Begini Pola Hidup yang Dilakukan oleh Pengidap Asbestosis

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   20 Juli 2020
Begini Pola Hidup yang Dilakukan oleh Pengidap Asbestosis Begini Pola Hidup yang Dilakukan oleh Pengidap Asbestosis

Halodoc, Jakarta – Asbes adalah bahan bangunan yang sering digunakan untuk membuat atap, ubin dan campuran semen. Biasanya, asbes sudah dipadatkan sebelum dibentuk menjadi bahan bangunan tertentu. Asbes bisa menjadi berbahaya apabila masih berbentuk serat-serat. Jika serat ini tidak sengaja terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, maka berisiko mengalami asbestosis. 

Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis akibat menghirup serat-serat asbes. Setelah masuk ke dalam paru-paru, serat-serat asbes dapat membentuk jaringan parut, sehingga membuat pengidapnya kesulitan bernapas. Gejala-gejala asbestosis dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan biasanya tidak muncul hingga bertahun-tahun setelah paparan yang berkelanjutan.

Baca juga: 6 Gejala Asbestosis yang Menyerang Paru-Paru

Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Asbestosis

Sayangnya, jaringan parut yang telah terbentuk akibat asbestosis tidak bisa diobati untuk dikembalikan seperti semula. Perawatan berfokus untuk mengurangi gejala-gejala yang muncul. Selain perawatan medis, pengidap asbestosis juga harus menjalani pola hidup sehat untuk meningkatkan harapan hidup. 

Melansir dari Medical News Today, asbestosis adalah penyakit progresif. Artinya, penyakit ini bisa memburuk dari waktu ke waktu. Beberapa pengidap asbestosis dapat hidup lama, tetapi ada pula yang dapat berkembang lebih cepat. Singkatnya, harapan hidup pengidap asbestosis dapat sangat bervariasi di antara individu. Banyak faktor yang mempengaruhi harapan hidup seseorang, termasuk keparahan gejala dan waktu perawatan.

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut pola hidup yang perlu dijalani pengidap asbestosis sebagai upaya untuk meningkatkan harapan hidup:

  • Jangan merokok. Asbestosis meningkatkan risiko kanker paru-paru. Oleh sebab itu, pengidap asbestosis sebaiknya tidak merokok atau berhenti merokok untuk mengurangi risiko ini. Sebisa mungkin hindari paparan asap rokok untuk mencegah lebih banyak kerusakan pada paru-paru dan saluran udara.
  • Melakukan vaksinasi. Bicara dengan dokter apakah kamu perlu mendapatkan vaksin flu dan pneumonia. Vaksin ini membantu menurunkan risiko infeksi paru-paru di kemudian hari.
  • Hindari paparan asbes lebih lanjut. Paparan asbes lebih lanjut dapat memperburuk kondisi yang telah ada.

Jika kamu punya pertanyaan mengenai asbestosis dan langkah-langkah perawatannya, hubungi dokter lewat aplikasi Halodoc. Melalui aplikasi Halodoc kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Baca juga: 8 Jenis Pekerjaan yang Rentan Alami Asbestosis

Gejala Asbestosis yang Perlu Diwaspadai

Efek dari paparan asbes dalam jangka panjang biasanya tidak muncul hingga 10-40 tahun setelah paparan awal. Gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada setiap orang. Tanda dan gejala asbestosis dapat meliputi:

  • Sesak napas;
  • Batuk kering yang persisten;
  • Kehilangan nafsu makan dengan penurunan berat badan;
  • Ujung jari dan jari kaki yang tampak lebih lebar dan bulat dari biasanya;
  • Ketat atau nyeri dada.

Perlu diketahui, asbestosis dapat berkembang menjadi kanker mesothelioma dan kanker paru-paru. Mesothelioma adalah kanker langka yang berkembang pada membran yang mengelilingi paru-paru dan rongga dada. Namun, kanker ini juga memengaruhi lapisan perut. Sementara kanker paru-paru adalah tumor ganas yang menyerang dan menghalangi saluran udara paru-paru. 

Baca juga: 4 Tes yang Dilakukan untuk Deteksi Asbestosis

Kondisi-kondisi ini biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala yang jelas sampai telah menyebar ke seluruh tubuh. Itu mengapa, penting bagi kamu untuk mengetahui gejala-gejala asbestosis sejak dini. 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Asbestosis. 
Medical News Today. Diakses pada 2020. What causes asbestosis?


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan