Alasan Hasil Swab Antigen dan Rapid Test Antibodi Bisa Berbeda

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   19 Oktober 2020
Alasan Hasil Swab Antigen dan Rapid Test Antibodi Bisa BerbedaAlasan Hasil Swab Antigen dan Rapid Test Antibodi Bisa Berbeda

Halodoc, Jakarta - Rapid test adalah pemeriksaan virus corona yang dijalankan di Indonesia untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi atau tidak. Di Indonesia, pemeriksaan rapid test dibedakan menjadi rapid test antibodi dan rapid test antigen (swab antigen). Banyak orang yang mengira bahwa pemeriksaan ini sama saja, padahal kedua pemeriksaan ini berbeda. 

Berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), penanganan COVID-19 di Indonesia menggunakan kedua jenis tes tersebut untuk memeriksa kasus suspek atau orang yang kontak erat dengan kasus probable atau kasus yang terkonfirmasi COVID-19. 

Baca juga: Novel Coronavirus Ditemukan Sejak 2012, Fakta atau Hoaks?

Perbedaan Hasil Swab Antigen dan Rapid Test Antibodi

Swab test antigen atau dikenal juga dengan rapid test antigen adalah pemeriksaan cepat untuk mendeteksi COVID-19 yang dilakukan untuk mengetahui adanya antigen virus COVID-19 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan. Antigen akan diketahui saat virus aktif berkembang.

Itulah mengapa swab antigen sebaiknya dilakukan saat seseorang baru saja terkena infeksi virus corona. Sebelum munculnya antibodi untuk melawan virus yang masuk ke tubuh, antigen berperan untuk mempelajarinya. Nah, saat itulah keberadaan antigen dideteksi. 

Perlu kamu ketahui bahwa terdapat kemungkinan ketidakakuratan hasil pada swab antigen. Alasannya karena virus yang dipelajari antigen bisa saja bukan virus COVID-19, melainkan virus lain seperti influenza. 

Sementara itu, rapid test antibodi adalah pemeriksaan diagnostik COVID-19 yang dilakukan secara cepat untuk mendeteksi antibodi dalam darah. Saat terinfeksi virus COVID-19, tubuh akan menghasilkan antibodi dalam beberapa hari kemudian. 

Respon antibodi pada pengidap yang terinfeksi COVID-19 akan muncul pada minggu kedua setelah infeksi. Hanya saja respon ini bisa berbeda pada setiap orang. Faktor yang mempengaruhinya yaitu usia, nutrisi, tingkat keparahan penyakit, dan ada penyakit lainnya yang menyertai. 

Di samping itu, potensi reaksi silang kehadiran antibodi akibat terdapat dua jenis virus selain COVID-19. Sebab, pemeriksaan ini tidak secara spesifik memeriksa virus COVID-19. Hasil tes bisa saja positif atau reaktif, tapi bukan disebabkan oleh COVID-19. 

Baca juga: Selain Virus Corona, Ini 12 Wabah Mematikan Lainnya dalam Sejarah

Kekurangan Rapid Test Antibodi dan Swab Antigen

Sayangnya, rapid test antibodi memiliki kekurangan karena tidak dapat spesifik mendeteksi virus COVID-19 sehingga hasilnya bisa berbeda. Hal ini karena adanya potensi reaksi silang kehadiran antibodi karena terdapat jenis virus lain selain COVID-19, misalnya influenza. 

Begitu juga dengan pemeriksaan swab antigen, ada kemungkinan hasil pemeriksaan yang berbeda atau tidak akurat. Alasannya karena virus yang terdeteksi kemungkinan bukan COVID-19, namun virus lain seperti influenza. 

Oleh sebab itu, walaupun ada dua jenis pemeriksaan, rapid test dan swab antigen, namun kedua pemeriksaan ini hanya sebagai pemeriksaan skrining awal virus COVID-19. Artinya, kamu tetap memerlukan swab test PCR untuk mendiagnosis virus COVID-19 supaya dapat dipastikan dengan tepat apakah seseorang terinfeksi atau tidak. 

Untuk meningkatkan kewaspadaan, pastikan sakit yang kamu alami bukan karena virus corona. Jika kamu mencurigai diri atau anggota keluarga mengalami infeksi virus corona, atau sulit membedakan gejala COVID-19 dengan flu biasa, segeralah tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Baca juga: 10 Fakta Virus Corona yang Wajib Diketahui

Jika gejala virus corona tersebut berkembang atau membuat kamu sakit selama proses karantina, segera bertanya atau temui dokter atau petugas medis untuk meminta saran mengenai cara evakuasi yang tepat. 

Mengapa perlu bertanya dulu sebelum ke rumah sakit? Setiap dokter di aplikasi Halodoc bisa memberikan diagnosis awal, kemudian bila memang diperlukan, bisa langsung melakukan rujukan ke rumah sakit untuk Corona yang terdekat dengan tempat tinggalmu.

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. How do COVID-19 antibody tests differ from diagnostic tests?
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
WHO. Diakses pada 2020. Advice on the use of point-of-care immunodiagnostic tests for COVID-19


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan