Anemia Pada Ibu Hamil, Harus Dirawat di Rumah Sakit?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 Januari 2018
Anemia Pada Ibu Hamil, Harus Dirawat di Rumah Sakit?Anemia Pada Ibu Hamil, Harus Dirawat di Rumah Sakit?

Halodoc, Jakarta – Pada ibu hamil, pemenuhan nutirisi adalah satu hal yang harus dipastikan,  termasuk pemenuhan zat besi. Sebab saat hamil wanita membutuhkan lebih banyak asupan karena perlu “berbagi” segala hal pada sang buah hati yang tengah dikandung.

Kekurangan zat besi adalah  satu penyebab utama terjadinya penyakit anemia alias kekurangan zat darah merah. Jika anemia terjadi pada  ibu hamil kemungkinan dapat berdampak buruk. Seperti bayi lahir prematur, berat badan bayi rendah, kecacatan hingga keguguran. Lantas apakah ibu hamil yang mengalami anemia harus dirawat secara khusus di rumah sakit?

Meski berisiko, namun tidak semua ibu hamil yang mengalami anemia harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Sebab ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan sebelum meberi penanganan medis pada wanita yang tengah mengandung.

Jika anemia yang terjadi pada ibu masih tergolong ringan dan dapat diatasi, biasanya rawat inap tidak terlalu diperlukan. Pada kondisi ini biasanya ibu akan diberikan obat-obat penambah darah serta  anjuran untuk mengatur pola makan, terutama anjuran untuk mengonsumsi makanan penambah darah.

Sementara jika anemia yang terjadi cukup parah, untuk menghindari hal yang tak diinginkan ibu harus dipantau secara penuh oleh ahli. Artinya rawat inap di rumah sakit menjadi pilihan terbaik jika hal ini sampai terjadi. Hal ini juga berlaku pada anemia yang sudah mulai mengganggu kehamilan, pada beberapa kasus mungkin saja dibutuhkan transfusi darah untuk menambah sel darah merah atau hemoglobin pada ibu hamil.

Mengapa Anemia Bisa Berbahaya?

Anemia adalah penyakit yang bisa membahayakan kandungan. Sebab anemia dapat menyebabkan sirkulasi oksigen pada tubuh terhambat. Padahal kekurangan oksigen dapat menyebabkan gangguan dalam penyerapan vitamin yang dibutuhkan janin.

Anemia yang tak ditangani pada ibu hamil pun dapat menyebabkan masalah serius lainnya. Termasuk lemahnya kemampuan kontraksi tubuh, hal ini tentu akan berdampak pada proses persalinan. Lemahnya kontraksi dapat menyebabkan persalinan semakin sulit dan berisiko. Ibu hamil yang mengalami anemia juga berpotensi mengalami stres dan depresi selama hamil bahkan sampai setelah melahirkan.

Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk mencegah anemia pada ibu hamil. Salah satunya dengan banyak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti kacang-kacangan, daging, dan ikan.

Ibu perlu waspada dan super hati-hati agar tak terkecoh dan tak mengalami anemia. Pasalnya gejala-gejala anemia terkadang tidak dapat dibedakan dengan gejala kehamilan yang biasa terjadi.

Biasanya jika anemia mulai memburuk, akan muncul beberapa gejala seperti cepat lelah dan merasa lemah, ibu hamil mungkin juga akan terlihat pucat saat mengalami anemia.

Gejala lain yang mungkin terjadi adalah denyut jantung yang tidak teratur serta sesak napas, mual dan muntah, sakit kepala, gatal-gatal, rambut rontok, sariawan dan perubahan pada indera perasa.

Jika ibu mencuragai beberapa gejala yang muncul adalah anemia, maka perlu untuk segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Biasanya untuk memastikan anemia ibu hamil perlu menjalani tes darah. Biasanya tes ini akan dilakukan di masa awal kehamilan. Pemeriksaan USG juga diperlukan untuk memastikan kondisi kehamilan cukup sehat dan baik-baik saja untuk dijalani.

Kalau menemukan gejala-gejala awal namun tidak meyakini bahwa itu adalah anemia, ibu bisa coba berbicara dengan dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi lewat Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Halodoc juga bisa digunakan untuk merencanakan pemeriksaan laboratarium dan membeli obat atau produk kesehatan. Pesanan akan diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Ayo! Download aplikasi Halodoc sekarang di Google Play dan App Store.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan