Apakah Hamil Kembar Bisa Terjadi ke Semua Orang?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Mei 2018
Apakah Hamil Kembar Bisa Terjadi ke Semua Orang?Apakah Hamil Kembar Bisa Terjadi ke Semua Orang?

Halodoc, Jakarta – Sebagian orang sangat mendambakan punya anak kembar, tapi tidak semua orang bisa punya anak kembar. Fakta hamil kembar yang perlu diketahui adalah apakah ada di antara keluarga yang memiliki anak kembar. Entah itu dari keluargamu ataupun keluarga pasangan.

Selain faktor genetik, fakta hamil kembar lainnya yang perlu diketahui adalah kemungkinan besar hamil kembar terjadi pada orang yang menjalani diet rendah lemak, terutama vegetarian. Wanita menjelang akhir masa suburnya juga berkemungkinan besar hamil kembar. Sebab, menurut pakar kesuburan dan kehamilan, Emma Cannon, tubuh biasanya panik menjelang masa subur dan melepas lebih dari satu telur, sehingga membuka peluang lebih besar untuk hamil kembar.

Diet dan iklim juga memengaruhi probabilitas kehamilan kembar. Misalnya pasangan-pasangan di Nigeria biasanya mendapatkan satu kehamilan kembar dari 20-30 kehamilan. Selain itu, terapi kesuburan juga dapat meningkatkan kemungkinan anak kembar.

Apakah perawatan kehamilan kembar berbeda dengan kehamilan biasa? Lantas, fakta hamil kembar apalagi yang perlu diketahui serta persiapannya? Yuk, baca informasinya di sini. (Baca juga: Inilah 3 Infeksi Miss V Saat Hamil)

  1. Usia 30-an Sampai 40-an Lebih Memungkinkan untuk Hamil Kembar

Ternyata wanita memiliki peluang untuk hamil kembar di usia 30-an sampai 40-an. Penjelasannya adalah di usia tersebut ovulasi tidak teratur, sehingga memungkinkan untuk terjadinya “kesalahan” pelepasa dua telur yang menciptakan peluang untuk kehamilan kembar.

  1. Wanita Hamil Kembar Membutuhkan Asam Folat Ekstra

Janin yang perlu diberi nutrisi ada dua, sehingga wanita hamil membutuhkan ekstra asam folat serta nutrisi lainnya untuk memenuhi kebutuhan asupan janin. Biasanya, asam folat yang dibutuhkan untuh kehamilan kembar adalah 1 miligram per harinya.

  1. Kehamilan Kembar Membutuhkan Pemantauan Lebih Ekstra

Faktanya adalah kehamilan kembar membutuhkan perawatan ekstra untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya komplikasi. Risiko keguguran pada bayi kembar lebih tinggi ketimbang bayi tunggal.

  1. Morning Sick yang Lebih Parah

Kadar hormon pada kehamilan kembar lebih tinggi ketimbang kehamilan tunggal, sehingga rasa mual, sakit punggung, nyeri di ulu hati, dan kesulitan tidur terjadi dua kali lebih tinggi. Ada banyak kerepotan, perasaan tidak enak, dan perubahan mood yang mengiringi sepanjang kehamilan kembar ini. Sehingga, wanita yang sedang menjalani kehamilan kembar butuh ekstra perhatian dan bantuan dari orang di sekelilingnya.

  1. Tendangan Bayi Lebih Telat

Pada kehamilan kembar, pergerakan bayi termasuk tendangannya lebih terasa menginjak minggu ke 18 atau ke 20. Jika ini adalah kehamilan pertama, akan susah buat wanita hamil untuk membedakan apakah ini benar-benar tendangan bayi atau hanya pergerakan dari sistem pencernaan ibu hamil saja.

  1. Persalinan Bayi Kembar Bisa Datang Lebih Awal

Sebagian besar wanita hamil kembar melahirkan bayi ketika menginjak usia kehamilan 36 atau 37 minggu. Bila dibandingkan dengan kehamilan tunggal yang melahirkan di usia kehamilan 40 minggu, terdapat selisih 3-4 minggu kelahiran. Tidak perlu cemas, ini biasa terjadi. Pastikan saja untuk selalu mengontrol kehamilan secara teratur dan melakukan hal-hal yang disarankan oleh dokter untuk dilakoni selama kehamilan kembar.

Jika ingin tahu lebih banyak mengenai kehamilan kembar ataupun bagaimana menentukan olahraga dan nutrisi tepat semasa kehamilan, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan