5 Peran Orang Tua Perkembangan Jati Diri Remaja
“Jati diri anak dibentuk dari pola asuh orang tua yang ditanamkan sejak kecil. Orang tua menjadi panutan, penentu identitas seksual, pencegah pemberontakan, penentu identitas seksual dan pemberi arahan positif.”

Halodoc, Jakarta – Remaja menjadi masa peralihan masa kanak-anak menuju kedewasaan. Di masa ini juga jati diri remaja mulai terbentuk.
Krisis identitas diri cenderung muncul akibat lingkungan sosial dan karakter berbeda yang ditemui dari teman sebaya. Tak jarang muncul perasaan bingung hingga berdampak pada pembentukan jati diri.
Di sini peran orang tua dalam pembentukan jati diri remaja. Orang tua bertugas untuk mengarahkan anak agar tidak tergelincir pada karakter hingga jati diri yang buruk.
Berperan Sebagai Panutan hingga Pembatas Pergaulan
Fase remaja ditandai dengan perubahan fisik dan psikis. Perubahan psikis inilah yang berdampak pada perilaku secara emosional hingga jati dirinya.
Di masa peralihan ini, anak remaja cenderung sulit diatur karena menganggap dirinya sudah lebih besar. Mereka semakin menyadari keinginan diri sendiri dan tidak ingin bergantung pada keputusan orang tua.
Bahkan, sosok orang tua mulai disisihkan oleh anak karena menganggap orang tua tidak bisa mengerti keinginan mereka. Padahal, peran orang tua sangat berarti guna membentuk jati diri remaja.
1. Berperan sebagai Panutan
Anak secara langsung meniru apa saja yang dilakukan orang tua termasuk perilaku buruk mereka. Karena itu, usahakan untuk selalu menunjukkan hal-hal baik saja di depan anak.
Jangan berkata kasar, bersikap adil, mencontohkan sopan santun dan menunjukkan kepedulian serta kasih sayang. Cara ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan empati dalam diri anak.
2. Pencegah Pemberontakan
Fase mencari jati diri terkadang membuat anak jadi pemberontak karena keinginannya tidak dituruti. Mereka bahkan tak segan untuk melawan jika dinasehati oleh orang tua.
Itu tidak akan terjadi jika orang tua melakukan pendekatan pada anak dengan cara yang baik. Lakukan sejak kecil agar terbentuk perasaan saling menghormati dan menyayangi yang berpengaruh pada pembentukan jati dirinya.
3. Penentu Identitas Seksual Anak
Identitas seksual bukan hanya sekedar gender, tapi juga perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Pembentukan jati diri yang baik dari orang tua dapat memperkuat identitas seksual anak.
Anak laki-laki cenderung lebih agresif, lebih kuat, lebih tertutup, suka berdebat dan memiliki jiwa pelindung. Sementara anak perempuan cenderung lebih peduli, mandiri, memiliki naluri keibuan, cerewet dan pandai menyesuaikan diri.
4. Pemberi Arahan Positif
Pengarahan yang diberikan termasuk cara bergaul dengan teman dan bertindak dalam menyelesaikan masalah. Arahan ini bertujuan agar anak bisa mengatur dirinya sendiri sehingga tetap berada dalam jalur yang benar.
Dalam penentuan jati diri remaja, anak akan dipenuhi oleh banyak pilihan. Pengarahan positif yang diberikan orang tua secara langsung akan menanamkan nilai tanggung jawab pada diri anak.
5. Pola Asuh yang Tepat
Proses pembentukan jati diri akan sesuai dengan pola asuh yang diterapkan di rumah. Karena itu, penting bagi orang tua menerapkan pola asuh yang tepat dan kompak agar anak tidak merasa kebingungan.
Pola asuh berbeda dari orang tua berdampak pada kondisi psikis yang labil dan tidak terarah. Sebaiknya memang orang tua memberikan pola asuh yang sama untuk memudahkan anak membentuk jati dirinya.
Itulah peran orang tua dalam pembentukan jati diri remaja. Jika anak mengalami keluhan kesehatan, sebaiknya segera buat janji medis untuk melakukan langkah pemeriksaan. Untuk mendapatkan tips terkait pola asuh lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!