Apa Saja Penyebab Tangan & Kaki Kesemutan? Berikut Jawabannya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Agustus 2023
Apa Saja Penyebab Tangan & Kaki Kesemutan? Berikut JawabannyaApa Saja Penyebab Tangan & Kaki Kesemutan? Berikut Jawabannya

“Berdasarkan durasinya, kesemutan terbagi menjadi dua jenis, yakni sementara dan berkepanjangan. Kedua kondisi tersebut memiliki penyebab yang berbeda.”

Halodoc, Jakarta – Kesemutan atau parestesia adalah sensasi rasa kebas atau mati rasa yang kerap dialami banyak orang. Umumnya, kondisi ini terjadi akibat posisi duduk atau tidur terlalu lama dan kerap menyasar tangan dan kaki. Secara garis besar, kesemutan dan mati rasa umumnya bukanlah kasus membahayakan. Namun, bukan berarti kamu bisa menyepelekan kondisi ini. 

Sebab, kondisi kesemutan juga dapat menjadi indikasi akan berbagai masalah kesehatan. Apalagi jika kesemutan bersifat kronis, atau berkepanjangan. Karena itu, ketahuilah apa saja penyebab tangan dan kaki kesemutan. 



Penyebab Sering Kesemutan 

Berdasarkan durasinya, kesemutan terbagi menjadi dua jenis, yakni sementara dan berkepanjangan. Parestesia sementara sering disebabkan oleh tekanan pada saraf atau sirkulasi yang buruk dalam waktu singkat. Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang tertidur dengan tangan atau duduk dengan kaki bersilang terlalu lama. 

Sementara itu, parestesia kronis mungkin merupakan tanda kerusakan saraf. Dua jenis kerusakan saraf adalah radikulopati dan neuropati. Berikut adalah penjelasan mengenai dua jenis kerusakan saraf tersebut: 



1. Radikulopati

Radikulopati adalah kondisi ketika akar saraf tertekan, teriritasi, atau mengalami peradangan. Adapun kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang mengidap: 

  • Hernia nukleus pulposus (HNP) atau herniated disc yang menekan dan menjepit saraf. 
  • penyempitan kanal yang mentransmisikan saraf dari sumsum tulang belakang ke ekstremitas atau anggota gerak tubuh. 

Radikulopati yang mempengaruhi punggung bagian bawah adalah radikulopati lumbal. Radikulopati lumbal dapat menyebabkan parestesia pada tungkai atau kaki. Dalam kasus yang lebih parah, kompresi saraf skiatik dapat terjadi dan dapat menyebabkan kelemahan pada kaki. Adapun saraf skiatik adalah saraf besar yang dimulai di sumsum tulang belakang bagian bawah.

Sementara itu, radikulopati jenis lainnya, yaitu radikulopati serviks melibatkan saraf yang memberikan sensasi dan kekuatan pada lengan. Jika seseorang mengidap radikulopati serviks, orang tersebut mungkin mengalami:

  • Sakit leher kronis.
  • Parestesia atau kesemutan ekstremitas atas.
  • Kelemahan lengan.
  • Kelemahan tangan.

2. Neuropati 

Neuropati terjadi karena kerusakan saraf kronis. Penyebab paling umum dari neuropati adalah hiperglikemia, atau gula darah tinggi. Kemungkinan penyebab lain dari neuropati meliputi:

  • Trauma atau benturan keras. 
  • Cedera gerakan berulang.
  • Mengidap penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis.
  • Mengidap penyakit saraf, seperti multiple sclerosis. 
  • Memiliki penyakit ginjal atau penyakit liver. 
  • Mengidap stroke. 
  • Mengidap tumor di otak atau di dekat saraf.
  • Memiliki gangguan sumsum tulang atau jaringan ikat.
  • Hipotiroidisme
  • Defisiensi atau kekurangan vitamin B-1, B-6, B-12, E, atau niasin. 
  • Asupan vitamin D yang berlebihan. 

Selain itu, beberapa kondisi lain juga dapat menjadi penyebab dari neuropati, yaitu:

  • Infeksi, seperti penyakit Lyme, herpes zoster, atau HIV. 
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi.
  • Paparan zat beracun, seperti bahan kimia atau logam berat.
  • Kerusakan saraf pada akhirnya dapat menyebabkan mati rasa atau kelumpuhan permanen.
  • Gigitan serangga atau hewan. 

Faktor yang juga Dapat Meningkatkan Risiko Kesemutan 

Siapa pun dapat mengalami parestesia atau kesemutan secara kesemutan. Risiko radikulopati dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, kamu juga mungkin lebih rentan terhadap kesemutan jika:

  • Melakukan gerakan berulang yang berulang kali menekan saraf, seperti mengetik, memainkan alat musik, atau berolahraga seperti tenis
  • Minum banyak dan makan makanan yang buruk yang menyebabkan kekurangan vitamin, khususnya vitamin B-12 dan folat.
  • Mengidap diabetes tipe 1 atau 2.
  • Mengidap kondisi autoimun.
  • Memiliki kondisi neurologis, seperti multiple sclerosis. 
  • Memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan pola makan yang tidak seimbang. Sebab, hal ini berisiko tinggi menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin, terutama vitamin B12 dan asam folat.

Bagaimana Cara Mengetahui Penyebab Kesemutan?

