Benarkah Obat Kortikosteroid Bisa Mengatasi Semua Jenis Penyakit?
"Kortikosteroid seringkali dokter resepkan untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan peradangan. Kamu perlu mengetahui penyakit apa saja yang bisa obat ini tangani."

Halodoc, Jakarta – Kortikosteroid merupakan obat non steroid yang berguna untuk mengatasi berbagai kondisi medis. Obat ini punya kemampuan untuk mengurangi peradangan dan meredakan gejala penyakit.
Selain menekan peradangan, kortikosteroid juga bertindak sebagai imunosupresan. Artinya, ia bisa menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh agar imun tidak terlalu aktif. Tapi, benarkah obat ini memang bisa mengatasi semua penyakit? Ini faktanya!
Benarkah Kortikosteroid Mengatasi Semua Jenis Penyakit?
Tidak, kortikosteroid tidak bisa mengatasi atau menyembuhkan semua jenis penyakit. Obat ini hanya efektif untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan peradangan, gangguan imun, atau gangguan alergi.
Kamu tidak bisa menggunakannya untuk mengobati infeksi virus, seperti pilek atau flu biasa. Selain itu, obat ini juga tidak dokter anjurkan untuk kamu gunakan jangka panjang.
Karena itu, penggunaan obat ini harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter. Nah, apabila kamu Ingin Tahu Dosis Kortikosteroid yang Tepat, Hubungi Dokter Ini.
Maka dari itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum meminum obat apapun. Dokter akan mendiagnosis dan meresepkan obat yang sesuai untuk kamu. Mereka perlu mengevaluasi gejala, kondisi kesehatan, serta mempertimbangkan manfaat dan risiko penggunaan kortikosteroid sebelum meresepkannya.
Sederet Penyakit yang Ditangani dengan Kortikosteroid
Lantas, penyakit apa saja yang bisa ditangani dengan kortikosteroid? Berikut beberapa di antaranya:
1. Asma
Seseorang yang mengidap asma umumnya rentan mengalami sesak napas. Nah, dokter bisa meresepkan obat ini dalam bentuk inhaler sebagai pengobatan jangka panjang. Tujuannya untuk mengendalikan peradangan pada saluran napas sehingga asma tidak mudah kambuh.
2. Penyakit kulit
Gangguan kulit akibat peradangan atau sistem imun juga bisa obat ini atasi. Dokter bisa meresepkannya dalam bentuk salep, krim, atau lotion. Contoh masalah kulit yang biasa ditangani kortikosteroid, yaitu dermatitis, eksim, psoriasis, dan reaksi alergi kulit.
3. Arthritis
Peradangan sendi atau arthritis bisa menimbulkan nyeri hebat. Dokter bisa memberikan kortikosteroid suntikan untuk mengatasinya. Mereka dapat menyuntikannya langsung ke sendi untuk meredakan peradangan.
4. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun melibatkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Contoh dari kondisi ini, yaitu lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit inflamasi usus (kolitis ulserativa dan penyakit Crohn). Obat ini bisa mengendalikan peradangan dan meredakan gejala.
5. Gangguan alergi
Alergi umumnya juga berkaitan dengan gangguan sistem imun. Nah, dokter bisa meresepkan obat ini dalam bentuk nasal atau oral untuk mengobati alergi. Misalnya, rinitis alergi, urtikaria atau angioedema.
6. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kortikosteroid dalam bentuk inhaler juga bisa dokter resepkan untuk mengatasi PPOK. Ini bisa menjadi terapi jangka pendek atau jangka panjang. Fungsinya untuk mengurangi peradangan pada saluran napas dan memperbaiki fungsi paru.
7. Peradangan usus
Obat dalam bentuk oral atau rektal sering dokter resepkan sebagai pengobatan awal penyakit peradangan usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Kortikosteroid bisa membantu mengendalikan peradangan dan meredakan gejala.
8. Reaksi penolakan organ
Tak sedikit orang yang mengalami reaksi penolakan organ usai menjalani transplantasi. Nah, obat ini kerap dokter resepkan setelah seseorang menjalani transplantasi organ. Tujuan utamanya untuk mencegah penolakan organ. Obat ini bekerja dengan cara menekan sistem kekebalan tubuh.
Itulah informasi seputar kortikosteroid yang perlu kamu ketahui. Jika ada pertanyaan lain tentang obat ini, hubungi dokter di aplikasi Halodoc saja!



