Halodoc, Jakarta – Ada berbagai penyebab yang dapat memicu anak mengalami kondisi frustrasi, mulai dari rasa tidak nyaman, kesulitan berkomunikasi, hingga berbagai keinginan yang tidak bisa diwujudkan. Saat anak sudah bisa berkomunikasi dengan baik, biasanya perasaan frustrasi bisa diatasi dengan lebih mudah.

Namun, hal ini akan terasa sulit dilakukan saat anak masih belum mampu untuk mengelola perasaan. Kondisi ini membuat anak memiliki emosi yang meledak-ledak dengan berteriak dan menangis. Sebaiknya orang tua tetap tenang dan ketahui cara tepat untuk mengatasi anak yang sedang mengalami perasaan frustrasi. 

Tips Mengatasi Anak yang Mudah Merasa Frustrasi

Frustrasi adalah perasaan yang dialami akibat kondisi yang menyebabkan stres dan terjadi secara berulang. Biasanya, perasaan frustrasi akan disertai dengan perasaan lainnya, seperti marah, kecewa, hingga cemas. 

Tentunya saat kondisi ini dialami oleh orang dewasa, mereka akan lebih mudah untuk mengontrol dan mengelola emosi mereka terhadap perasaan frustrasi. Lalu, bagaimana jika ibu mendapati anak-anak yang mengalami perasaan ini? Nah, ada beberapa gejala yang menandakan anak mengalami frustrasi, seperti:

• Menjadi lebih agresif.
• Tidak sabar.
• Memiliki emosi yang meledak.
• Memiliki hubungan yang kurang baik dengan lingkungan sosial.
• Peningkatan frekuensi tantrum.

Jika anak mengalami gejala frustarsi, sebaiknya jangan abaikan kondisi ini. Pastikan kamu membantu anak untuk mengenali dan mengelola perasaannya agar kesehatan mental anak tetap terjaga.

Berikut ini cara tepat mengatasi anak yang mudah merasa frustrasi:

1. Pastikan Anak Mengenali Emosi yang Sedang Dialami

Anak-anak akan lebih mudah marah ketika tidak mengenali perasaan yang sedang dialaminya. Kondisi ini bisa membuat anak kesulitan menjelaskan perasaannya sehingga berperilaku tidak pantas untuk mendapatkan perhatian. 

Jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda frustrasi, tidak ada salahnya untuk tetap tenang dan bantu anak mengenali perasaannya. Ibu bisa mengelus anak yang sedang marah dan tanyakan apa yang dirasakannya. 

Kemudian, jelaskan pada anak mengenai perasaan yang dialaminya. Perasaan yang tidak nyaman tersebut boleh disampaikan pada orang tua tetapi tidak dengan tindakan yang kurang baik. Ajarkan anak untuk mengekspresikan semua emosi yang dirasakan dengan tindakan yang tepat.

2. Ajak Anak untuk Tetap Tenang

Selanjutnya, ibu bisa membuat anak untuk tetap tenang menghadapi perasaannya. Ajarkan untuk menarik napas dan menghembuskan napas sampai perasaan anak menjadi lebih baik.

Setelah anak terlihat lebih tenang, ibu bisa mengajak anak ke lokasi yang lebih tenang dan nyaman. Ajaklah anak untuk bercerita seputar penyebab dan perasaan yang dirasakan oleh anak. Saat anak bercerita jadilah pendengar yang baik agar anak merasa nyaman.

3. Cari Tahu Penyebab Frustrasi pada Anak

Untuk mencegah anak mengalami frustrasi, sebaiknya ibu mencari tahu penyebabnya. Ada beberapa hal yang kerap menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan memicu perasaan ini, seperti adanya perubahan, suasana baru, tidak mendapatkan keinginannya, hingga tidak nyaman dengan lingkungan baru.

Jika salah satu alasan diatas kerap menyebabkan anak frustrasi, tidak ada salahnya ibu tetap mendampingi anak hingga anak kembali terasa nyaman dengan lingkungannya. Dengan begitu, kondisi frustrasi bisa dihindari.

Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi anak yang mudah frustrasi. Namun, jika kondisi ini menyebabkan anak mengalami gangguan pada hubungan sosial dan kesehatan mentalnya, segera tanyakan langsung kondisi anak pada psikolog menggunakan Halodoc. Caranya download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:

Center for Children and Youth. Diakses pada 2022. 5 Proven Ways to Help Your Child Manage Frustration.

Very Well Family. Diakses pada 2022. 7 Ways to Help a Child Cope With Anger.

Very Well Family. Diakses pada 2022. 5 Signs Your Child Needs Help Managing Anger.