Body Shaming dalam Keluarga yang Sering Tidak Disadari

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Februari 2022

“Orang terdekat seperti keluarga yang seharusnya memberi dukungan, nyatanya juga bisa menjadi pelaku body shaming. Tidak hanya bisa berdampak buruk pada kesehatan mental, body shaming juga bisa membuat korbannya cenderung melakukan perilaku yang tidak sehat untuk memperbaiki kekurangannya. Namun, ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk menghadapi body shaming dalam keluarga.”

Body Shaming dalam Keluarga yang Sering Tidak DisadariBody Shaming dalam Keluarga yang Sering Tidak Disadari

Halodoc, Jakarta – Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Tiap orang pasti memiliki kekurangannya masing-masing, baik itu dari segi fisik, karakter, kemampuan, dan lain-lain. Namun, karena penampilan fisik yang paling terlihat jelas, kekurangan fisiklah yang paling sering dikomentari. 

Banyak orang senang mengomentari maupun mengkritik kekurangan fisik orang lain. Perbuatan tersebut dikenal juga dengan body shaming. Dengan menghina fisik orang lain, mereka mungkin bisa merasa lebih baik sekaligus menutupi kekurangan diri mereka sendiri.

Tidak hanya terjadi di lingkungan di luar rumah, nyatanya body shaming juga sering terjadi di dalam keluarga sendiri lo. Anggota keluarga atau kerabat dekat yang seharusnya memberi dukungan, justru tanpa sadar malah bisa memberi komentar yang mempermalukan fisik kamu.

Body Shaming dalam Keluarga

Pada acara-acara yang melibatkan pertemuan keluarga besar, seperti acara pernikahan, lebaran, natal, biasanya ada saja kerabat yang suka atau tanpa sadar mengomentari fisik. Misalnya, dengan berkata “eh, kamu gemukan ya?” atau “kamu kok kurusan sih, jadi kayak orang sakit”, dan sebagainya.

Tentu saja ada kemungkinan mereka tidak bermaksud buruk, dan mengatakan hal tersebut tulus karena peduli padamu. Namun, memberi komentar buruk tentang fisik dengan alasan apa pun, tentu saja bukan sesuatu yang menyenangkan untuk didengar. Apalagi untuk komentar yang jelas-jelas adalah body shaming

Body shaming juga sering dilakukan oleh anggota keluarga inti. Misalnya, kakak atau adik kamu yang sering meledek kekurangan fisik kamu dengan memberi kamu julukan ‘si gendut’ atau ‘si hitam’. Walaupun kamu tahu mereka mungkin hanya bercanda, tapi itu tetap perbuatan tersebut bisa saja menyakiti hatimu. Nah, body shaming yang dibiarkan terus-menerus tentunya bisa memengaruhi kesehatan mental korbannya. 

Ada beberapa alasan body shaming merupakan perilaku buruk yang sebaiknya dihindari. Pertama, body shaming bisa mendorong seseorang untuk menerapkan perilaku yang tidak sehat untuk memperbaiki kekurangannya. Misalnya, orang yang sering dikomentari soal tubuhnya yang gemuk mungkin akan melakukan diet ketat yang tidak sehat. 

Sebaliknya, orang yang bertubuh kurus mungkin akan berpikir untuk makan sebanyak-banyaknya untuk menaikkan berat badan. Sementara orang yang sering dikomentari tentang warna kulitnya yang kusam mungkin cenderung mencoba berbagai produk pemutih tanpa memperhatikan kandungannya. Ingat, jangan pernah merusak diri sendiri hanya karena komentar orang.

Selain itu, body shaming juga menyakitkan dan benar-benar bisa merusak kesehatan mental korbannya. Tidak hanya membuat sedih pada saat mendengarnya, body shaming juga bisa merusak kepercayaan diri seseorang dan membuatnya sulit untuk mencintai diri sendiri. Bahkan, body shaming juga sering dikaitkan dengan depresi.

Tips Menghadapinya

Lantas, apa yang bisa kamu lakukan ketika mendapat body shaming dari keluarga? Berikut tips-tips yang bisa kamu coba:

1. Renungkan Apa yang Mereka Ucapkan

Tips ini bukan berarti kamu perlu memikirkan semua komentar jahat tersebut, tapi cobalah untuk menganalisa hal-hal lain mengenai body shaming yang kamu terima. Misalnya, bila ibu atau saudara perempuan kamu yang melakukan hal tersebut, coba evaluasi bagaimana perasaan kamu, atau seberapa penting hubungan kamu dengan mereka. 

Pikirkan juga apa yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki hubungan kamu dengan mereka. Banyak orang sering kali lupa untuk memikirkan bagaimana seharusnya hubungan mereka dengan orang tua atau saudara kandung mereka.

2. Cobalah untuk Memberitahu Mereka dengan Jujur

Bila orang yang melakukan body shaming adalah orang yang benar-benar dekat dengan kamu, pastikan kamu berbicara jujur dengan mereka. Karena bila kamu tidak membicarakannya dengan jujur, kamu hanya akan dipenuhi dengan kebencian yang pada akhirnya akan merusak hubunganmu dengan mereka.

Para ahli menyarankan teknik yang disebut komunikasi asertif untuk menghadapi body shaming dalam keluarga. Pertama, ceritakan perbuatan yang mereka lakukan apa adanya, tanpa menghakimi atau menjadi emosi. Kemudian, beritahukan bagaimana perasaanmu terhadap komentar mereka tersebut, dan terakhir, jelaskan apa yang benar-benar kamu butuhkan dari orang tersebut.

3. Bila Percakapan Tidak Berjalan dengan Baik, Pertahankan Batasanmu

Apabila kamu sudah mengutarakan masalah kamu, tapi kamu tidak melihat perbedaan dalam perilaku mereka, penting untuk membuat batasan dan mempertahankannya. Jika mereka terus melanggar batasan itu berulang kali, tidak apa-apa untuk mengambil sikap yang lebih tegas.

Contohnya, bila adik atau kakak kamu suka memanggil kamu dengan julukan ‘si gendut’, kamu bisa meresponsnya dengan tidak menoleh atau menjawab panggilan tersebut. Sikap kamu tersebut bisa menunjukkan kepada mereka bahwa kamu tidak suka dengan komentar body shaming tersebut. Bila mereka terus mengulangi hal tersebut, kamu bisa bersikap tegas dengan memarahi mereka.

4. Terkadang Menjaga Jarak Juga Membantu

Kamu harus bisa mengatakan pada diri sendiri, “Saya mencintai orang ini, tapi mereka toxic bagi saya.” Hal itu tidak berarti kamu harus bersikap kasar dengan mereka atau menarik diri sepenuhnya, tapi kamu bisa mengambil langkah-langkah tertentu untuk membatasi interaksi kamu dengan mereka. Ini memang keputusan yang sulit, tapi ini penting untuk kedamaian mentalmu.

Bila kamu mengalami body shaming dalam keluarga, dan hal itu sudah berdampak besar pada kesehatan mentalmu, cobalah untuk menemui profesional untuk membantu mengatasi masalah mental yang kamu alami. Kamu bisa menemui psikolog atau psikiater dengan buat janji di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:
Healthy Shots. Diakses pada 2022. 4 ways to cope with family members who might be body shaming you

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan