Cara Mengetahui Self-Gaslighting pada Diri Sendiri

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 Januari 2022

“Self gaslighting terjadi ketika kamu mempertanyakan atau meragukan emosi kamu sendiri. Kondisi tersebut biasanya terjadi ketika orang lain melakukan gaslighting terlebih dulu pada kamu. Sehingga kamu terpengaruh dan mulai meragukan emosi diri sendiri dan menolak emosi yang sebenarnya.”

Cara Mengetahui Self-Gaslighting pada Diri SendiriCara Mengetahui Self-Gaslighting pada Diri Sendiri

Halodoc, Jakarta – Sebagian besar orang tentu pernah mendengar tentang gaslighting. Kondisi ini merupakan bentuk pelecehan emosional yang menggunakan manipulasi dan minimalisasi untuk membuat seseorang mempertanyakan realitas mereka. Gaslighting sering terjadi antara dua orang. Namun, diri sendiri pun mungkin pernah melakukan gaslighting, hal ini dikenal sebagai self gaslighting.

Perlu diketahui, self gaslighting juga berbahaya untuk kesehatan mental. Lantas, bagaimana mengetahui bahwa self gaslighting sedang terjadi pada diri sendiri?

Seperti Apa Tepatnya Self Gaslighting?

Self gaslighting sering terlihat seperti penekanan pikiran dan emosi. Misalnya, katakanlah seseorang mengatakan sesuatu yang tidak sensitif atau menyakitkan padamu. Namun, kamu menyadari bahwa perasaanmu terluka karenanya, tapi kemudian (seketika dan secara impulsif) kamu berpikir “Saya mungkin terlalu berlebihan dan terlalu sensitif.”

Hal yang jadi masalah ketika kamu melompat dari titik A ke titik C tanpa berhenti untuk memahami B di antaranya, yaitu emosi dirimu sendiri yang sangat valid dan berhak kamu rasakan dan ekspresikan. 

Dua tanda utama self gaslighting yang harus diwaspadai adalah seringnya penolakan diri dan keraguan diri tentang perasaan, persepsi, dan ingatan. Penolakan diri tanpa disadari dilakukan dengan maksud meminimalkan rasa sakit atau pelecehan yang kamu alami.

Berikut contoh-contoh pikiran atau ucapan self gaslighting yang sering terjadi, yaitu:

  • “Ah, mungkin aku terlalu sensitif.”
  • “Mungkin ini sebenarnya semua salahku.”
  • “Mereka semua menyayangi aku, pasti tidak bermaksud seperti itu.”
  • “Saya mencintai mereka jadi saya harus melakukan ini.”
  • “Mungkin saya hanya mengada-ngada atau salah mengingat.”

Sejauh keraguan diri, kamu mungkin tidak yakin apa sebenarnya yang terjadi atau siapa yang “salah”. Seseorang biasanya melakukan self gaslighting karena orang lain melakukan gaslighting terlebih dulu pada dirinya. Kemudian ia memikirkan hal tersebut seperti mengulang interaksi di kepalanya sendiri. 

“Jika jenis pemikiran seperti itu sering muncul dan secara naluriah, ada kemungkinan kamu sudah menginternalisasi beberapa gaslighting dan sekarang justru melakukan gaslighting ke diri sendiri karena kebiasaan,” kata Brit Barkholtz, seorang terapis klinis di Minnesota, Amerika Serikat, yang berspesialisasi dalam trauma. 

Bila kondisi ini terus terjadi dalam dirimu, maka kamu menjadi terbiasa meragukan realitas (perasaan/pendapat) diri sendiri, bahkan tanpa adanya pelaku gaslighting untuk menyalahkan pertanyaan kamu sendiri.

Perlu kamu waspadai, anggota keluarga, teman kerja, bos, atau siapa pun bisa menjadi pelaku gaslighting. Karena gaslighting adalah alat yang digunakan untuk mendiskreditkan seseorang, yang sering kali untuk kepentingan pelaku gaslighting.

Cara Menghentikan Self Gaslighting

Memulihkan diri dari self gaslighting adalah tantangan tersendiri akibat kecenderungan untuk mendiskreditkan diri sendiri. Rasanya mungkin seperti berjuang sendiri di setiap langkah. Namun, beberapa cara berikut ini bisa dilakukan untuk menghentikan self gaslighting.

  1. Cobalah untuk Lebih Menyadari Pikiran dan Penyebab Self Gaslighting

Untuk berhenti self gaslighting, pertama-tama kamu harus mengetahui tanda-tandanya dan mengidentifikasinya saat muncul. Semakin kamu sadar dan terbiasa dengan pola diri sendiri, maka semakin mudah untuk menyesuaikan atau menguji kenyataan ketika self gaslighting terjadi. Bahkan kamu bisa menghadangnya saat tahu kamu sedang dalam situasi pemicu.

Menulis jurnal adalah cara untuk menjadi lebih sadar. Catat pemikiranmu dan lihat apakah itu contoh self gaslighting. Gunakan catatan ini sebagai alat informasi, bukan alasan untuk menilai diri sendiri. 

  1. Berkomitmen untuk Memvalidasi dan Tidak Menilai Pikiran Kamu

Dibanding mempertanyakan apakah emosi kamu adalah yang “benar” untuk diakui, sebaiknya terimalah dan ingatkan dirimu bahwa kamu boleh memilikinya. Hal tersebut bisa berupa:

“Saya merasa frustasi dan tidak berdaya sekarang. Tidak apa-apa untuk merasa seperti ini. Saya diizinkan untuk merasa seperti ini.”

  1. Berbicaralah pada Diri Sendiri Seperti Berbicara dengan Seorang Teman

Bersikaplah lembut dengan diri sendiri selama proses ini, meskipun membutuhkan waktu dan usaha yang lebih. Kamu bisa berdialog dengan diri sendiri, seolah-olah kamu adalah teman baik untuk diri kamu sendiri yang kamu sayangi. 

Nah, apakah kamu pernah menyadari pernah melakukan self gaslighting pada diri sendiri? Jika kesulitan untuk mengetahui dan mengatasinya, sebaiknya tanyakan pada psikolog di aplikasi Halodoc untuk mendapatkan terapi. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. What’s ‘Self-Gaslighting’ and How Do I Unlearn It?
Huffpost. Diakses pada 2022. Are You Self-Gaslighting? Here’s How To Spot The Destructive Behavior.
Psychology Today. Diakses pada 2022. What Is Self-Gaslighting?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan