4 Tes yang Dilakukan untuk Deteksi Asbestosis

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Juli 2020
4 Tes yang Dilakukan untuk Deteksi Asbestosis 4 Tes yang Dilakukan untuk Deteksi Asbestosis

Halodoc, Jakarta - Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang disebabkan oleh menghirup serat-serat asbes. Asbes adalah produk mineral alami yang tahan terhadap panas dan korosi. Asbes sering digunakan untuk pembuatan genteng, campuran semen maupun ubin lantai.

Kontak yang terjadi dalam jangka waktu lama dengan serat-serat ini dapat menyebabkan jaringan parut paru-paru dan sesak napas. Gejala-gejala asbestosis berkisar dari ringan hingga berat. Namun, gejala biasanya tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah paparan berulang-ulang. Untuk itu, dokter perlu mendiagnosisnya dengan tes-tes berikut ini.

Baca juga: 6 Gejala Asbestosis yang Menyerang Paru-Paru

Tes untuk Mendeteksi Asbestosis

Asbestosis bisa sulit didiagnosis karena tanda dan gejalanya mirip dengan banyak jenis penyakit pernapasan lainnya. Melansir dari Mayo Clinic, tes berikut ini perlu dilakukan untuk mendeteksi asbestosis, yaitu:

1. Pemeriksaan Fisik

Sebagai bagian dari evaluasi, dokter perlu menanyakan riwayat kesehatan, pekerjaan dan risiko pajanan terhadap asbes. Selama pemeriksaan fisik, dokter menggunakan stetoskop untuk mendengarkan paru-paru untuk menentukan apakah ada bunyi berderak saat kamu menghirup napas.

2. Tes Pencitraan

Tes pencitraan bertujuan untuk melihat kondisi paru-paru melalui gambar yang dihasilkan. Beberapa jenis tes pencitraan yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Rontgen dada. Melalui rontgen dada, asbestosis terlihat keputihan yang sangat banyak di jaringan paru-paru. Jika kondisi asbestosis sudah semakin parah, jaringan di kedua paru-paru mungkin akan terpengaruh, sehingga tampak seperti sarang lebah.
  • CT-Scan. CT scan menggabungkan serangkaian pandangan sinar-X yang diambil dari berbagai sudut berbeda untuk menghasilkan gambar penampang tulang dan jaringan lunak di dalam tubuh. Pemindaian ini memberikan perincian yang lebih besar dan lebih detail. CT Scan membantu mendeteksi asbestosis pada tahap awal, bahkan sebelum muncul pada rontgen dada.

3. Tes Fungsi Paru

Tes-tes fungsi paru bertujuan untuk menentukan seberapa baik paru-paru masih berfungsi. Tes fungsi paru dilakukan dengan mengukur seberapa banyak udara yang bisa ditahan paru-paru dan aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Baca juga: 8 Jenis Pekerjaan yang Rentan Alami Asbestosis

Selama pengujian, kamu diminta untuk meniup sekuat-kuatnya ke perangkat pengukur udara yang disebut spirometer. Tes fungsi paru yang lebih lengkap dapat mengukur jumlah oksigen yang ditransfer ke aliran darah.

4. Pengujian Cairan dan Jaringan

Dalam beberapa situasi, dokter mungkin membutuhkan sampel cairan dan jaringan untuk mengidentifikasi serat asbes atau sel-sel abnormal. Untuk mendapatkan sampel tersebut, dokter mungkin akan melakukan tes berikut ini :

  • Bronkoskopi. Bronkoskopi dilakukan dengan memasukan sebuah tabung tipis (bronkoskop) melalui hidung atau mulut, ke tenggorokan dan masuk ke paru-paru. Bronkoskopi juga dilengkapi kamera kecil, sehingga dokter bisa melihat ke dalam saluran udara paru-paru. Melalui bronkoskopi, dokter bisa mendeteksi setiap kelainan atau untuk mendapatkan sampel cairan atau jaringan (biopsi) jika diperlukan.
  • Thorakosintesis. Melalui prosedur ini, dokter menyuntikkan anestesi lokal dan memasukkan jarum melalui dinding dada di antara tulang rusuk dan paru-paru untuk menghilangkan kelebihan cairan. Cairan ini kemudian dianalisis di laboratorium. 

Sayangnya, tidak ada pengobatan untuk memperbaiki kerusakan akibat asbestosis. Meski begitu, ada langkah-langkah tertentu untuk membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meredakan gejala. Menghindari paparan asbes lebih lanjut dan iritan lainnya seperti asap rokok akan membantu memperlambat perkembangan penyakit. 

Baca juga: Ketahui Perbedaan Sarkoidosis dan Asbestosis

Pengobatan dan perawatan pernapasan dapat diresepkan oleh dokter untuk membantu meringankan sesak napas dan menjaga kesehatan paru-paru. Jika kamu punya pertanyaan lain tentang asbestosis, tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat aplikasi, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Asbestosis.
American Lung Association. Diakses pada 2020. Treating and managing asbestosis.



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan