Perubahan Hormon pada Wanita yang Menjadi Pemicu Vaginitis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Desember 2018
Perubahan Hormon pada Wanita yang Menjadi Pemicu VaginitisPerubahan Hormon pada Wanita yang Menjadi Pemicu Vaginitis

Halodoc, Jakarta - Vaginitis merupakan inflamasi atau infeksi yang terjadi pada Miss V yang menyebabkan gatal, pembengkakan, infeksi pada Miss V, dan rasa gatal yang berlebihan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, gangguan kesehatan hormon, jamur, bahkan alergi. Terdapat 3 jenis vaginitis, yaitu:

  1. Vaginosis bakterialis, yaitu infeksi Miss V yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan flora normal di dalam Miss V. Kondisi ini ditandai dengan cairan yang keluar sedikit berwarna abu-abu dan berbau tak sedap. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri gardnerella vaginalis.

  2. Infeksi jamur yang disebabkan oleh candida albicans, yaitu salah satu jenis jamur yang normal ditemukan dalam Miss V. Jika terjadi perubahan kondisi ekosistem pada organ Miss V, jamur ini akan membiak melampaui batas normal. Gejala yang terjadi yaitu terdapat cairan kental dalam Miss V, berwarna putih dan berbau tak sedap, timbul rasa gatal, nyeri, dan terasa panas saat buang air kecil atau berhubungan intim.

  3. Trichomoniasis. Kondisi ini disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menimbulkan cairan berbau, banyak, berwarna kuning kehijauan dan kadang berbusa, sangat gatal dan terasa perih, dan bisa menular melalui hubungan intim.

Vaginitis sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu “vagi” yang artinya lubang atau kemaluan, dan “itis” yang artinya peradangan. Vaginitis sendiri merupakan inflamasi atau infeksi yang terjadi pada Miss V yang menyebabkan pembengkakan, infeksi pada Miss V, dan rasa gatal yang berlebihan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, gangguan kesehatan hormon, jamur, bahkan alergi. Di samping itu, gejala yang timbul dapat berupa:

  • Gejala awal berupa timbulnya keputihan. Namun, bukan berarti seseorang yang mengalami keputihan mengidap vaginitis.

  • Timbul rasa gatal di sekitar Miss V

  • Keluarnya cairan berwarna kuning kehijauan

  • Terdapat bintik-bintik seperti biang keringat di daerah Miss V

Kamu bisa melakukan hal-hal di bawah ini sebagai langkah pencegahan vaginitis. Kamu juga dapat melakukan hal-hal ini jika kamu mengidap vaginitis, agar tidak semakin memperparah kondisi kamu:

  • Jangan membasuh bagian dalam Miss V.

  • Kenakan pakaian dalam yang tidak ketat dan berbahan katun.

  • Menggunakan pengobatan yang dikhususkan untuk infeksi jamur.

  • Kompres air dingin juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada Miss V.

  • Menjaga Miss V dan area di sekitar Miss V tetap bersih serta kering. Hindari berendam air hangat selama infeksi belum sepenuhnya pulih.

  • Menempelkan kompres dingin, seperti handuk, pada area labial untuk meredakan rasa tidak nyaman. Penggunaan obat antijamur juga bisa membantu.

  • Jangan gunakan sabun dengan pewangi buatan. Karena kadar pH pada sabun berbahan pewangi buatan dapat meningkatkan keasaman pada Miss V. Penggunaan sabun tersebut juga bisa membuat bakteri berkembang biak di dalam Miss V yang menyebabkan keputihan berlebih.

Vaginitis memang tidak berakibat fatal. Namun, vaginitis yang dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi tertentu, misalnya menjadi lebih rentan terinfeksi penyakit menular seksual. Kondisi ini sangat umum terjadi, dan kebanyakan wanita pernah mengalami vaginitis, setidaknya sekali dalam seumur hidup. Vaginitis paling sering terjadi pada wanita muda yang aktif secara seksual.

Butuh ngobrol langsung dengan dokter ahli mengenai masalah ini? Kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc melalui Chat atau Voice/Video Call.  Nah, setelah berdiskusi tentang kondisi kesehatan kamu, kamu bisa langsung membeli obat yang kamu butuhkan. Pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan