 

Komplikasi Sindrom Kelelahan Kronis

Gejala sindrom kelelahan kronis seringkali bersifat fluktuatif. Artinya, kondisi ini bisa datang dan pergi, dan sering dipicu oleh aktivitas fisik atau stres emosional. 

Kondisi ini juga bisa menyulitkan pengidapnya untuk menjaga jadwal kerja yang teratur atau bahkan melakukan kegiatan sehari-hari di rumah.

Pada beberapa titik selama sakit, beberapa mungkin mengalami kelemahan yang parah sehingga tidak mampu untuk bangun dari tempat tidur. 

Beberapa orang bahkan mungkin harus menggunakan kursi roda untuk membantu mobilitas mereka. Hal ini menunjukkan tingkat keparahan dan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari pengidapnya.

Pencegahan Sindrom Kelelahan Kronis

Untuk mencegah sindrom kelelahan kronis, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:

  • Menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan cukup istirahat.
  • Mengelola stres dengan baik dapat membantu mengurangi risiko sindrom kelelahan kronis. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau terapi psikologis dapat membantu.
  • Memberikan tubuh istirahat yang cukup setelah beraktivitas dapat membantu mencegah kelelahan yang berlebihan.
  • Menghindari paparan terhadap virus atau bakteri yang menyebabkan infeksi dapat mencegah sindrom kelelahan kronis yang mungkin dipicu oleh infeksi.
  • Mengatur pola kerja yang seimbang antara aktivitas dan istirahat dapat membantu mencegah terjadinya kelelahan kronis.

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kondisi ini, langkah-langkah di atas dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Myalgic encephalomyelitis/chronic fatigue syndrome (ME/CFS)
National Health Service. Diakses pada 2024. Myalgic encephalomyelitis or chronic fatigue syndrome (ME/CFS)

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp