Adakah Dampak Terlalu Cepat Vaksin setelah Negatif COVID-19?

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 Maret 2022

“Setelah dinyatakan negatif COVID-19, vaksin booster tetap perlu diberikan. Hal ini untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah risiko infeksi virus terjadi lagi. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 mungkin berbeda-beda pada setiap orang.”

Adakah Dampak Terlalu Cepat Vaksin setelah Negatif COVID-19?Adakah Dampak Terlalu Cepat Vaksin setelah Negatif COVID-19?

Halodoc, Jakarta – Vaksin COVID-19 menjadi salah satu cara untuk menurunkan risiko penularan virus corona. Sejauh ini, sebagian besar masyarakat dunia, termasuk Indonesia, diketahui sudah mendapatkan vaksin lengkap, yaitu dua dosis suntikan vaksin. Untuk meningkatkan lagi antibodi, saat ini sudah mulai digencarkan pemberian vaksin booster alias vaksin dosis ketiga. 

Vaksin diberikan untuk membantu merangsang pembentukan antibodi yang berperan melawan virus corona penyebab COVID-19. Namun, bagaimana dengan orang yang sudah terinfeksi virus dan disebut memiliki antibodi alami? Apakah pemberian vaksin lanjutan masih dibutuhkan? Kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan vaksin? Simak jawabannya di artikel berikut ini!

Vaksin COVID-19 setelah Terinfeksi Virus Corona 

Setelah mendapatkan vaksin lengkap, saat ini masyarakat dunia didorong untuk mendapatkan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga. Tujuannya untuk meningkatkan kekebalan tubuh, terutama meningkatkan antibodi dari vaksin kedua yang mungkin sudah menurun. Ada banyak versi yang menyebut kapan waktu terbaik mendapatkan vaksin booster setelah negatif COVID-19. 

Melansir Bisnis.com, Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes), melalui Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan ada jeda waktu sebelum mendapatkan vaksin. Bagi penyintas COVID-19 yang tidak mengalami gejala, bergejala ringan dan tidak dirawat di rumah sakit, bisa melakukan vaksin booster setelah satu bulan dinyatakan sembuh. 

Sementara untuk penyintas yang mengalami gejala cukup berat, hingga dirawat di rumah sakit, waktu yang dibutuhkan lebih panjang. Orang dengan kondisi ini perlu menunggu setidaknya 3 bulan setelah dinyatakan sembuh. Apakah jika pemberian vaksin dilakukan lebih cepat, bisa memicu dampak berbahaya? Masih dibutuhkan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui faktanya. Namun, WHO dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan vaksin COVID-19 bisa diberikan segera setelah masa isolasi selesai. 

Rekomendasi WHO dan US CDC  terkait Pemberian Vaksin 

Menurut Dr. Soumya Swaminathan, WHO Chief’s Scientist dan menurut interim guidelines dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa pemberian vaksin, baik dosis pertama maupun lanjutan sebenarnya bisa dilakukan segera setelah masa isolasi selesai. Rekomendasi selesai isolasi dari lembaga ini adalah setidaknya 5 hari setelah terkonfirmasi atau setelah 1×24 jam tidak lagi mengalami gejala demam dan gejala lain sudah mengalami perbaikan klinis. Rekomendasi CDC sebelumnya jika ada riwayat mendapatkan terapi plasma konvalesen, maka harus menunggu 90 hari (tiga bulan), tetapi rekomendasi terakhir tidak ada lagi penundaan untuk mendapatkan vaksin. 

Hal tersebut dikaitkan dengan kemampuan tubuh manusia yang berbeda-beda dalam memproduksi antibodi. Tidak semua orang yang sudah pernah terinfeksi virus pasti memiliki kemampuan melindungi yang sama. Kalaupun iya, tidak diketahui sampai kapan antibodi alami ini akan bertahan maka dari itu, pemberian vaksin booster tetap dianjurkan meskipun sudah pernah terinfeksi dan dinyatakan negatif COVID-19. 

Satu hal yang pasti, pemberian vaksin bisa dilakukan pada orang yang dianggap sudah layak dan tergantung pada regulasi yang berlaku. Belum ada konsensus baku tentang waktu pemberian vaksin pada para penyintas, setiap negara mempunyai regulasinya masing-masing, ada yang masih menggunakan interval 3 bulan, namun banyak negara, seperti Argentina dan Inggris, menggunakan interval 1 bulan seperti di negara kita. Jika ragu, kamu bisa berbicara terlebih dahulu dengan ahli kesehatan untuk mengetahui kapan waktu terbaik mendapatkan vaksin COVID-19 setelah dinyatakan negatif. Namun, sejauh ini tidak disebutkan ada dampak berbahaya yang bisa muncul akibat vaksin terlalu cepat. 

Jika merasa ragu, gunakan aplikasi Halodoc untuk terhubung dengan dokter atau ahli kesehatan. Ada fitur tanya dokter untuk berbicara dengan ahlinya melalui Video/Voice Call atau Chat. Kamu juga bisa menyampaikan keluhan atau gejala penyakit yang dialami. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play! 

Referensi: 
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. COVID-19 Vaccine Booster Shots.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Ending Isolation and Precautions for People with COVID-19: Interim Guidance
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Interim Clinical Considerations for Use of COVID-19 Vaccines Currently Approved or Authorized in the United States.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Summary Document for Interim Clinical Considerations
Medscape. Diakses pada 2022. No Consensus About Timing of Booster After COVID
Verywell. Diakses pada 2022. How Soon Can You Get Boosted After Recovering From COVID-19?
Health. Diakses pada 2022. How Soon After Having a COVID Breakthrough Infection Should You Get a Booster Shot?
Bisnis.com. Diakses pada 2022. Pernah Positif Covid-19? Ini Syarat Vaksin Booster Sesuai Anjuran Kemenkes.
WHO. Diakses pada 2022. Episode #50 – Do I still need the vaccine if I have COVID-19?