4 Bahaya Long COVID-19 bagi Kesehatan Pernapasan Manusia
“Long COVID-19 merupakan serangkaian gejala yang dapat berkembang setelah seseorang terinfeksi virus corona. Kondisi ini bisa terjadi selama mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan, serta menyebabkan masalah kesehatan baru, termasuk masalah pernapasan.”

Halodoc, Jakarta – Orang yang mengidap COVID-19 umumnya dapat sembuh hanya dalam waktu dua minggu. Namun, pada beberapa kasus, ada yang mengalami masalah kesehatan berkepanjangan, bahkan setelah dinyatakan negatif dari penyakit COVID-19.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kondisi ini sebagai long COVID-19. Pada dasarnya kondisi ini merupakan tanda, gejala, dan kondisi yang berlanjut atau berkembang setelah infeksi COVID-19 awal.
Meskipun kasusnya kian menurun, tetapi penting bagi kamu untuk tetap memantau informasi mengenai bahaya long COVID-19.
Bahaya Long COVID-19 bagi Pernapasan
Long COVID-19 dikenal dengan banyak nama, antara lain, kondisi pasca-COVID, COVID jangka panjang, COVID-19 pasca-akut, dan COVID kronis. Biasanya gejala long covid dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Nah, berikut ini beberapa bahaya long COVID-19 bagi pernapasan manusia:
1. Sindrom gangguan pernapasan akut
Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention memperkirakan bahwa, 3-17 persen orang yang mengidap COVID-19 mengalami komplikasi yang dikenal sebagai sindrom gangguan pernapasan akut atau ARDS.
Kondisi ini menyebabkan pengidapnya kehilangan kemampuan untuk bernapas secara normal, yang diakibatkan oleh peradangan parah di paru-paru. Peradangan bisa terjadi ketika terdapat kerusakan pada sel.
Dalam kasus COVID-19, peradangan disebabkan oleh virus yang merusak dan menginfeksi sel paru-paru. Untuk mengetahui gejala kondisi ini, kamu bisa klik laman berikut, “Kenali Gejala dari Acute Respiratory Distress Syndrome.”
2. Pneumonia
Bahaya long COVID-19 selanjutnya yaitu pneumonia. Pneumonia terjadi ketika paru-paru meradang dan dipenuhi oleh cairan, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Bagi sebagian orang, masalah pernapasan bisa cukup parah hingga memerlukan perawatan di rumah sakit dengan bantuan oksigen atau ventilator.
Pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19 cenderung menyerang di kedua paru-paru. Kebanyakan orang bisa sembuh dari pneumonia jika tidak mengalami kerusakan paru-paru.
Namun, pneumonia terkait COVID-19 justru bisa bertambah parah. Bahkan setelah virusnya pergi, cedera paru-paru dapat bertahan dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membaik.
3. Bronkitis COVID
Bronkitis COVID juga merupakan komplikasi yang disebabkan oleh long COVID-19. Kondisi ini terjadi pada saluran udara ketika dahak diproduksi secara berlebihan, sehingga mengakibatkan batuk dan dada tersumbat.
Dahak yang berlebih dapat mempersempit saluran udara, dan membuat pernapasan menjadi lebih sulit. Untuk mendeteksi penyakit ini, kamu mungkin mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh selama berbulan-bulan setelah infeksi awal.
4. Sepsis
Bahaya long COVID-19 lainnya yang mungkin terjadi adalah sepsis. Sepsis disebabkan ketika infeksi telah menyebar melalui aliran darah, sehingga dapat menyebabkan kerusakan di banyak jaringan tubuh.
Paru-paru, jantung, dan sistem tubuh lainnya saling bekerja sama untuk mendukung fungsi tubuh. Ketika sepsis menyebar, kerja sama antar organ menjadi berantakan. Akibatnya seluruh sistem organ mulai berhenti satu per satu. Pada beberapa kasus sepsis memang bisa diselamatkan, tetapi dapat meninggalkan kerusakan permanen pada paru-paru dan organ lainnya.
Berbagai Gejala Long COVID-19
Gejala long COVID-19 sebenarnya tidak jauh berbeda dengan gejala COVID pada umumnya, yaitu:
- Kelelahan ekstrem.
- Merasa sesak napas.
- Nyeri otot.
- Kehilangan indra penciuman.
- Demam.
- Gejala neurologis atau kondisi mental seperti kesulitan berpikir dan berkonsentrasi, sakit kepala, masalah tidur, pusing saat berdiri, serta depresi atau kecemasan.
- Nyeri dada dan detak jantung yang berdebar cepat.
- Diare dan sakit perut.
- Gumpalan darah dan masalah pada pembuluh darah.
- Tinnitus.
- Ruam.
Faktor Risiko Long COVID-19
Long COVID-19 bisa menyerang siapapun, baik yang masih mengidap penyakit atau yang sudah dinyatakan negatif dari penyakit ini. Namun, risiko seseorang mengalami long COVID-19 mungkin lebih besar jika ia memiliki salah satu kondisi berikut:
- Memiliki penyakit COVID-19 yang parah, terutama jika dirawat di rumah sakit atau membutuhkan perawatan intensif.
- Memiliki riwayat kesehatan tertentu sebelum terserang COVID-19.
- Tidak mendapatkan vaksin COVID-19.
- Memiliki sindrom inflamasi multisistem (MIS) selama atau setelah COVID-19. MIS adalah kondisi langka namun serius di mana bagian tubuh yang berbeda menjadi meradang.
Itulah bahaya long COVID-19, beserta gejala dan faktor risikonya. Jika kamu mengalami salah satu gejala tersebut, jangan ragu untuk segera tanyakan pada dokter lewat aplikasi Halodoc. Yuk download Halodoc di ponselmu sekarang juga.
