Cedera Operasi Bisa Sebabkan Bells Palsy

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Agustus 2020
Cedera Operasi Bisa Sebabkan Bells PalsyCedera Operasi Bisa Sebabkan Bells Palsy

Halodoc, Jakarta - Beberapa orang pernah mengalami suatu kecelakaan yang menyebabkan harus mendapatkan operasi. Meski begitu, bukan tidak mungkin dalam operasi yang dilakukan di wajah terjadi suatu kesalahan sehingga mengakibatkan masalah pada saraf. Jika terjadi, maka kamu telah mengidap gangguan bells palsy. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan satu sisi pada wajah meskipun terjadi hanya sementara. Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!

Bells Palsy Disebabkan Cedera Operasi

Bells palsy, atau disebut juga dengan lumpuh wajah idiopatik adalah suatu kelumpuhan atau kelemahan pada wajah yang terjadi pada satu sisi wajah. Hal ini terjadi akibat disfungsi dari saraf wajah yang membuat otot-otot di satu sisi wajah menjadi kaku. Saat mengalaminya, kamu mungkin kesulitan untuk mengedipkan dan menutup mata, serta sulit mengeluarkan ekspresi senyum. Meski begitu, gangguan ini hanya terjadi untuk sementara.

Baca juga: Kenali 5 Fakta Penting Bell’s Palsy yang Sebabkan Kelumpuhan Wajah

Namun, benarkah jika cedera saat operasi dapat menyebabkan seseorang mengidap bells palsy?

Salah satu operasi yang kerap dilakukan pada wajah adalah operasi plastik. Hal ini mungkin saja menyebabkan gangguan pada wajah karena terjadinya tekanan pada saraf. Meski begitu, kelainan yang terjadi pada wajah tersebut tergantung dari lokasi operasi, bagian yang mendapatkan operasi, hingga seberapa rumit operasi tersebut dilakukan. Jika kamu merasakan masalah saraf tersebut, ada baiknya langsung memeriksakan diri ke dokter.

Selain itu, terdapat penyebab lainnya yang dapat memicu peradangan pada saraf wajah. Beberapa penyebabnya berkaitan dengan infeksi virus yang mengakibatkan penyakit, seperti herpes simplex, herpes zoster, adenovirus, rubella, hingga virus gondong. Saat saraf meradang dan membengkak, saraf yang mengontrol otot-otot wajah kesulitan untuk melewati koridor tulang yang sempit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya.

Lalu, jika kamu memiliki pertanyaan terkait gangguan bells palsy yang terjadi akibat gangguan pada saraf wajah, dokter dari Halodoc dapat menjawab semua kebingungan yang ada. Dengan memanfaatkan fitur Chat atau Voice/Video Call pada aplikasi Halodoc, interaksi dengan dokter menjadi lebih mudah. Ayo, download aplikasinya sekarang juga!

Baca juga: Inilah Jenis Infeksi yang Berisiko Sebabkan Bell's Palsy

Cara Mendiagnosis Bells Palsy

Para ahli medis biasanya dapat mendiagnosis gangguan bells palsy dengan melihat gejala yang ditimbulkan. Dikutip dari John Hopkins Medicine, tidak ada tes khusus yang dapat dilakukan untuk memastikan jika kamu mengidap gangguan saraf tersebut. Meski begitu, dokter mungkin merekomendasikan tes untuk mengesampingkan kondisi lainnya yang memiliki gejala yang sama dan menentukan seberapa parah kerusakan saraf yang terjadi. Berikut ini beberapa tes yang dapat dilakukan:

  • Elektromiografi: Tes ini dilakukan untuk menentukan sejauh mana kerusakan saraf terjadi.
  • Tes Darah: Pemeriksaan ini untuk menentukan jika terdapat kondisi lainnya seperti diabetes.
  • MRI atau CT: Cara ini dilakukan untuk menentukan jika terdapat gangguan struktural untuk gejala yang timbul.

Memang sangat penting untuk melakukan diagnosis agar dapat mengesampingkan adanya risiko mengalami stroke atau tumor. Hal tersebut dapat menimbulkan gejala yang sangat mirip dengan bells palsy.

Pengobatan dari Bells Palsy

Kebanyakan orang yang mengidap gangguan saraf pada wajah ini dapat pulih sepenuhnya dengan atau tanpa dilakukan perawatan. Meski begitu, tidak ada perawatan yang pasti untuk mengatasi bells palsy. Dokter mungkin saja menyarankan untuk mengonsumsi obat atau terapi fisik agar dapat mempercepat pemulihan. Berikut ini beberapa hal yang dilakukan untuk pengobatan gangguan saraf tersebut:

  • Konsumsi Obat

Beberapa obat-obatan mungkin saja diberikan oleh dokter untuk mengatasi gangguan bells palsy. Obat yang pertama kerap dikonsumsi adalah kortikosteroid, yang berguna untuk mengurangi pembengkakan pada wajah. Selain itu, obat antivirus juga dapat diberikan karena beberapa infeksi yang terjadi mengakibatkan gangguan saraf pada wajah tersebut.

  • Terapi Fisik

Dikutip dari Mayo Clinic, cara lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pada wajah tersebut adalah dengan melakukan terapi fisik. Otot yang lumpuh dapat menyusut dan memendek, sehingga menimbulkan kontraktur permanen. Ahli terapi dapat mengajarkan cara memijat dan melatih otot-otot wajah agar dapat mencegah hal tersebut terjadi.

Baca juga: Jangan Keliru, Ketahui Mitos Tentang Bell's Palsy

Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai cedera operasi yang dapat menyebabkan terjadinya bells palsy. Dengan mengetahui hal tersebut, kamu menjadi lebih berhati-hati terhadap dampak yang terjadi akibat operasi dan mengetahui gejala apa saja yang dapat timbul. Jadi, penanganan dini dapat dilakukan secepat mungkin.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Bell's palsy.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Bell's Palsy.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan