5 Fakta yang Perlu Diketahui Tentang Hepatitis E

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 September 2020
5 Fakta yang Perlu Diketahui Tentang Hepatitis E5 Fakta yang Perlu Diketahui Tentang Hepatitis E

Halodoc, Jakarta – Penyakit hepatitis merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Hepatitis memiliki banyak jenis, salah satunya adalah hepatitis E. Kondisi hepatitis E yang tidak diatasi dengan baik dapat meningkatkan risiko gagal hati pada pengidapnya. Untuk itu, tidak ada salahnya ketahui beberapa fakta mengenai penyakit hepatitis E, di sini.


Baca juga: Cegah Hepatitis E, Hindari 4 Kebiasaan Ini


1.Hepatitis E Disebabkan oleh Virus HEV

Virus HEV menjadi penyebab utama dari penyakit hepatitis E. HEV dapat ditemukan pada feses pengidap. Perlu diketahui, bahwa penyakit hepatitis E menjadi salah satu jenis hepatitis yang mudah menular. Penularan dapat terjadi saat seseorang tidak sengaja mengonsumsi makanan atau minuman yang terpapar virus HEV.


Melansir Centers for Disease Control and Prevention, biasanya penularan hepatitis E ketika seseorang mengonsumsi air yang sudah terpapar virus HEV akibat tidak melalui proses memasak dengan baik. Selain itu, sanitasi yang buruk juga semakin meningkatkan risiko penyebaran virus HEV. Untuk itu, selalu jaga kebersihan lingkungan agar penyakit hepatitis E tidak mudah menyebar.


2.Ibu Hamil dapat Tularkan Hepatitis E pada Bayi dalam Kandungan

Penularan hepatitis E ternyata dapat terjadi dari ibu hamil ke bayi dalam kandungan. Untuk itu, sebaiknya ibu hamil hindari lokasi-lokasi yang menjadi wilayah penyebaran hepatitis E agar kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan selalu terjaga dengan baik. Ibu hamil yang mengalami hepatitis E pada trimester kedua berisiko alami kondisi gagal hati, kematian janin, serta kematian pada ibu hamil.


Selain ibu hamil, ada beberapa golongan yang cukup rentan tertular penyakit hepatitis E, seperti seseorang yang tinggal di wilayah padat penduduk, melakukan hubungan intim dengan pengidap hepatitis E tanpa kondom, dan tinggal bersama pengidap hepatitis E.


Baca juga: A, B, C, D, atau E, Jenis Hepatitis yang Paling Parah?


3.Virus HEV Memiliki Masa Inkubasi dalam Tubuh

Melansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala hepatitis E tidak akan langsung dialami oleh pengidap ketika seseorang terpapar virus HEV. Virus ini memiliki masa inkubasi dalam tubuh selama 2–10 minggu. Namun, biasanya pada 5–6 minggu, pengidap sudah merasakan gejala awal dari penyakit hepatitis E.


4.Penyakit Kuning menjadi Gejala Hepatitis E

Penyakit hepatitis E akan menyebabkan pengidapnya mengalami kondisi demam ringan dan penurunan nafsu makan sebagai gejala awal. Gejala akan berkembang sehingga pengidap mengalami kondisi mual dan muntah selama beberapa hari yang disertai dengan sakit perut. Tidak hanya itu, gejala lain juga akan terlihat pada bagian kulit pengidap yang mengalami ruam dan gatal pada kulit. 


Selain beberapa gejala tersebut, penyakit kuning menjadi salah satu gejala yang cukup khas menandakan adanya virus HEV dalam tubuh. Kondisi ini juga disertai dengan urine yang berwarna gelap dan feses berwarna pucat.


5.Hepatitis E dapat Dicegah

Meskipun belum ada vaksin yang dapat mencegah hepatitis E, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan rajin menjaga kebersihan tubuh. Melansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, saat bepergian menuju wilayah yang menjadi penyebaran hepatitis E, sebaiknya pastikan untuk mengonsumsi air dalam kemasan agar mencegah penularan hepatitis E.


Mencuci tangan dengan benar juga menjadi salah satu pencegahan yang dinilai cukup efektif untuk mencegah hepatitis E. Jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan sehat agar kondisi kesehatan selalu dalam kondisi yang optimal.

Itulah beberapa fakta yang perlu kamu ketahui seputar penyakit hepatitis E. Biasanya, saat kamu didiagnosis mengalami hepatitis E, dokter akan menyarankan untuk perbanyak istirahat, mengonsumsi makanan sehat, mengonsumsi banyak cairan, serta tidak mengonsumsi alkohol. 


Baca juga: Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Hepatitis E


Kamu dapat gunakan aplikasi Halodoc dan bertanya pada dokter jika keluhan kesehatan yang kamu alami tidak membaik dalam beberapa hari. Terapi imunosupresi dan terapi antivirus dapat dilakukan sebagai pengobatan untuk mengatasi hepatitis E yang tidak kunjung membaik. Bahkan, pada kasus yang cukup parah, hepatitis E perlu diatasi dengan prosedur transplantasi hati.





Referensi:
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada 2020. Hepatitis E.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Hepatitis E.
World Health Organization. Diakses pada 2020. Hepatitis E.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan