Advertisement

Bahaya Doomscrolling untuk Kesehatan Mental Anak

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   13 Februari 2023

“Doomscrooling dapat memicu berbagai gangguan pada anak. Contohnya kecemasan, depresi, memicu perilaku agresif, dan menciptakan memori buruk pada anak.”

Bahaya Doomscrolling untuk Kesehatan Mental AnakBahaya Doomscrolling untuk Kesehatan Mental Anak

Halodoc, Jakarta –  Media sosial tidak hanya menjadi hiburan dan sumber arus informasi. Konsumsi pemberitaan melalui media sosial yang berlebihan dan tidak terkurasi, dapat memberikan dampak negatif untuk orang yang mengonsumsi–terlebih lagi anak-anak.

Doomscrolling adalah istilah yang menggambarkan aktivitas penelusuran media sosial yang tak henti. Mungkin kamu tanpa sengaja pernah melakukan aktivitas ini. Misalnya, ketika kamu terus menerus scrolling ke bawah melihat reels, atau mengikuti suatu pemberitaan yang lagi viral. Nah, tanpa sadar, aktivitas ini bisa memengaruhi kesehatan mental.

Doomscrolling dan Kesehatan Mental Anak

Mungkin, buat orang dewasa yang sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, paparan pemberitaan negatif lebih bisa diminimalisir. Nah, berbeda dengan anak-anak, yang belum bisa membedakan mana yang benar dan salah, doomscrolling bisa berdampak pada kesehatan mentalnya.

1. Meningkatkan kecemasan

Doomscrolling dapat meningkatkan kecemasan pada anak, sebagai akibat dari konsumsi pemberitaan yang belum tentu benar. Anak akan menganggap informasi tersebut sebagai sesuatu yang valid, sehingga menciptakan rasa was-was. 

2. Menganggap sesuatu yang salah sebagai kebenaran

Tidak semua yang ditampilkan di media sosial adalah benar dan boleh dilakukan. Misalnya ketika anak melakukan blackout challenge (menahan napas) yang beberapa waktu lalu jadi tren. Nah, padahal aktivitas ini bisa sangat membahayakan dirinya. 

3. Memberikan memori buruk

Doomscrolling ataupun paparan negatif dari media sosial dapat memberikan memori buruk kepada anak-anak. Ini dapat mengembangkan  gangguan stres pascatrauma (post traumatic stress disorder) pada anak-anak. Paparan berita buruk dapat menghasilkan respons emosional dan ingatan yang lebih kuat.

4. Ketagihan doomscrolling

Ketagihan doomscrolling dapat memberikan dampak pada kesehatan secara menyeluruh. Mulai dari penggunaan media sosial yang berlebihan, sampai kepada tidur yang tidak teratur. Pada akhirnya, anak-anak yang kurang tidur lebih cenderung memiliki masalah kesehatan mental lainnya. Ini bisa dilihat dari depresi, perilaku impulsif, kecemasan, dan kognitif yang lebih rendah.

5. Meningkatkan perilaku agresif

Paparan kronis dan terus-menerus terhadap pemberitaan negatif dapat menyebabkan ketakutan dan peningkatan perilaku agresif dan kekerasan. Perlu diketahui juga, apa yang disampaikan media sosial juga tidak selalu menggambarkan hal-hal yang akurat. Itulah pentingnya peran orang tua dalam pendampingan konsumsi media sosial anak.

Cara Mengurangi Paparan Buruk Doomscrolling 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, paparan buruk doomscrolling dapat dikurangi dengan cara pendampingan orang tua atau orang dewasa lainnya. Usia, kedewasaan, tingkat perkembangan anak, pengalaman hidup, dan kerentanan dapat menjadi panduan seberapa banyak dan jenis berita apa yang ditonton anak.

Lantas, seperti apa cara meminimalisir dampak negatif dari doomscrolling pada anak?

1. Memantau jumlah waktu anak mengonsumsi berita

Pastikan anak memiliki waktu yang tidak berlebihan dalam membuka media sosial atau menggunakan gadget. 

2. Ketahui jenis media yang digunakan anak

Orang tua perlu mengetahui jenis media yang digunakan anak. Jangan sampai anak membaca media yang tidak sesuai dengan usianya.

3. Pastikan anak mengonsumsi media yang tepat 

Pastikan anak mengonsumsi media yang akurat, bukan abal-abal. Orang tua bisa mengecek jenis media yang biasa dibaca atau ditonton anak. 

4. Ajak anak berdiskusi mengenai pemberitaan yang dia baca 

Tujuannya untuk mengetahui respon anak terkait pemberitaan tersebut. Berikan kepastian tentang keselamatannya sendiri dengan kata-kata sederhana, dengan menekankan bahwa orang tua akan berada di sana untuk menjaganya tetap aman.

Carilah tanda-tanda bahwa berita tersebut mungkin telah memicu ketakutan atau kecemasan seperti sulit tidur, ketakutan terus-menerus, mengompol, menangis, atau berbicara tentang ketakutan.

Orang tua harus ingat bahwa penting untuk berbicara dengan anak atau remaja tentang apa yang anak lihat atau dengar. Ini memungkinkan orang tua untuk mengurangi potensi efek negatif dari berita, dan mendiskusikan ide serta nilai mereka sendiri. 

Itulah informasi mengenai bahaya doomscrolling untuk kesehatan mental anak serta bagaimana pencegahannya. Kalau orang tua ingin mendiskusikan mengenai cara menjaga kesehatan mental anak di tengah arus digital masa sekarang, tanyakan saja langsung pada psikolog atau dokter di Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc untuk mendapatkan kemudahan akses kesehatan lainnya. 

Referensi:
Preparedparents.org. Diakses pada 2023. The Effects of Negative News on Children.
Genomind. Diakses pada 2023. The Social Media Dilemma: How Children’s Mental Health May Be Affected.
American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. Diakses pada 2023. News and Children.
The Guardian. Diakses pada 2023. Doomscrolling linked to poor physical and mental health, study finds.
WebMD. Diakses pada 2023. What’s Doomscrolling and Can It Harm Me?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Everything You Need to Know About Doomscrolling and How to Avoid It.