Jika kamu sering mengalami kesemutan dan berkepanjangan, sebaiknya segeralah memeriksakan kondisimu ke dokter spesialis saraf. Tujuannya agar penanganan sedari awal dapat segera dokter lakukan, apabila kesemutan berkaitan dengan kondisi yang mendasarinya. Dalam tindakan diagnosis kesemutan, dokter akan melakukan wawancara medis terkait riwayat kesehatan dan bertanya seputar aktivitas apa saja yang pengidapnya jalani. 

Selain itu, penting juga bagi pengidap kesemutan untuk memberitahu dokter obat bebas atau resep apa yang sedang dikonsumsi. Dokter kemudian akan mempertimbangkan kondisi kesehatan yang diketahui untuk membantu diagnosis. Sebagai contoh, jika kamu mengidap diabetes, dokter akan mencari tahu apakah kamu mengalami kerusakan saraf, atau neuropati.

Selanjutnya, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap. pemeriksaan ini kemungkinan juga mencakup pemeriksaan neurologis atau saraf. Untuk mendukung pemeriksaan ini, tes darah dan tes laboratorium lain seperti tes keran tulang belakang juga dapat dokter lakukan.  

Namun, jika dokter mencurigai adanya masalah dengan leher atau tulang belakang, dokter mungkin akan merekomendasikan tes pencitraan. Misalnya seperti CT scan, MRI scan, atau rontgen. 

Bergantung pada hasilnya, mereka mungkin merujuk seseorang yang mengalami kesemutan kepada spesialis, seperti dokter spesialis saraf, ahli ortopedi, atau ahli endokrin.



Pengobatan yang Dapat Dilakukan

Perawatan kesemutan akan tergantung pada penyebab paresthesia. Misalnya, jika kamu mengalami cedera gerakan berulang, beberapa penyesuaian gaya hidup atau terapi fisik dapat mengatasi masalah tersebut.

Sementara itu, pada kasus kesemutan yang bersifat kronis, gejala parestesia tidak bisa hilang dengan sendirinya. Jika hilang, gejalanya dapat segera muncul kembali. Akibatnya, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Karena itu, penting untuk mencari tahu penyebab utamanya.



Bisakah Kesemutan Dicegah?

Parestesia atau kesemutan tidak selalu dapat kamu cegah. Tetapi, frekuensi kemunculannya dapat kamu kurangi. Berikut ini sejumlah cara yang dapat kamu lakukan:

  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol. Jika kamu memutuskan untuk mengonsumsinya, pastikan untuk berdiskusi dengan dokter terkait batasan amannya.
  • Menghentikan kebiasaan merokok.
  • Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang. 
  • Menjaga berat badan tetap ideal. 
  • Menghindari gerakan berulang yang dapat menekan saraf.
  • Beristirahat secara berkala jika sering melakukan gerakan secara berulang.
  • Bangun dan bergerak ke sekeliling secara berkala jika sudah duduk dalam waktu yang cukup lama.
  • Jika mengidap diabetes atau penyakit kronis lain, pastikan untuk rutin memeriksakan kesehatan. Sebab, pemantauan dan manajemen penyakit dapat menurunkan risiko terjadinya parestesia kronis akibat penyakit yang mendasari.



Komplikasi Akibat Kesemutan

Jika kamu mengalami mati rasa dan kesemutan, kamu mungkin merasa tingkat sensitivitas berkurang di daerah yang terkena. Karena itu, kamu cenderung merasa adanya perubahan suhu atau rasa sakit. Ini berarti kamu dapat menyentuh sesuatu tanpa menyadarinya bahwa hal tersebut berisiko untuk kulitmu. 

Berhati-hatilah karena kondisi ini cukup berbahaya. Pastikan kamu mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari luka bakar dan cedera yang tidak disengaja akibat kesemutan.



Apakah Kesemutan Dapat Menjadi Pertanda Stroke?

Banyak orang kerap mempertanyakan apakah tangan kesemutan merupakan pertanda stroke atau bukan. Faktanya, kesemutan pada kaki atau tangan dapat menjadi salah satu gejala stroke ringan.

Biasanya kesemutan akibat stroke terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Tak hanya kesemutan, ada gejala stroke lainnya juga perlu kamu waspadai, yaitu: 

  • Mati rasa atau kebas pada wajah, lengan, atau kaki, terutama satu sisi. 
  • Disorientasi atau kebingungan.
  • Kesulitan berbicara.
  • Kesulitan memahami.
  • Penglihatan kabur. Selain menjadi indikasi stroke, kondisi ini juga dapat menjadi gejala ulkus kornea. Yuk, ketahui informasi lengkapnya pada artikel: Pandangan Kabur Tanpa Sebab, Waspada Ulkus Kornea
  • Kesulitan berjalan.
  • Pusing.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Kehilangan koordinasi.

Gejala tersebut biasanya berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Jika kamu mengalaminya segeralah memeriksakan kondisimu ke dokter. Sebab, stroke dapat berkembang menjadi stroke berat tanpa penanganan yang tepat. 



Referensi:
The Foundation for Peripheral Neuropathy. Diakses pada 2023. Peripheral Neuropathy Risk Factors & Facts.
NHS UK. Diakses pada 2023. Pins and Needles.
Healthline. Diakses pada 2023. Why Am I Experiencing Numbness and Tingling? 
WebMD. Diakses pada 2023. What Is Paresthesia? 
Medical News Today. Diakses pada 2023. What could cause tingling in the feet or hands?

Diperbarui pada 16 Mei 2023. 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan