Begini Cara Mendampingi Pasangan yang Mengidap OCD

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   15 September 2020
Begini Cara Mendampingi Pasangan yang Mengidap OCDBegini Cara Mendampingi Pasangan yang Mengidap OCD

Halodoc, Jakarta – Jika kamu memiliki pasangan dengan OCD, bisa jadi kamu beranggapan kalau pasanganmu adalah orang yang egois. Soalnya mau tidak mau kamu harus mengikuti semua arahannya supaya dia merasa tenang. 

Pada akhirnya, kerja sama dan pengertian adalah cara mendampingi pasangan yang mengidap OCD. Itu juga berarti pasangan yang mengidap OCD harus berkomitmen mendapatkan perawatan yang tepat. Informasi selengkapnya bisa baca di sini!

Cara Mendampingi Pasangan dengan OCD

Jika pasanganmu mengidap OCD, kamu perlu mempelajari semua hal tentang OCD, bahkan menemani pasangan ke janji terapinya. Selain itu, sangat penting untuk mempelajari cara yang benar untuk menanggapi pasangan saat dia menghadapi gangguan obsesif-kompulsif. 

Tentunya ini bukan hal yang mudah. Kamu perlu meminta rekomendasi dokter bagaimana yang harus kamu lakukan untuk mendampingi pasangan dengan OCD. Kamu bisa meminta rekomendasi ataupun saran dari profesional kesehatan melalui aplikasi Halodoc.   

Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Meski jarang dibicarakan, penghalang utama bagi banyak pengidap OCD untuk menjalin hubungan asmara adalah masalah yang berkaitan dengan fungsi seksual. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan OCD mengalami masalah fungsi seksual yang tinggi.

Terkadang malah gejala seperti obsesi dapat berhubungan langsung dengan masalah seksual. Beberapa obat yang bertujuan untuk mengelola gejala OCD juga dapat memengaruhi dorongan seksual.

Punya Pasangan dengan OCD? Terapkan Hal-Hal Ini

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh International OCD Foundation disebutkan kalau terkadang orang dengan OCD memikirkan hal-hal yang tidak kamu ketahui sebagai bagian dari gejala ataupun perilaku OCD-nya. 

Jadi, perhatikan perubahan perilakunya dan penting untuk tidak mengabaikan perubahan perilaku yang signifikan tersebut. Ada beberapa gejala perubahan perilaku yang perlu kamu ketahui, termasuk:

1. Melakukan perilaku berulang. 

2. Pertanyaan konstan tentang penilaian makna diri.

3. Menyelesaikan tugas sederhana lebih lama ketimbang biasanya. 

4. Reaksi emosional yang parah dan ekstrem terhadap hal-hal kecil.

5. Ketidakmampuan untuk tidur nyenyak.

6. Begadang untuk menyelesaikan sesuatu.

7. Perubahan signifikan dalam kebiasaan makan.

8. Lekas marah.

Setelah mengetahui gejala, kamu juga perlu membantu meredakan stres pasangan dengan mengubah ekspektasi selama masa transisi ini. Konflik keluarga hanya menyulut gejala. Ada variasi yang luas dalam tingkat keparahan gejala OCD.

Ingatlah untuk mengukur kemajuan sesuai dengan tingkat fungsi pasangan kamu bukan berdasarkan pengalaman orang lain. Jangan lupa untuk tetap sabar. Perbaikan yang lambat dan bertahap mungkin lebih baik jika kekambuhan ingin dicegah.

Orang dengan OCD sering mengeluh bahwa anggota keluarga tidak memahami sedikit pencapaian yang diperolehnya. Meskipun pencapaian ini mungkin tidak terlihat buatmu, ini adalah langkah yang sangat besar untuk orang yang kamu cintai. 

Pengakuan atas pencapaian yang tampaknya kecil ini dapat mendorongnya untuk terus berusaha. Hal ini membuat dia tahu bahwa kerja kerasnya diakui yang membuatnya semakin bersemangat berusaha. 

Pada akhirnya, cobalah untuk mempelajari sebanyak mungkin tentang OCD. Pasangan membutuhkan dorongan dan penerimaan, tetapi ingatlah bahwa penerimaan dan dukungan tidak berarti mengabaikan perilaku kompulsifnya. 

Lakukan yang terbaik untuk tidak berpartisipasi dalam kompulsif. Selain itu, satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah kondisi keseimbangan mentalmu sendiri. Mendampingi pasangan yang mengidap OCD butuh mental kuat.

Kamu juga butuh coping untuk kembali menyegarkan pikiran dan jiwa dalam mendampingi pasanganmu. Bergabunglah dengan komunitas yang juga mengalami perjuangan sama denganmu. Temukan hobi yang dapat memberikan kebahagiaan dan rasa syukur. Jangan lupa untuk berolahraga karena olahraga terbukti dapat menjadi sarana pelepasan stres.

Referensi:
Psych Central. Diakses pada 2020. OCD and Spouses.
Very Well Mind. Diakses pada 2020. How OCD Affects Your Relationships.
International OCD Foundation. Diakses pada 2020. Living With Someone Who Has OCD. Guidelines for Family Members.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan