5 Hal Ini Bisa Terjadi Jika Imunisasi Balita Tidak Dilakukan

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 November 2022

“Tak hanya tumbuh kembangnya, kesehatan balita juga harus mendapatkan perhatian penuh dari orang tua. Salah satunya dengan pemberian imunisasi balita sesuai anjuran WHO dan IDAI.”

5 Hal Ini Bisa Terjadi Jika Imunisasi Balita Tidak Dilakukan5 Hal Ini Bisa Terjadi Jika Imunisasi Balita Tidak Dilakukan

Halodoc, Jakarta – Imunitas balita yang belum berkembang dengan sempurna membutuhkan perhatian khusus dari orang tua. Sebab, tubuhnya masih akan sangat rentan terserang berbagai masalah kesehatan, terutama penyakit yang belum ada obatnya. Inilah mengapa, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah memberikan imunisasi balita secara rutin, sesuai waktunya. 

Badan Kesehatan Dunia WHO bekerja sama dengan Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa UNICEF menyebutkan bahwa sejak tahun 2020 terjadi penurunan yang cukup mengkhawatirkan terkait dengan tingkat imunisasi balita. Ini karena terjadi pembatasan pergerakan dan layanan kesehatan yang mengalami kendala selama pandemi berlangsung. 

Efek yang Mungkin Terjadi saat Imunisasi Balita Tidak Dilakukan

Padahal, imunisasi balita menjadi hal penting yang wajib diketahui orang tua, termasuk jenis dan waktu pelaksanaannya. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi apabila imunisasi balita tidak dilakukan:

1. Risiko mengalami sakit berat

Dampak pertama adalah anak menjadi lebih berisiko mengalami sakit berat, terutama berbagai masalah kesehatan yang hanya dapat diatasi dengan pemberian imunisasi. Misalnya batuk rejan, difteri, TBC, dan hepatitis. Tak hanya itu, balita yang tidak mendapat imunisasi juga memiliki risiko tinggi untuk terserang penyakit lainnya. 

Contohnya, saat anak terpapar penyakit campak, bukan tidak mungkin ia akan mengalami berbagai komplikasi seperti pneumonia, malnutrisi, diare, hingga kebutaan. 

2. Risiko anggota keluarga lain ikut terpapar penyakit

Imunisasi balita yang tidak diberikan juga meningkatkan risiko paparan penyakit pada anggota keluarga lainnya. Hal ini juga berlaku sebaliknya, balita yang tidak diimunisasi juga rentan tertular penyakit. 

Ketika seorang anggota keluarga sakit, bukan tidak mungkin penyakit akan menular ke anggota keluarga lainnya. Misalnya, orang dewasa adalah sumber paling utama terjadinya batuk rejan atau pertusis pada balita, bahkan meningkatkan risiko kematian. 

Nah, selain memberikan perlindungan pada balita, imunisasi juga memberikan perlindungan pada anggota keluarga lain, terutama orang tua dan orang di sekitar yang bisa jadi tidak bisa mendapatkan imunisasi. 

3. Berpotensi menyebarkan wabah penyakit

Beberapa kasus penyakit menular pada kelompok yang rentan bisa dengan cepat berkembang menjadi wabah. Inilah alasannya mengapa pemerintah masih menggalakkan pentingnya melakukan imunisasi polio untuk anak. 

Apabila banyak anak yang tidak mendapat imunisasi semakin bertambah jumlahnya, maka penyakit yang dapat dicegah bukan tidak mungkin dapat menjadi wabah kembali. 

4. Tingginya biaya perawatan

Paparan penyakit tak hanya memberikan efek terhadap pengidap dan keluarganya, tetapi juga berimbas pada masyarakat secara menyeluruh. Sakit dan komplikasi yang dialami memerlukan biaya pengobatan yang tinggi dan menghabiskan waktu yang tidak sebentar. 

Misalnya pada pengidap difteri yang memerlukan perawatan intensif sesegera mungkin pada fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan memadai untuk menangani komplikasinya yang mungkin terjadi. Pangidap akan ditempatkan pada ruangan diberikan obat khusus. 

Selain itu, penyakit campak memerlukan perawatan kira-kira sekitar 15 hari. Lalu, orang dewasa yang terpapar hepatitis rata-rata absen bekerja selama kurang lebih satu bulan. Terakhir, seorang bayi yang lahir dengan kondisi Sindrom Rubella Kongenital akan memerlukan pengobatan selama hidupnya dengan terapi dan bantuan medis yang pastinya memakan biaya tinggi. 

5. Terjadi penurunan kualitas hidup

Imunisasi balita yang tidak diberikan juga dapat berimbas pada penurunan kualitas hidup. Sebab, masalah kesehatan yang bisa dicegah dengan memberikan imunisasi biasanya membawa risiko komplikasi yang berujung pada disabilitas permanen. 

Misalnya, komplikasi penyakit campak yang dapat menyebabkan kebutaan. Lalu, kelumpuhan yang menjadi gejala paling berat pengidap polio, bahkan dapat berujung pada kematian.

Demikian tadi beberapa hal yang dapat terjadi apabila imunisasi balita tidak diberikan sesuai anjuran. Semua hal tentang imunisasi dan kesehatan anak bisa ibu tanyakan langsung pada dokter di Halodoc. Cek dan download Halodoc di ponsel ibu sekarang, ya!

Referensi:
UNICEF Indonesia. Diakses pada 2022. 7 konsekuensi dan risiko jika anak tidak mendapatkan imunisasi rutin.
Sehat Negeriku Kemenkes. Diakses pada 2022. Pastikan Bayi Anda Diberi Imunisasi Dasar Lengkap.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan