Tekanan Belajar Tinggi Bisa Sebabkan Anak Alami Insomnia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   09 Mei 2020
Tekanan Belajar Tinggi Bisa Sebabkan Anak Alami InsomniaTekanan Belajar Tinggi Bisa Sebabkan Anak Alami Insomnia

Halodoc, Jakarta - Kira-kira hampir seperti orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kekurangan tidur. Sangat, banyak bukan? Jangan anggap remeh kondisi ini, sebab kekurangan tidur bisa menimbulkan sederet masalah fisik dan pisikis pada tubuh. 

Sebenarnya tak ada faktor tunggal di balik fenomena ini. Akan tetapi, insomnia adalah salah satu faktor pendorong yang menyebabkan kekurangan tidur. Insomnia sendiri merupakan gangguan tidur yang membuat pengidapnya sulit tidur atau tidak cukup tidur, meski ada cukup waktu untuk melakukannya. 

Ada satu hal yang perlu ibu pahami mengenai insomnia. Meski insomnia lebih umum dialami oleh orang dewasa, tetapi insomnia juga bisa menyerang anak lho. Kok bisa? Ada berbagai faktornya. Namun, benarkah tekanan belajar yang tinggi bisa menyebabkan insomnia pada anak? 

Baca juga: Alami Insomnia saat Ramadan, Ini Cara Mengatasinya

Susah Tidur Gara-Gara Stres

Stres bukanlah masalah kejiwaan yang cuma dimonopoli oleh orang dewasa saja. Percaya atau tidak, anak-anak di usia sekolah pun juga bisa mengalami masalah psikis ini. Jangan salah, tak sedikit pelajar yang stres, bahkan depresi saat berhadapan dengan tekanan belajar yang tinggi. 

Nah, insomnia dan stres ini saling berhubungan. Banyak penelitian menemukan, stres dapat merusak kualitas tidur yang menyebabkan kekurangan tidur. Ada studi menarik yang bisa kita simak mengenai tekanan belajar yang menyebabkan stres dengan insomnia. 

Studi ini berasal dari Polandia pada Maret 2017. Tujuan utama dari penelitian tersebut untuk menemukan hubungan antara insomnia dan stres. Lalu, bagaimana dengan hasilnya? Dari 264 pelajar, sepersepuluhnya merasakan tingkat stres yang tinggi, dan seperlima responden mengidap insomnia. 

Singkat kata, berbagai tekanan baik disebabkan oleh belajar atau bekerja, sama-sama bisa memicu stres. Sebuah penelitian di Swedia menemukan bahwa lingkungan kerja yang penuh tekanan secara signifikan meningkatkan risiko episode insomnia. 

Namun, ada satu hal lainnya yang mesti diwaspadai orangtua. Menurut studi di terhadap pelajar di AS menemukan bahwa, stres dari kehidupan keluarga berkontribusi pada peningkatan risiko insomnia. Namun, risikonya lebih tinggi ketika dikombinasikan dengan stres dari tekanan akademik.

Baca juga: Wanita Rentan Kena Insomnia, Ini Alasannya

Masalah tak terhenti sampai insomnia saja. Ketika stres akibat tekanan belajar menyebabkan insomnia, maka anak pun akan mengalami kekurangan tidur. Lalu, apa imbasnya? Di kondisi ini, jangan heran bila anak lebih mudah marah dan reaktif secara emosional. 

Kesimpulannya, stres sangat merugikan dan meningkatkan risiko insomnia pada anak. Kekhawatiran tentang kehidupan sosial dan sekolah mereka dapat berkontribusi pada masalah tidur seperti insomnia.

Bukan Cuma Tekanan Belajar

Masalah insomnia bukan cuma disebabkan oleh stres akibat tekanan belajar saja. Nah, berikut ini beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko insomnia pada anak dan orang dewasa:

  • Masalah mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, hingga gangguan stres pasca trauma (PTSD).

  • Bekerja shift, pekerjaan seperti ini bisa mengubah jam biologis tubuh.

  • Jenis kelamin, ketika menstruasi tubuh akan mengalami perubahan hormon. Kondisi ini menimbulkan gejala hot flashes atau keringat di malam hari, sehingga mengakibatkan gangguan tidur.

  • Perjalanan jauh, melakukan perjalanan jauh atau jet lag karena melintasi beberapa zona waktu

  • Usia, risiko insomnia akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Baca juga: 5 Kebiasaan yang Bisa Sebabkan Insomnia 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
National Sleep Foundation. Diakses pada 2020. Stress and Insomnia.
SciELO - Scientific Electronic Library Online. Diakses pada 2020. Insomnia and the level of stress among students in Krakow, Poland.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Insomnia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Insomnia.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan