4 Kondisi yang Bisa Dideteksi dengan Cek Sperma

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Juli 2020
4 Kondisi yang Bisa Dideteksi dengan Cek Sperma 4 Kondisi yang Bisa Dideteksi dengan Cek Sperma

Halodoc, Jakarta – Setiap pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan momongan pasti melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya. Kamu dan pasangan mungkin ingin menemukan penyebab yang mencegah terjadinya kehamilan. Nah, tes kesuburan adalah prosedur yang bisa membantu menemukan penyebab tersebut. 

Dilansir dari WebMD, masalah kesuburan pria sering menjadi penyebab utama sulitnya terjadi kehamilan. Hal ini disebabkan karena produksi sperma yang rendah, tekstur, bentuk dan gerakan sperma yang abnormal. Nah, masalah-masalah ini bisa diketahui melalui cek sperma. Namun, bukan cuma itu saja, cek sperma ternyata juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kondisi lainnya.

Baca juga: Mau Tahu Ciri-Ciri Air Mani yang Sehat?

Kondisi yang Bisa Dideteksi Lewat Cek Sperma

Melansir dari Healthline, kondisi-kondisi berikut ini bisa dideteksi melalui cek sperma, yaitu:

1. Masalah Kesuburan

Cek sperma pasti akan direkomendasikan oleh dokter ketika pasangan sulit untuk hamil. Tes ini membantu dokter untuk menentukan kesuburan pria. Analisis ini juga membantu dokter dalam menentukan jumlah sperma atau disfungsi yang sering menjadi penyebab infertilitas.

2. Mendeteksi Masalah Genetik

Cek sperma juga bisa digunakan untuk mendeteksi masalah genetik pada pria, seperti sindrom klinefelter. Sindrom klinefelter adalah masalah genetik ketika pria memiliki kromosom X berlebih. Bukan cuma memengaruhi kesuburan, kondisi ini juga dapat menyebabkan berkurangnya massa otot, rambut pada tubuh, serta pembesaran pada jaringan payudara.

3. Keberhasilan Vasektomi

Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi permanen yang dilakukan dengan memotong tabung yang mengirim sperma dari testis ke penis. Nah, cek sperma bertujuan untuk memastikan tidak ada sperma dalam air mani pria yang telah menjalani vasektomi. Dokter menyarankan agar pria rutin melakukan cek sperma setidaknya sebulan sekali selama tiga bulan untuk memastikan tidak adanya kandungan sperma dalam air mani. 

4. Infeksi

Sperma yang normal memiliki level pH antara 7,2 dan 7,8. Apabila cek sperma menunjukan tingkat pH yang lebih tinggi dari 8,0, maka ini dapat mengindikasikan adanya infeksi. Apabila hasil menunjukan kurang dari 7,0, pria tersebut mungkin mengalami kontaminasi urine atau air mani yang tersumbat. 

Baca juga: Harus Tahu, Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Kualitas Sperma

Selain keempat kondisi di atas, cek sperma juga bisa mendeteksi ketidakseimbangan hormon pada pria, penyakit tertentu seperti diabetes atau paparan radiasi. Bila kamu punya masalah dengan sperma, tanyakan pada dokter lewat aplikasi Halodoc lebih lanjut. Melalui aplikasi, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Persiapan Sebelum Cek Sperma

Dokter pasti akan memberi tahu apa yang harus dilakukan sebelum menjalani cek sperma. Dokter mungkin akan menyarankan sejumlah hal berikut untuk mendapatkan sampel terbaik dan hasil yang akurat, yaitu:

  • Hindari ejakulasi selama 24 hingga 72 jam sebelum tes.
  • Hindari konsumsi alkohol, kafein, dan obat-obatan seperti kokain dan ganja dua hingga lima hari sebelum tes.
  • Berhenti minum obat herbal apa pun.
  • Hindari obat hormon apa pun.

Baca juga: Ini Tes-Tes Tambahan Bila Hasil Cek Sperma Abnormal

Bila kamu sedang diharuskan untuk minum obat, diskusikan dengan dokter terlebih dahulu. Dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk menghentikannya sementara atau mengurangi dosisnya. Biasanya, maksimal 30 menit setelah sperma diambil, maka harus segera diperiksa. Itulah beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang cek sperma. 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Semen Analysis and Test Results.
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Semen Analysis?.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan