Bagaimana PTSD Memengaruhi Kualitas Pernikahan?
“PTSD memengaruhi kualitas pernikahan dengan berbagai cara. Ini bisa membuat seseorang mudah marah dan cemas terhadap segala sesuatu.”

Halodoc, Jakarta – Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah masalah mental yang bisa memengaruhi hidup seseorang. Menikah dengan orang yang mengidap kondisi ini juga bisa jadi tantangan. Bagaimana PTSD memengaruhi kualitas pernikahan dan cara menghadapinya?
Tentunya, kamu perlu terlebih dahulu memahami apa itu PTSD. Meminta bantuan dari ahlinya, seperti psikolog, juga bisa jadi solusi. Lebih lanjutnya, yuk simak pembahasan berikut ini!
Cara PTSD Memengaruhi Kualitas Pernikahan
PTSD adalah kondisi kesehatan mental yang terjadi setelah peristiwa traumatis di masa lalu. Misalnya pertempuran militer, bencana alam, insiden teroris, kecelakaan serius, atau pelecehan seksual.
Orang yang mengidap PTSD mungkin mengalami beberapa jenis gejala yang berbeda, seperti:
- Menjadi marah secara emosional atau fisik ketika ingat tentang peristiwa traumatis.
- Sering bermimpi buruk.
- Menjauh dari tempat atau orang yang mengingatkan salah satu peristiwa traumatis.
- Merasa mati rasa.
- Merasa waspada, mudah tersinggung, cemas, atau mudah terkejut.
- Rentan terlibat dalam perilaku adiktif seperti perjudian, pornografi, atau penyalahgunaan zat.
Lantas, bagaimana cara PTSD memengaruhi kualitas pernikahan? Gejala PTSD dapat menimbulkan masalah dengan kepercayaan, kedekatan, keintiman, komunikasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Hal-hal tersebut seringkali menimbulkan konflik yang berujung pada retaknya sebuah hubungan.
Hilangnya minat dalam kegiatan sosial, hobi, atau seks juga dapat menyebabkan pasangan merasa kurang terkoneksi atau didorong menjauh. Pasangan dari pengidap PTSD dapat merasa terisolasi, terasing, dan frustrasi karena ketidakmampuan untuk mengatasi masalah dan membantu pasangannya.
Mereka mungkin merasa terluka atau tidak berdaya karena pasangannya belum bisa mengatasi traumanya. Ini mungkin membuat orang yang dicintai merasa marah atau menjauh dari pasangannya.
Selain itu, kekerasan verbal atau fisik juga dapat terjadi, yang secara signifikan menambah perselisihan dalam hubungan perkawinan seseorang. Secara alami, pasangan dari pengidap PTSD mungkin menjadi takut dengan perilaku kasar yang ditunjukkan.
Orang yang mengidap PTSD juga dapat mengalami masalah dalam melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Secara tidak langsung, ini juga berkontribusi pada tingkat perceraian dan pengangguran yang lebih tinggi.
Tips Mendukung Pasangan dengan PTSD
PTSD adalah kondisi medis yang serius, dan ini juga bisa memengaruhi kualitas pernikahan. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasangan untuk mengetahui bahwa itu bukan pilihan dan bukan sesuatu yang bisa disembuhkan oleh orang lain.
Hubungan yang kuat penting untuk kesejahteraan semua pihak dalam pernikahan. Sebab hubungan yang negatif hanya akan membuat pemulihan dari PTSD lebih sulit.
Mendukung pasangan dapat memberi mereka ruang yang mereka butuhkan untuk mengejar pemulihan, dan mengingatkan mereka bahwa ada seseorang yang mencintai mereka dan ada untuk mereka.
Untuk membantu pasangan dengan PTSD, kamu dapat mencoba hal-hal berikut ini:
- Hindari menyalahkan pasangan atas gejala yang dialami.
- Dorong pasangan untuk mencari pengobatan dan menawarkan untuk membantu dan menemani.
- Jauhkan benda-benda yang berpotensi berbahaya di rumah, terutama jika pasangan memiliki pikiran untuk bunuh diri.
- Dorong pasangan untuk berbicara tentang perasaan mereka jika mereka mau, tetapi jangan memaksa mereka untuk melakukannya.
- Jangan memberikan nasihat yang tidak diminta.
- Kenali efek PTSD pada hubungan, tetapi jangan salahkan semua masalahnya pada PTSD.
- Identifikasi pemicu dan berusahalah untuk mencegah pasangan terpapar hal-hal tersebut.
- Peka dan empati terhadap emosi pasangan. Tawarkan kenyamanan dan kehangatan, terutama selama kilas balik atau kecemasan yang intens muncul.
Tidak dapat dimungkiri bahwa PTSD bisa memengaruhi kualitas pernikahan. Meski ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk mendukung pasangan dan mempertahankan pernikahan, ketahuilah bahwa tidak apa-apa jika kamu memutuskan untuk berpisah.
Sebagai pasangan, kamu bukanlah terapis terlatih dan tidak diperlengkapi untuk menangani semua masalah yang mungkin ditimbulkan oleh PTSD. Sangat penting bagi kamu untuk melindungi emosi kamu sendiri dalam situasi yang terasa berat atau sangat sulit.
Beberapa orang dengan PTSD bisa menjadi kasar dan melakukan kekerasan. Jika hal ini terjadi, prioritaskanlah diri sendiri dan jangan takut untuk meninggalkan hubungan. Terutama bila pasangan tidak menunjukkan upaya untuk berubah.
Itulah pembahasan mengenai PTSD yang dapat memengaruhi kualitas dalam hubungan pernikahan. Jika kamu memiliki pasangan yang mengidap PTSD, kamu bisa download Halodoc untuk bertanya pada psikolog kapan saja saat kamu membutuhkan saran.