4 Trik Jitu Agar Anak Tidak Tumbuh Sebagai Perokok

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   31 Juli 2018
4 Trik Jitu Agar Anak Tidak Tumbuh Sebagai Perokok4 Trik Jitu Agar Anak Tidak Tumbuh Sebagai Perokok

Halodoc, Jakarta - Menjaga kesehatan dengan menjalani gaya hidup sehat seperti rajin berolahraga dan menjaga asupan makanan memang harus dimulai sejak usia dini. Selain itu, salah satu cara untuk tetap hidup sehat adalah dengan menghindari rokok.

Hampir sebagian besar orang dewasa yang merokok mengaku bahwa mereka memulai kebiasaan tersebut sejak masih kecil. Alasan mereka merokok pun banyak sekali, semisal agar terlihat keren, agar dapat diterima di pergaulan, karena penasaran, merasa sudah dewasa, dan semacamnya.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention pada 2016, menemukan bahwa 8 persen anak usia sekolah menengah di Amerika Serikat adalah perokok aktif. Meski hal itu terjadi di Amerika Serikat, tetapi angka tersebut cukup relevan jika melihat kondisi pergaulan remaja di Indonesia. Malah bisa jadi, angka anak usia sekolah yang merokok di Indonesia lebih besar dari itu.

Apabila orangtua benar-benar ingin agar anak tidak merokok dan menjalankan gaya hidup sehat, berikut ini terdapat kiat jitu agar anak tidak tumbuh sebagai perokok:

  1. Orangtua pun Tidak Boleh Merokok

Sebelum ibu atau suami menginginkan anak tidak merokok, pastikan terlebih dahulu bahwa kalian juga bukanlah perokok. Hal ini perlu dilakukan karena bagi anak orangtua adalah teladan mereka. Kebiasaan entah itu baik atau buruk akan menjadi pembenaran bagi mereka bahwa hal tersebut boleh dilakukan.

Jika ibu atau suami adalah perokok yang masih sulit untuk menghentikan kebiasaan ini, hindari merokok dekat anak atau jangan merokok di sekitar rumah. Meski begitu, mengurangi intensitas rokok hingga memutuskan benar-benar berhenti merokok adalah pilihan yang paling tepat.

  1. Jaga Hubungan Baik dengan Anak

Kebanyakan anak yang merokok adalah anak yang tidak dekat dengan orangtua, entah itu karena orangtua sibuk bekerja atau alasan lain. Dengan begitu, pergaulan anak menjadi tidak dapat dikontrol dan anak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Tidak hanya merokok, kemungkinan yang dapat terjadi jika orangtua kurang menjaga hubungannya dengan anak antara lain pergaulan bebas, kecanduan minuman keras, bahkan penggunaan obat-obat terlarang.

Hubungan dan kedekatan yang terjalin dengan anak akan memudahkan orang tua untuk mengontrol pergaulan anak. Selain itu, anak juga akan merasa lebih dipedulikan dan merasa kehadiran orangtua sangat penting. Sehingga, anak akan merasa tidak ingin membuat orangtua kecewa. Dengan begitu, anak pun akan menghindari rokok dengan penuh kesadaran.

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Anak Nakal

  1. Akrab dengan Teman Main Anak

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, alasan anak merokok adalah karena ajakan teman-temannya. Selain harus menjaga hubungan baik dengan anak, orangtua juga dirasa perlu untuk mengakrabkan diri dengan teman-temannya. Apabila teman-temannya sudah tahu bahwa anaknya tidak pernah diizinkan untuk merokok, mereka akan menjaga kepercayaan kamu demi dapat berteman dengan anak.

  1. Ingatkan Bahwa Merokok Tidak Baik dan Ajari Gaya Hidup Sehat

Saat masih anak-anak, wajar saja jika ia masih sepenuhnya paham tentang bahaya suatu hal. Nah, ini merupakan tugas orangtua untuk menjelaskan tentang bahaya rokok. Sebab tanpa informasi yang tepat, anak bisa terlanjur tumbuh menjadi perokok tanpa mengindahkan bahayanya. Selain itu, orangtua juga dapat mengajari anak untuk hidup sehat dengan rajin berolahraga dan selalu mengonsumsi makanan bergizi demi tumbuh kembang yang maksimal.

Baca juga: Waspada Demensia Bagi Perokok Pasif

Bila kamu masih bingung bagaimana cara agar anak tidak tumbuh menjadi seorang perokok, coba bicarakan saja pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kamu bisa mendiskusikan masalah perilaku Si Kecil kepada dokter dan minta saran melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan