Cara Mengatasi Hoaks Vaksin COVID-19 pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   15 Desember 2021
Cara Mengatasi Hoaks Vaksin COVID-19 pada AnakCara Mengatasi Hoaks Vaksin COVID-19 pada Anak

“Anak-anak dan remaja termasuk kelompok individu yang rentan terserang COVID-19. Karena alasan ini, mereka perlu mendapatkan vaksin COVID-19 untuk mengurangi risiko gejala berat, atau kematian akibat infeksi COVID-19. Kendati demikian, maraknya berita hoaks seputar vaksinasi COVID-19 membuat para orangtua enggan memberikan vaksin untuk anaknya.”

Halodoc, Jakarta – Banyaknya informasi hoaks yang beredar di jejaring sosial, membuat sebagian orangtua menunda dan enggan memberikan vaksinasi COVID-19 pada anak-anaknya. Padahal, sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak pun perlu mendapatkan vaksin COVID-19 di tengah pandemi virus corona. 

Melansir dari laman Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI), salah satu hoaks yang pernah beredar di media sosial adalah unggahan yang menyebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melarang vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak.

Faktanya, tidak ada klaim dari WHO bahwa anak-anak dilarang diberikan vaksin COVID-19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia justru menyebutkan bahwa vaksinasi COVID-19 dapat dilakukan pada anak, mulai dari usia 6-11 tahun.

Ada pula hoaks berupa unggahan berbahasa asing, berisi poster tentang anak-anak yang mengalami stroke akibat efek samping dari vaksin COVID-19. Tentunya, kekeliruan informasi tersebut divalidasi oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19.  

Lantas, bagaimana cara supaya terhindar dari berita hoaks? Simak tips berikut.

Baca juga: IDI Sarankan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak-Anak

Tips Menghindari Hoaks Vaksin COVID-19

Kurangnya literasi membuat banyak orang termakan berita hoaks yang merugikan banyak pihak. Nah, agar ibu terhindar dari hoaks-hoaks vaksinasi COVID-19 untuk anak, berikut tips yang diberikan oleh Kemkominfo RI.

1. Waspada dengan judul provokatif

Informasi hoaks sering kali menggunakan judul yang provokatif dan sensasional untuk menarik perhatian banyak pihak. Isi beritanya pun biasanya dibuat seolah-olah resmi dari pihak tertentu, tapi sedikit diubah sesuai dengan persepsi atau maksud dan tujuan penyebar hoaks. 

Nah, ketika mendapati judul berita yang provokatif, sebaiknya cari referensi berita lain dari situs resmi sebagai pembanding untuk memastikan kebenarannya. Jika berita tersebut hanya berasal dari satu sumber, bisa jadi berita tersebut hoaks. 

2. Lihat alamat situsnya

Salah satu cara yang paling mudah untuk memastikan sebuah berita adalah hoaks atau bukan adalah dari alamat situsnya. Jika informasi yang diperoleh bersumber dari sebuah website atau mencantumkan link, cermati alamat URL situs tersebut.

Jika website atau situsnya belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa diragukan.

3. Cek keaslian foto

Di era yang serba digital seperti sekarang, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, konten foto atau video pun bisa dimanipulasi. Untuk mengecek keaslian foto, kamu bisa menggunakan Google, dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images.

Hasil pencarian tersebut akan menyajikan gambar-gambar serupa dari situs lain sehingga bisa dibandingkan.

Baca juga: Ini Syarat Vaksinasi COVID-19 Untuk Anak 12-17 Tahun

Pentingnya Vaksinasi COVID-19 untuk Anak

Pemberian vaksin bertujuan untuk mengurangi dampak buruk dari infeksi virus. Vaksinasi akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus terlebih dahulu sehingga respons tubuh terhadap infeksi virus akan lebih cepat. 

Mengutip dari laman Universitas Gadjah Mada, perbedaan mendasar pembentukan antibodi dari vaksinasi dan infeksi virus secara alami yakni pada pengawasan dan kontrol yang ketat dalam pemberian vaksinasi.

