Adakah Dampak Kesehatan pada Anak Hasil Pembekuan Sel Telur?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   08 Juni 2023

“Hingga saat ini, masih perlu lebih banyak penelitian untuk mengetahui dampak dan risiko dari pembekuan sel telur. Namun, kemungkinan dampaknya adalah kelainan genetik, berat badan lahir rendah, dan gangguan pertumbuhan prenatal.”

Adakah Dampak Kesehatan pada Anak Hasil Pembekuan Sel Telur?Adakah Dampak Kesehatan pada Anak Hasil Pembekuan Sel Telur?

Halodoc, Jakarta – Pembekuan sel telur adalah proses saat sel telur wanita diambil dan dibekukan untuk digunakan di masa depan. Metode ini sering orang gunakan dalam perawatan infertilitas atau untuk tujuan menjaga kesuburan. 

Namun, banyak yang bertanya, adakah dampak kesehatan pada anak hasil prosedur ini. Mengutip Canadian Medical Journal, ada potensi kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada anak yang lahir dari prosedur ini. Hingga saat ini, masih perlu penelitian lebih banyak untuk mengetahui risiko kesehatan pada anak yang lahir dari pembekuan sel telur.

Dampak Kesehatan pada Anak Hasil Pembekuan Sel Telur

Ada beberapa dampak kesehatan yang mungkin timbul pada anak yang lahir dari hasil pembekuan sel telur, di antaranya:

1. Peristiwa kelainan genetik karena pembekuan sel telur

Ada kemungkinan bahwa membekukan sel telur dapat menyebabkan kerusakan pada materi genetik dalam sel telur. Selama proses pembekuan, terjadi perubahan suhu yang drastis yang dapat mempengaruhi integritas DNA.

Hal tersebut berpotensi meningkatkan risiko kelainan genetik pada anak yang lahir.

2. Pembekuan sel telur dapat sebabkan kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik yaitu ketika janin tumbuh di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehamilan yang berasal dari prosedur ini memiliki risiko tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik.

3. Berat badan lahir rendah

Ada juga penelitian yang menunjukkan, anak dari prosedur ini memiliki kecenderungan memiliki berat badan lahir yang lebih rendah, daripada anak yang lahir secara alami.

Hal tersebut mungkin berkaitan dengan faktor-faktor seperti perubahan lingkungan selama proses pembekuan dan penyimpanan. Selain itu, teknik pembekuan itu sendiri juga berpengaruh. 

4. Gangguan reproduksi pada ibu

Wanita yang menjalani prosedur ini mungkin mengalami risiko gangguan reproduksi atau masalah hormonal di kemudian hari. Hal tersebut dapat mempengaruhi masalah kehamilan, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kesehatan anak yang lahir.

5. Gangguan pertumbuhan prenatal

Dampak berikutnya, anak yang lahir dari sel telur yang dibekukan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pertumbuhan prenatal. Hal tersebut dapat berdampak pada berat badan, panjang tubuh, atau perkembangan organ-organ vitalnya.

6. Risiko kesehatan jangka panjang

Hingga saat ini, risiko kesehatan jangka panjang dari anak yang lahir dari pembekuan sel telur masih terbatas. Masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami kemungkinan dampak kesehatan jangka panjang. Termasuk risiko penyakit seperti kanker atau gangguan metabolik.

Adanya metode membekukan sel telur memberikan harapan pada banyak orang, salah satunya untuk menjaga kesuburan agar tetap bisa hamil. Namun bagaimanapun, teknologi tidak menghilangkan realitas waktu, atau menjamin bayi di masa depan. 

Meskipun prosedur ini umumnya aman, tetap ada risiko dalam jangka panjang, sama seperti prosedur medis lainnya.

Sebelum memutuskan untuk melakukannya, luangkan waktu untuk memahami prosedur medis ini sepenuhnya. Mulai dari berdiskusi dengan dokter ahli, membaca banyak jurnal terkait, hingga bertanya pada orang yang pernah melakukan pembekuan sel telur. 

Itulah yang perlu kamu ketahui tentang dampak kesehatan pada anak hasil pembekuan sel telur. Agar lebih memahaminya, baca juga artikel ini: Egg Freezing, Tingkatkan Peluang Kehamilan Meski Usia Tidak Lagi Muda

chat dengan dokter
Referensi:
Very Well Family. Diakses pada 2023. Should I Freeze My Eggs to Extend My Fertility?
NIH. Diakses pada 2023. Social egg freezing: risk, benefits and other considerations.
The New England Journal of Medicine. Diakses pada 2023. Fresh versus Frozen Embryos for Infertility in the Polycystic Ovary Syndrome.