7 Faktor Risiko Seseorang Alami Auto Brewery Syndrome
“Ada beberapa hal yang bisa jadi faktor risiko auto-brewery syndrome. Termasuk kondisi medis, seperti masalah pencernaan dan organ hati.”

Halodoc, Jakarta – Sangat penting untuk mengetahui faktor risiko auto-brewery syndrome, karena penyakit ini bisa sangat mengganggu. Sindrom ini juga memiliki nama lain sindrom fermentasi usus dan fermentasi etanol endogen.
Kondisi langka ini dapat membuat kamu mabuk, padahal tidak minum alkohol. Ini terjadi ketika tubuh mengubah makanan bergula dan bertepung (karbohidrat) menjadi alkohol.
Siapa saja bisa mengalami sindrom ini, tetapi beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi. Ingin tahu? Simak lebih lanjut pembahasannya berikut ini!
Faktor Risiko Auto-Brewery Syndrome
Pada kasus auto-brewery syndrome, tubuh memproduksi alkohol (etanol) dari karbohidrat yang kamu makan. Proses ini terjadi di dalam usus atau sistem pencernaan. Kemungkinan penyebabnya adalah terlalu banyak jamur atau ragi di usus.
Beberapa jenis ragi yang dapat menyebabkan sindrom ini adalah:
- Candida albican.
- Candida glabrata.
- Torulopsis glabrata.
- Candida krusei.
- Candida kefir.
- Saccharomyces cerevisiae.
Orang dewasa dan anak-anak dapat mengalami kondisi ini. Tanda dan gejala pada keduanya pun serupa.
Lantas, apa saja faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap auto brewery syndrome? Berikut ini di antaranya:
1. Mengidap Penyakit Crohn
Auto-brewery syndrome biasanya merupakan komplikasi dari penyakit lain, ketidakseimbangan, atau infeksi dalam tubuh. Sindrom ini bukanlah penyakit bawaan lahir.
Namun, kamu mungkin terlahir dengan atau mendapatkan kondisi lain yang memicu auto-brewery syndrome. Misalnya, pada orang dewasa, terlalu banyak jamur di usus mungkin disebabkan oleh penyakit Crohn. Ini adalah salah satu faktor risiko auto-brewery syndrome.
2. Masalah pada Organ Hati
Pada beberapa orang, masalah pada organ hati dapat menyebabkan auto-brewery syndrome. Dalam kasus ini, hati tidak dapat membersihkan alkohol dengan cukup cepat. Bahkan sejumlah kecil alkohol yang dibuat oleh ragi usus dapat menyebabkan gejala.
3. Mengidap Sindrom Usus Pendek
Balita dan anak-anak dengan kondisi sindrom usus pendek (short bowel syndrome) memiliki peluang lebih tinggi terkena auto-brewery syndrome. Sindrom ini bahkan dapat menyebabkan seseorang mengalami mabuk setelah minum jus buah, yang secara alami tinggi karbohidrat.
4. Mengalami Gizi Buruk
Faktor risiko lainnya dari auto-brewery syndrome adalah gizi buruk atau kekurangan nutrisi. Namun, tidak semua kasus gizi buruk menyebabkan sindrom ini.
5. Efek Samping Antibiotik
Konsumsi obat-obatan seperti antibiotik juga bisa meningkatkan risiko auto-brewery syndrome, meski tidak selalu.
6. Mengidap Diabetes
Pada beberapa kasus, pengidap diabetes juga bisa mengalami auto-brewery syndrome.
7. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Faktor risiko lainnya dari auto-brewery syndrome adalah sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Selain mengetahui faktor risikonya, kamu juga perlu mewaspadai gejala auto-brewery syndrome. Orang dengan sindrom ini dapat mengalami peningkatan kadar alkohol dalam darah, meskipun hanya minum sedikit atau bahkan tidak minum alkohol sama sekali.
Mereka juga menunjukkan gejala mabuk, seperti:
- Kehilangan koordinasi tubuh.
- Mengeluarkan kata-kata yang kacau dan buruk.
- Perubahan suasana hati.
- Pusing.
- Kebingungan atau linglung.
- Sakit kepala.
Gejala lain yang juga dapat pengidap sindrom ini alami adalah:
- Bau mulut atau bau alkohol pada napas.
- Perubahan pada usus, seperti diare.
- Alergi bukan pada makanan.
- Sensitivitas pada makanan.
- Kejang.
Itulah pembahasan mengenai faktor risiko auto-brewery syndrome dan gejalanya yang perlu kamu waspadai. Jika memerlukan informasi lebih lanjut mengenai sindrom ini, download Halodoc saja untuk bertanya pada dokter melalui chat.