Ketika sistem kekebalan tubuh telah mengenali virus, maka individu tersebut berisiko kecil mengalami gejala berat dan kematian. Nah, selain itu tujuan utama vaksinasi COVID-19 adalah mencapai herd immunity sehingga infeksi COVID-19 dapat diredam. 

Anak-anak dan remaja juga masuk ke dalam kelompok yang rentan terinfeksi COVID-19. Karena alasan ini, orangtua diharapkan segera memberikan Vaksin COVID-19 pada anak untuk mencapai herd immunity di masyarakat. 

Melansir dari laman WHO, pada Oktober 2021, Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) menyatakan bahwa vaksin mRNA COVID-19 lebih besar manfaatnya daripada risikonya untuk semua kelompok umur. Hal ini dibuktikan dari berkurangnya kasus rawat inap dan kematian akibat COVID-19 pada individu yang telah menerima vaksin COVID-19 berbasis mRNA. 

Baca juga: Tunda Vaksinasi COVID-19 pada Anak Jika Alami 12 Kondisi Ini

Menurut studi dari The New England Journal of Medicine, seseorang akan mendapatkan jumlah antibodi yang lebih banyak untuk melawan virus dan meningkatkan keefektifan vaksin di dalam tubuh setelah mendapatkan dosis kedua. 

Dosis pertama bertujuan untuk memicu respons kekebalan awal. Sementara itu dosis kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk sebelumnya. Jadi, ibu harus memastikan anak mendapatkan minimal dua dosis vaksin untuk mendapatkan kekebalan terbaik. 

Kenali Efek Samping Vaksin COVID-19 pada Anak

Pemberian vaksin COVID-19 untuk anak tentunya dapat menimbulkan efek samping. Ibu tidak perlu khawatir, sebab tidak semua anak mengalaminya, dan efek sampingnya cenderung ringan. Sebagian besar efek samping umumnya hanya berlangsung 1-2 hari saja. 

Melansir dari National Health Service, beberapa efek samping pada anak yang sering dilaporkan setelah vaksinasi COVID-19 di antaranya:

  • Nyeri atau terasa pegal di area suntikan.
  • Kelelahan.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Menggigil.
  • Demam ringan.

Semua gejala di atas adalah hasil dari respon kekebalan terhadap virus yang didapat dari vaksin. Untuk mengatasinya, anak hanya perlu beristirahat dan konsumsi parasetamol (bila mengalami demam) agar merasa lebih baik.

Bila anak belum mendapatkan vaksin, ayah dan ibu bisa mengunjungi Sentra Vaksinasi COVID-19 Halodoc x Yayasan Wings Peduli – Kemayoran. Lokasinya berada di Area Parkir C3, Kawasan PPK Kemayoran, Jl. Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara. Jam operasionalnya, mulai dari pukul 09.00-16.00 WIB, setiap hari Senin sampai Sabtu.

Agar lebih mudah, segera pesan layanan vaksinasinya di aplikasi Halodoc untuk mencegah penularan COVID-19. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi :
World Health Organization. Diakses pada 2021. Interim statement on COVID-19 vaccination for children and adolescents.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diakses pada 2021. [HOAKS] WHO Larang Vaksinasi Corona untuk Anak-Anak.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diakses pada 2021.Ini Cara Mengatasi Berita “hoaks” di Dunia Maya
Covid19.go.id. Diakses pada 2021. Awas Hoaks: Stroke Menyerang Anak-Anak sebagai Efek Samping Vaksin COVID-19.
Universitas Gadjah Mada. Diakses pada 2021. Pentingnya Vaksinasi Covid-19 pada Anak.
The New England Journal of Medicine. Diakses pada 2021. Safety and Immunogenicity of Two RNA-Based Covid-19 Vaccine Candidates.
National Health Service. Diakses pada 2021. Coronavirus (COVID-19) vaccine for children aged 12 to 15.
Kementerian Kesehatan Indonesia. Diakses pada 2021. Vaksinasi COVID-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun dimulai 14 Desember.