5 Hal yang Perlu Diperhatikan tentang Sindrom Lima

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 Februari 2023

“Sindrom Lima merupakan respon psikologis yang tidak normal, yakni saat penculik mengembangkan ikatan positif dengan tawanannya. Penculik bisa memiliki rasa simpati, empati, belas kasihan hingga cinta pada korbannya.”

5 Hal yang Perlu Diperhatikan tentang Sindrom Lima5 Hal yang Perlu Diperhatikan tentang Sindrom Lima

Halodoc, Jakarta – Sindrom Lima merupakan kelainan mental saat seorang penculik mengembangkan ikatan positif dengan tawanannya. Sindrom ini merupakan kebalikan dari sindrom Stockholm di mana tawanan atau korban lah yang memiliki rasa simpati terhadap penculiknya. 

Meskipun informasi mengenai sindrom langka tersebut masih terbatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai sindrom Lima. Simak ulasannya di sini!

Fakta Mengenai Sindrom Lima

Berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai sindrom ini:

1. Respon psikologis yang tidak normal

Kalau biasanya seorang penculik atau penjahat akan bersikap kejam dan tidak segan-segan untuk menyiksa korbannya, pengidap sindrom ini malah kebalikannya. 

Mereka malah bersimpati pada tawanan, menjalin hubungan yang dekat, bahkan bukan tidak mungkin mereka jatuh cinta dengan tawanannya.

Ini merupakan respons psikologis yang tidak normal, tapi bisa terjadi.

2. Berasal dari kasus penculikan di Lima

Sindrom Lima sendiri berasal dari kasus penyanderaan yang terjadi pada akhir tahun 1996 di Lima, Peru.

Saat itu, duta besar Jepang sedang menggelar pesta meriah dan mengundang ratusan tamu penting. Sebagian besar merupakan pejabat pemerintah, diplomat tinggi, dan eksekutif bisnis.

Kemudian, kelompok penentang pemerintahan yang menamai diri mereka Gerakan Revolusioner Tupac Amaru atau MTRA menangkap dan menyandera para tamu. 

Tuntutan mereka kepada pemerintah Peru adalah membebaskan anggota MTRA dari penjara. Namun, pada bulan pertama penyanderaan, mereka akhirnya membebaskan sebagian besar korban.

Anggota MTRA tersebut dikatakan merasa bersimpati terhadap tawanan mereka. 

3. Dari simpati hingga cinta

Sindrom Lima awalnya ditandai dengan berkembangnya rasa simpati dalam diri penculik terhadap tawanannya.

Perasaan tersebut bisa membuat penculik merasa kasihan dan ingin berbuat baik pada tawanan, bahkan memenuhi kebutuhan mereka. 

Pengidap sindrom ini juga mulai mengidentifikasi tawanannya. Seiring berjalannya waktu, hubungan yang terjalin akan semakin dekat dan bila si penculik berjenis kelamin laki-laki, ia bisa jatuh cinta pada tawanan wanitanya.

4. Penyebabnya masih belum jelas

Penyebab sindrom Lima masih belum diketahui secara pasti dan penelitian mengenai kondisi psikologis tersebut juga masih sedikit.

Namun, bila diidentifikasi dari kasus penyanderaan di Peru, beberapa faktor yang kemungkinan bisa menjadi penyebab sindrom tersebut, antara lain:

  • Usia muda dan kurang berpengalaman

Banyak anggota MTRA yang terlibat dalam penyanderaan masih remaja atau dewasa muda.

Banyak juga yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai masalah politik yang sebenarnya terjadi di balik operasi tersebut.

Dengan kata lain, orang yang lebih mungkin mengembangkan sindrom tersebut adalah mereka yang masih muda, kurang berpengalaman, dan kurang memiliki keyakinan yang kuat.

  • Hubungan yang positif bisa menguntungkan korban

Ingatlah bahwa banyak tawanan dalam krisis Lima adalah diplomat yang memiliki pengalaman dalam komunikasi dan negosiasi.

Karena itu, ada kemungkinan mereka membangun hubungan persahabatan dengan para penculik, sehingga para penculik bisa mengembangkan rasa simpati. 

  • Menghabiskan banyak waktu bersama

Menghabiskan waktu yang lama dengan seseorang bisa meningkatkan ikatan yang semakin dekat.

Meski begitu, hal ini tampaknya tidak begitu berperan dalam krisis Lima, karena banyak sandera yang dibebaskan lebih awal.

5. Sindrom Lima perlu mendapatkan penanganan ahli

Sindrom Lima mungkin terlihat sebagai sesuatu yang positif. Hal itu karena penculik mengembangkan hubungan yang positif atau empati dengan korbannya.

Namun penting untuk diingat bahwa hubungan itu terjadi dalam keadaan traumatis. 

Jadi, orang dengan sindrom Lima mungkin saja mengalami pikiran dan perasaan yang bertentangan atau membingungkan.

Karena itu, pengidap sindrom Lima perlu mencari bantuan profesional untuk membantu memahami dan mengatasi perasaan yang mereka alami.

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai sindrom Lima. Bila kamu punya tentang masalah kesehatan tertentu, hubungi saja dokter melalui aplikasi Halodoc.

Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa tanya dokter dan minta saran kesehatan pada ahlinya kapan saja dan di mana saja.

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. What Is Lima Syndrome?
Psych Mechanics. Diakses pada 2023. Lima syndrome: Definition, meaning, & causes

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan