Alasan Gagal Hati Sebabkan Penurunan Fungsi Otak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Maret 2019
Alasan Gagal Hati Sebabkan Penurunan Fungsi OtakAlasan Gagal Hati Sebabkan Penurunan Fungsi Otak

Halodoc, Jakarta – Gagal hati beda dengan patah hati, tapi keduanya sama-sama memengaruhi kehidupan. Bedanya adalah gagal hati terjadi akibat kerusakan organ hati, bukan karena putus cinta atau ditolak orang yang disukai.

Kerusakan organ hati biasanya disebabkan karena penyakit sirosis, infeksi hepatitis, kekurangan gizi (malnutrisi), konsumsi alkohol berlebih, tingginya kadar zat besi dalam tubuh, dan efek samping konsumsi obat (seperti antibiotik, parasetamol, dan anti kejang).

Baca Juga: Bukan Karena Putus Cinta, Apa Itu Gagal Hati?

Gejala awal gagal hati mirip dengan kondisi medis lainnya sehingga sering salah terdiagnosis. Gejalanya meliputi lelah, diare, mual, dan nafsu makan berkurang. Kerusakan organ hati yang terus berlanjut membuat pengidapnya mengalami muntah, lesu, mudah mengantuk, nyeri perut bagian kanan atas, perut membengkak, mudah mengalami perdarahan, disorientasi mental, hingga koma.

Mengapa Gagal Hati Bisa Sebabkan Penurunan Fungsi Otak?

Penurunan fungsi otak terjadi ketika organ hati tidak berhasil mengeluarkan racun amonia dari aliran darah. Kondisi ini lebih dikenal sebagai ensefalopati hepatikum, yaitu perubahan kepribadian, psikologi, dan sistem saraf yang rentan terjadi pada pengidap gagal hati.

Amonia diproduksi oleh bakteri di dalam perut dan usus, kemudian dipecah organ hati agar tidak membahayakan tubuh. Pada pengidap gagal hati, amonia ada dan masuk ke dalam darah, menuju otak, hingga mengganggu fungsi otak.

Kondisi ini ditandai dengan kebingungan, mudah lupa, sering mengantuk, perubahan suasana hati, lemah, lesu, dan lunglai. Gejala lainnya berupa sakit kuning, sulit berbicara, dan tubuh gemetar.

Baca Juga: 8 Orang Ini Berpotensi Terkena Gagal Hati

Bagaimana Cara Mencegah Penurunan Fungsi Otak Akibat Gagal Hati?

Fokusnya pada penanganan gangguan fungsi hati untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Penanganan awal berupa pemberian obat-obatan, terutama pada kasus gagal hati akut akibat keracunan, infeksi virus, atau overdosis parasetamol. Hal ini bertujuan untuk menetralkan efek obat atau racun dan mengurangi kerusakan hati. Jika konsumsi obat belum bisa mengatasi gagal hati, dipertimbangkan untuk melakukan transplantasi hati. Sedangkan pengobatan gagal hati kronis bertujuan untuk menyelamatkan organ hati yang masih berfungsi. Jika tidak memungkinkan, diperlukan transplantasi hati.

Pengobatan gagal hati perlu segera dilakukan agar tidak berujung pada ensefalopati hepatikum, yaitu penurunan fungsi otak karena hati tidak mampu menyaring racun dalam aliran darah. Gagal hati yang tidak diobati bisa menyebabkan komplikasi seperti perdarahan, pembengkakan otak, gagal ginjal, serta infeksi pada darah, saluran pernapasan, dan saluran kemih.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Gagal Hati?

Gagal hati dan dampaknya pada fungsi otak bisa dicegah dengan membatasi konsumsi alkohol harian dan konsumsi parasetamol sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Pencegahan gagal hati berfokus pada penyebabnya.

Misalkan pada kasus hepatitis, dicegah dengan vaksinasi, tidak berbagi alat suntik dan alat pribadi lainnya (seperti sikat gigi dan pisau cukur), dan menjaga kebersihan diri (seperti rutin cuci tangan pakai sabun).

Baca Juga: Tindakan Medis Ini Harus Dilakukan untuk Atasi Gagal Hati

Itulah tanda dan gejala gagal hati yang bisa memengaruhi aktivitas. Kalau kamu mengalami gejala tersebut, segera bicara pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!Q

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan