5 Mitos dan Fakta Terkait Carpal Tunnel Syndrome
“Nyeri di pergelangan tangan ataupun sensasi kesemutan tidak selalu terkait dengan carpal tunnel syndrome. Namun jika rasa nyeri di pergelangan tangan memburuk pada malam hari, kemungkinan besar itu disebabkan oleh carpal tunnel syndrome.”
Halodoc, Jakarta – Ketika rasa sakit, kesemutan, mati rasa, atau kelemahan terjadi di tangan dan pergelangan tangan, banyak orang langsung mengira kondisi tersebut disebabkan oleh carpal tunnel syndrome.
Meskipun gejalanya hampir sama seperti gangguan-gangguan pada umumnya, tidak berarti gejala yang disebutkan tadi sudah mengacu pada gangguan carpal tunnel syndrome. Yuk, simak selengkapnya mitos dan fakta terkait carpal tunnel syndrome di sini!
Mitos Fakta Seputar Carpal Tunnel Syndrome
Carpal tunnel syndrome adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh tekanan pada saraf median di pergelangan tangan. Carpal tunnel adalah lorong sempit yang dikelilingi oleh tulang dan ligamen di sisi telapak tangan. Ketika saraf median tertekan, ini bisa mengakibatkan gejala mati rasa, kesemutan, hingga kelemahan pada tangan dan lengan.
Gejala yang dimiliki sindrom ini mirip dengan gangguan-gangguan kesehatan pada umumnya, sehingga banyak yang salah kaprah mengenai penyakit ini. Ada banyak informasi beredar seputar kondisi ini yang tidak semuanya benar.
Berikut ini adalah mitos dan fakta terkait carpal tunnel syndrome yang wajib kamu ketahui!
1. Nyeri, Kesemutan, dan Kelemahan pada Tangan
Mitos: Nyeri atau kesemutan pada tangan adalah tanda carpal tunnel syndrome, terutama jika kamu menggunakan komputer sepanjang hari.
Fakta: Rasa sakit, mati rasa, atau kesemutan di tangan atau pergelangan tangan memang kerap identik dengan sindrom ini. Apalagi kalau memang orang yang mengalami gejala ini sering melakukan gerakan berulang seperti mengetik di depan laptop. Namun diperlukan beberapa langkah diagnosis untuk menentukan apakah penyebabnya carpal tunnel syndrome atau bukan.
Kondisi ini memiliki gejala khusus yang membedakannya dari kondisi lain dengan gejala sama. Ia biasanya menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, tetapi tidak pada jari manis atau kelingking.
Rasa sakit akibat kondisi ini juga memburuk di malam hari. Sebab, saat malam hari biasanya orang menjadi kurang aktif sehingga terjadi peningkatan cairan di jaringan pada lengan dan tangan. Peningkatan cairan ini bisa memicu tekanan pada carpal tunnel yang bisa memperburuk gejala. Selain itu, suhu yang lebih dingin, dan posisi tidur juga bisa membuat rasa nyeri lebih intens saat malam hari.
2. Gerakan Berulang dan Pekerjaan Tertentu
Mitos: Hanya orang yang bekerja di pabrik atau mengetik sepanjang hari yang berisiko mengalaminya.
Fakta: Memang benar jika ada kondisi terkait pekerjaan yang bisa memicu penyakit ini. Utamanya adalah pekerjaan yang melibatkan tingkat getaran tangan-lengan atau kekuatan tangan yang tinggi. Selain itu, pekerjaan yang membuat pergelangan tangan tertekuk dalam waktu lama, ataupun pengulangan gerakan juga berisiko mengalami kondisi ini.
Namun, tidak ada bukti klinis bahwa hanya hal-hal tersebut saja yang bisa memicu carpal tunnel syndrome. Stres yang berhubungan dengan pekerjaan, jenis kelamin perempuan, lansia, atau orang dengan riwayat diabetes juga berisiko mengalami kondisi ini.
Perempuan pun dinilai lebih berisiko mengembangkan sindrom ini dikarenakan perubahan hormonal yang bisa berpengaruh terhadap retensi cairan, terutama selama kehamilan atau menopause. Pembengkakan dapat mengurangi ruang yang tersedia di carpal tunnel sehingga dapat menekan saraf median.
3. Pengobatan dengan Metode Operasi
Mitos: Satu-satunya pengobatan yang ampuh adalah operasi.
Fakta: Sebenarnya operasi bukan satu-satunya metode pengobatan, ada beberapa pilihan perawatan non-bedah yang bisa membantu. Beberapa diantaranya adalah:
- Mengistirahatkan pergelangan tangan dengan menghindari gerakan berulang atau penggunaan berat.
- Mengenakan penyangga pergelangan tangan.
- Menggunakan terapi es.
- Mengonsumsi obat jenis NSAID atau diuretik.
- Minum obat kortikosteroid oral seperti prednison.
- Menerima suntikan steroid.
4. Metode Operasi Berisiko Besar
Mitos: Pembedahan untuk carpal tunnel syndrome memiliki risiko besar dan tingkat keberhasilan yang rendah.
Fakta: Pembedahan untuk kondisi ini adalah prosedur umum dengan tingkat keberhasilan klinis 75 hingga 90 persen. Meski memerlukan beberapa minggu dan terapi fisik untuk pemulihan, sebagian besar pasien bisa sembuh total dan mendapatkan fungsi tubuhnya kembali.
5. Tingkat Kerusakan
Mitos: Kerusakan akibatnya bisa bersifat permanen.
Fakta: Kerusakan akibat kondisi ini tidak selalu permanen. Jika diagnosisnya cukup awal dan mendapatkan penanganan dini, maka kerusakan yang diakibatkan carpal tunnel syndrome bisa segera teratasi. Bahkan, tak jarang juga penyintasnya bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Jika kamu mengalami gejala yang mirip kondisi ini dan ingin memastikan kondisi tersebut, segera buat janji medis untuk pemeriksaan lebih lanjut lewat aplikasi Halodoc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download Halodoc sekarang juga ya!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Carpal Tunnel Syndrome.
ProFysio Physical Therapy. Diakses pada 2022. Why Is Carpal Tunnel Worse at Night?
Chicago Methodist Senior Services. Diakses pada 2022. 5 Myths About Carpal Tunnel Syndrome.
Veritas Health. Diakses pada 2022. 6 Myths and Truths About Carpal Tunnel Syndrome.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan