3 Jenis Vaksin Booster yang Efektif Cegah COVID-19
“Vaksin dosis ketiga atau yang dikenal dengan istilah vaksin booster mulai disebarluaskan di beberapa wilayah di Indonesia sejak Januari lalu. Sejauh ini, ada 3 jenis kandidat vaksin yang digunakan, salah satunya AstraZeneca. Lantas, sampai mana keefektivitasan ketiga jenis vaksin booster tersebut?”

Halodoc, Jakarta – Vaksin booster dilakukan melalui dua cara, yaitu mekanisme homolog dan heterolog. Mekanisme homolog adalah pemberian vaksin dengan jenis yang sama seperti dua dosis sebelumnya. Sedangkan heterolog adalah pemberian vaksin dengan jenis vaksin berbeda seperti dua dosis sebelumnya.
Vaksin booster yang diberikan berfokus pada pencegahan COVID-19, sekaligus menunjang proses penyembuhan pengidap yang terinfeksi. Keefektivitasannya sudah bisa terlihat setelah 14 hari pemberian dosis. Keefektifitasan vaksin juga tidak tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kebangsaan seseorang.
Baca juga: Alasan Vaksin Booster Diberikan Setengah Dosis
Jenis Vaksin Booster yang Efektif Mencegah COVID-19
Ministry of Health Chile, dalam jurnal berjudul Immunization Campaign against SARS-CoV-2 – Early estimates of the effectiveness of booster shots in Chile, sejauh ini ada 4.785.749 total penduduk yang memperoleh dua dosis vaksin lengkap, dengan 2.017.878 penerima vaksin booster.
Sedangkan di dalam Indonesia, jumlah penerima vaksin booster yang tercatat hingga 23 Januari 2022 sebanyak 1.366.115 orang. Jumlahnya terus bertambah hingga kini, mengingat seluruh dunia menggalakkan vaksin booster guna mencegah Coronavirus varian baru yang belum terprediksi sampai kapan akan hilang.
Nah, di Indonesia ada 3 jenis vaksin booster yang diberikan, yaitu:
1. Booster AstraZeneca
Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Vaccine berjudul Immunogenicity of a third dose viral-vectored COVID-19 vaccine after receiving two-dose inactivated vaccines in healthy adults, studi heterolog boosting menunjukan bahwa setelah 2 dosis penuh Coronavac yang diikuti dengan 1 dosis vaksin Astrazeneca menghasilkan level spike RBD-specific IgG, immunoglobulin, dan anti-S1 IgA yang lebih tinggi secara signifikan (P<0,001).
Bukan itu saja, aktivitas netralisasi terhadap virus wild type dan Variant of Concern terbilang lebih tinggi ketimbang pada seseorang yang hanya melakukan 2 dosis vaksin saja. Menurut studi dari Ministry of Health Chile, efektivitas terhadap pencegahan infeksi COVID-19 meningkat menjadi 93 persen setelah 14 hari pemberian booster.
Baca juga: 10 Vaksin Corona yang Digunakan di Indonesia
2. Booster Pfizer BioNTech
Jenis vaksin booster selanjutnya adalah Pfizer BioNTech. Vaksin ini dinilai dapat meningkatkan efektifitas terhadap COVID-19 dari 56 persen menjadi 90 persen, 14 hari setelah pemberian dosis. Vaksin ini efektif dalam mencegah perawatan di rumah sakit pada pengidap COVID-19 dari 84 persen menjadi 87 persen, 14 hari setelah pemberian dosis vaksinasi.
3. Booster Sinovac
Jenis vaksin booster selanjutnya adalah Sinovac. Vaksin ini dinilai dapat meningkatkan efektifitas terhadap COVID-19 dari 56 persen menjadi 80 persen, setelah 14 hari pemberian dosis. Vaksin ini efektif mencegah perawatan di rumah sakit pada pengidap COVID-19 dari 85 persen menjadi 88 persen, 14 hari setelah pemberian dosis vaksinasi.
Baca juga: Waspada Sesak Napas saat Terinfeksi Omicron
Ketiga jenis vaksin yang disebutkan dinilai dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara signifikan. Berkaitan dengan jenis vaksinnya, kamu bisa memilih yang sesuai dengan kondisi tubuh. Jika kamu ingin mendapatkan dosis vaksin booster, kamu bisa memesan layanan vaksinasi COVID-19 melalui aplikasi Halodoc lo!
Dukung program pemerintah dengan menurunkan kasus infeksi dengan melakukan vaksin dosis ketiga, ya! Jika kamu ingin mengetahui informasi menarik seputar kesehatan lainnya, download Halodoc sekarang juga!
Referensi: