Cara Mengartikan Senyum Bayi yang Perlu Diketahui Ibu
Halodoc, Jakarta – Senyum bayi adalah salah satu senyuman yang sangat menggemaskan dan bisa membuat suasana disekeliling bayi menjadi gembira. Menurut Charlotte Cowan, seorang dokter anak, senyuman seorang bayi juga menjadi indikasi tumbuh kembang bayi.
Ketika anak ibu tersenyum, ibu harus mengartikan senyuman yang diberikan oleh bayi ibu.
(Baca juga: 4 Cara Menidurkan Bayi yang Perlu Diketahui Ibu)
Senyum Refleksif
Senyum refleksif atau dikenal juga dengan istilah senyum spontan adalah senyum yang dilakukan oleh seorang bayi karena gerakan refleks dari otot-otot wajah dan tidak jarang dijumpai pada bayi usia 0-6 minggu. Biasanya, bayi akan sering tersenyum bahkan saat sedang tidur. Ketika tidur, bayi akan mengalami pengalaman tidur yang dikenal dengan Rapid Eyes Movement. Saat bayi mengalami REM, bagian tubuh bayi akan menunjukkan perubahan fisiologis dan bahkan melakukan refleks, salah satunya adalah tersenyum.
Namun, keunikan lain pada fase senyum refleksif adalah kemampuan bayi untuk tersenyum di fase ini belum terpengaruh langsung dengan pikiran dan perasaan mereka.
Senyum Responsif
Senyum responsif biasanya terjadi pada bayi usia 6-8 minggu. Pada fase ini, beberapa bagian indra bayi sudah memengaruhi setiap senyum yang dilakukan oleh bayi. Pada tahap ini, bayi tersenyum karena merasa tertarik dengan hal-hal yang dianggapnya menyenangkan.
Pada tahap ini, biasanya bayi tersenyum dengan siapa saja tanpa pilih kasih. Pada usia 6-8 minggu, bayi belum mengenal dengan baik ibu ataupun ayahnya. Dia akan tersenyum dengan siapa saja untuk merespon sesuatu yang dianggapnya menyenangkan atau lucu.
Senyum Sosial
Di usia 2-6 bulan, bayi sudah bisa memberikan respon terhadap sesuatu rangsangan dari luar yang dia suka atau tidak, ini disebut juga sebagai senyum sosial. Rangsangan yang biasa direspon oleh bayi adalah suara. Di usia 2-6 bulan, bayi sudah bisa mengenali suara dan wajah orang tuanya, sehingga senyum kecil itu biasanya akan muncul jika orang tua yang memberikan rangsangan. Bahkan jangan heran, jika anak ibu sampai tertawa terbahak-bahak untuk merespon pola orang tua yang mereka anggap lucu.
Senyum Tanda Mengenal
Tidak hanya mengenal kedua orang tuanya, bayi usia 6-9 bulan ternyata juga sudah bisa mengenal orang-orang di sekeliling mereka. Nah, biasanya pada tahap ini, bayi akan tersenyum pada orang-orang yang dianggapnya kenal, meskipun orang tersebut tidak sedang melucu. Bahkan, bayi bisa memberikan senyuman terindah pada orang-orang yang memang dianggap spesial oleh bayi tersebut.
Jangan heran, jika pada rentang usia 6-9 bulan, bayi juga akan mudah menangis jika didekati oleh orang-orang yang jarang ditemui. Pada usia ini, bayi juga sudah bisa tertawa. Mulailah orang tua untuk lebih sering mengajak anak berkomunikasi, karena senyuman adalah tanda awal komunikasi bayi dengan orang-orang di sekelilingnya.
Senyum karena Rasa Humor
Bayi usia 9-12 bulan sudah bisa merespon apa yang ibu lakukan dengan baik. Pada tahap ini, bayi akan lebih mudah tersenyum, bahkan tertawa untuk merespon orang di sekitar atau pada suatu hal yang dianggap lucu. Bahkan, terkadang bayi tertawa pada suatu hal yang dianggapnya lucu, meskipun orang-orang di sekitarnya tidak tertawa. Ya, banyak alasan bagi bayi untuk tertawa pada usia ini. Bahkan, kadang mereka tertawa tanpa henti. Ini adalah jenis tertawa yang biasanya disenangi oleh orang tua dan sangat menyenangkan bagi siapa saja yang melihatnya.
Ya, senyuman bayi ternyata bisa digunakan untuk mengetahui perkembangan bayi ibu. Jika ibu memiliki pertanyaan mengenai perkembangan bayi, aplikasi Halodoc memiliki dokter yang bisa menjawab pertanyaan ibu. Yuk download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.