Bagaimana Mendeteksi Disfungsi Ereksi Secara Dini?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   10 Desember 2020
Bagaimana Mendeteksi Disfungsi Ereksi Secara Dini?Bagaimana Mendeteksi Disfungsi Ereksi Secara Dini?


Halodoc, Jakarta - Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan persisten untuk mencapai atau mempertahankan kekerasan ereksi yang memadai untuk mendapatkan pengalaman seksual yang memuaskan. Disfungsi ereksi dapat memengaruhi kesehatan fisik dan psikososial, serta dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup pria dan pasangannya. Dalam Guidelines on male sexual dysfunction: erectile dysfunction and premature ejaculation oleh Hatzimouratidis K, et al, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa disfungsi ereksi merupakan manifestasi awal dari penyakit kardiovaskular. Dengan demikian, keberadaan disfungsi ereksi merupakan indikator peringatan yang penting terhadap risiko penyakit kardiovaskular yang mendasarinya.

Dalam suatu studi yang dilakukan di 8 negara disebutkan bahwa secara umum, prevalensi pria yang mengalami disfungsi ereksi sebesar 16 persen. Namun demikian, pria dengan penyakit penyerta tertentu memiliki risiko yang lebih besar untuk mengidap disfungsi ereksi. Berdasarkan hasil studi yang dimuat dalam The multinational Men’s Attitudes to Life Events and Sexuality oleh Rosen RC, et al, disfungsi ereksi diidap oleh 31 persen pria dengan penyakit kardiovaskular, 26 persen pria dengan hipertensi dan 26 persen pria dengan kolesterol tinggi. Dalam suatu studi yang lain, disebutkan bahwa prevalensi disfungsi ereksi pada pria dengan diabetes bahkan mencapai 52.5 persen.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, deteksi disfungsi ereksi secara dini menjadi hal yang penting. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan secara mandiri untuk mengetahui apakah kamu mengalami disfungsi ereksi atau tidak. Diantaranya, adalah dengan menggunakan kuesioner Sexual Health Inventory for Men (SHIM) dan Erection Hardness Score (EHS) oleh Cappelleri JC.


KUESIONER SHIM

Kuesioner SHIM adalah serangkaian pertanyaan dengan skor tertentu yang dirancang untuk membantu kamu dan Dokter mengidentifikasi apakah kamu mungkin mengalami disfungsi ereksi. Kuesioner ini bahkan memungkinkan untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi disfungsi ereksi yang dialami. Pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:

Setelah menjawab kelima pertanyaan tersebut, jumlahkan skor jawaban kamu, lalu lihat interpretasi hasilnya pada tabel dibawah ini:

Skor:

22 – 25               Tidak terjadi disfungsi ereksi

17 – 21               Disfungsi ereksi ringan

12 – 16               Disfungsi ereksi ringan – sedang

8 – 11                 Disfungsi ereksi sedang

5 – 7                   Disfungsi ereksi berat


Erection Hardness Score (EHS)

Selain kuesioner SHIM, disfungsi ereksi juga dapat dideteksi melalui Erection Hardness Score (EHS). EHS dikembangkan pada tahun 1998 untuk mengukur tingkat kekerasan ereksi berdasarkan hasil observasi mandiri. Menurut EHS, kekerasan ereksi penis terbagi dalam empat derajat atau tingkatan, yaitu:

Singapore’s Society for Men’s Health mengusulkan skala kekerasan ereksi yang dianalogikan dengan kekerasan empat jenis makanan. Analogi tersebut untuk memudahkan para pria menilai sendiri tingkat kekerasan ereksinya. Tingkat kekerasan ereksi tersebut, mulai dari yang paling tidak keras hingga yang paling keras, yaitu:

Kuesioner SHIM dan Erection Hardness Score (EHS) dapat membantu mendeteksi secara dini ada atau tidaknya kondisi disfungsi ereksi. Jangan biarkan permasalahan ereksi menghalangi kamu mendapatkan pengalaman seksual yang lebih memuaskan. Disfungsi ereksi dapat ditangani secara medis. Segeralah konsultasikan kepada Dokter apabila mengalami kondisi tersebut.

Referensi:
Hatzimouratidis K, et al. Guidelines on male sexual dysfunction: erectile dysfunction and premature ejaculation. Eur Urol. 2010;57(5):804-14.
Rosen RC, et al. The multinational Men’s Attitudes to Life Events and Sexuality (MALES) study: I. Prevalence of erectile dysfunction and related health concerns in the general population. Curr Med Res Opin. 2004;20(5):607-17.
Kouidrat Y, et al. High prevalence of erectile dysfunction in diabetes: a systematic review and meta-analysis of 145 studies. Diabetic Med. 2017;34(9):1185-92.
Cappelleri JC, Rosen RC. The Sexual Health Inventory for Men (SHIM): a 5-year review of research and clinical experience. Int J Impot Res. 2005;17(4):307-19.
Goldstein I, et al. The erection hardness score and its relationship to successful sexual intercourse. J Sex Med. 2008;5(10):2374-80.
Reuters. Diakses pada September 2020. Gentlemen, rate yourselves: cucumber or banana?


 Artikel ini disponsori oleh:

PT. Pfizer Indonesia

World Trade Center 3, 28th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav 29-31

Jakarta 12920 - Indonesia


*GCMA Code No.: PP-VIA-IDN-0075-SEP-2020


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan