Cara Berkomunikasi dengan Anak Disabilitas Pendengaran

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Desember 2020
Cara Berkomunikasi dengan Anak Disabilitas PendengaranCara Berkomunikasi dengan Anak Disabilitas Pendengaran

Halodoc, Jakarta - Berkomunikasi dengan anak disabilitas pendengaran (ADP) tentu berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang tepat dengan anak disabilitas pendengaran. 

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam laman resminya menjelaskan bahwa orangtua dan masyarakat harus memahami ADP. Mereka adalah orang yang mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian atau seluruhnya, dan biasanya mengalami hambatan dalam berbicara dan berbahasa. 

Baca juga: Perlu Tahu, Ini Perbedaan Istilah Disabilitas dan Difabel

Dibutuhkan Isyarat dalam Berkomunikasi dengan ADP

ADP adalah kelompok minoritas linguistik pengguna bahasa isyarat. Jadi, untuk berkomunikasi dengan ADP, kamu perlu menggunakan isyarat-isyarat tertentu. Karena tidak bisa mendengar, ADP akan mengalihkan pengamatan melalui indera mata. 

Dengan mata, ADP akan memahami bahasa lisan, melihat isyarat tubuh, ekspresi wajah, dan membaca gerak bibir lawan bicara. Bagi orangtua atau masyarakat, seperti ini cara berinteraksi dan berkomunikasi dengan ADP: 

1.3S (Sentuh, Salam & Sapa) 

Jika ADP sedang tidak bertatap muka dengan kamu, sentuh atau tepuk pundaknya, agar ia tahu bahwa kamu sedang mengajaknya berbicara. Tentu saja, kamu harus menepuk atau menyentuhnya secara perlahan, agar tidak membuatnya terkejut atau takut. Namun, pada keadaan darurat, kamu boleh menggoyangkan bahunya jika diperlukan. 

Hindari menarik bahu ADP dengan keras, atau menggunakan kaki untuk menyentuhnya. Jangan pula menepuk bagian kepala, wajah, dada, pinggul, atau bagian tubuh lainnya. 

Baca juga: Berinteraksi dengan Difabel, Ketahui Tutur dan Gesture Ini

2.Melambaikan Tangan 

Jika ADP cukup jauh posisinya, atau ia tiba-tiba tidak fokus, kamu bisa gunakan lambaian tangan untuk membuatnya memerhatikan kamu. Pastikan melambai hanya dengan satu tangan, bukan dengan kedua tangan, kecuali dalam keadaan darurat. Hindari melambaikan tangan terlalu dekat dengan wajah ADP, karena itu bisa saja melukainya. 

3.Mengetukkan Kaki

Selain melambaikan tangan, kamu juga bisa meminta perhatian ADP dengan cara mengetukkan kaki ke lantai, jika ada lantai kayu. Ketukkan kaki beberapa kali dan agak lebih keras, agar ADP bisa benar-benar memerhatikan kamu. 

Namun, jika setelah mengetukkan kaki beberapa kali tetap gagal, sebaiknya hentikan dan ganti dengan isyarat lain. Hindari mengetukkan kaki dengan ekspresi mata melotot atau di tempat-tempat yang seharusnya sepi, seperti di perpustakaan atau rumah sakit. 

4.Mematikan dan Menghidupkan Lampu 

Kamu juga bisa menggunakan lampu untuk memberi isyarat pada ADP, yaitu dengan mematikan dan menyalakan lampu dengan cepat beberapa kali. Namun, hindari mematikan dan menghidupkan lampu terlalu lama, terutama jika ruangannya sangat gelap, karena malah bisa membuat ADP takut. 

5.Kontak Mata 

Saat berkomunikasi dengan ADP, jagalah kontak mata dengannya. Usahakan posisi mata sejajar dengan ADP, dan jika perlu berlututlah jika berbicara dengan merendah ketika ADP sedang duduk atau berdiri. 

Baca juga: Inilah Cara Mencegah Terjadinya Retardasi Mental

6.Gerakan Mulut

Gerakkan bibir dengan jelas dan berbicara perlahan dengan ADP. Jika ia masih belum mengerti, cobalah untuk mengulang perkataan atau informasi dapat ditulis di kertas dengan kalimat sederhana. Gunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah untuk membantu berkomunikasi. 

Jika memungkinkan, kamu juga bisa menggunakan media visual, misalnya dengan bahasa isyarat, coretan, gambar, buku cerita bergambar yang menarik. Pelajari dan ajarkan bahasa isyarat pada ADP untuk percakapan secara penuh, dengan tetap bersikap sopan dan menghargainya.  

Itulah panduan berkomunikasi dengan anak disabilitas pendengaran. Jadi, meski agak berbeda dengan anak-anak lain, selalu ikut sertakan ADP dalam topik pembicaraan. Berikan isyarat jelas dan tidak perlu berteriak-teriak saat berbicara dengannya.

Untuk ayah atau guru laki-laki, jika ada kumis yang terlalu lebat, cukurlah kumis agar bentuk gerak bibir dapat terlihat jelas oleh ADP. Untuk ibu atau guru perempuan, gunakan pewarna bibir atau lipstik yang sewajarnya, agar ADP dapat berkonsentrasi membaca gerak bibir. 

Hindari mengalihkan pandangan dan meremehkan saat berbicara dengan ADP. Sebab, ADP juga manusia yang punya hak sama untuk diperlakukan dengan baik, seperti anak-anak seusianya. Kalau butuh saran ahli, kamu bisa bertanya pada dokter atau psikolog di aplikasi Halodoc.

Referensi:
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses pada 2020. Orangtua Sukses, Anak Sukses! - Peran Orangtua terhadap Anak Disabilitas Pendengaran sebagai Dasar Kuat Menuju Kesiapan Belajar di PAUD Inklusi/Reguler.
American with Disabilities Act (ADA). Diakses pada 2020. Communicating with People Who Are Deaf or Hard of Hearing.