Cek Fakta: Apakah Hipopigmentasi Bisa Hilang?

2 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   01 Desember 2022

"Hipopigmentasi ditandai dengan bercak kulit di beberapa bagian tertentu yang lebih cerah. Faktanya, tidak semua bercak ini bisa dihilangkan."

Cek Fakta: Apakah Hipopigmentasi Bisa Hilang?Cek Fakta: Apakah Hipopigmentasi Bisa Hilang?

Halodoc, Jakarta – Hipopigmentasi adalah bercak kulit berwarna keputihan di bagian tertentu. Penyebabnya karena sel-sel kulit menghasilkan zat melanin yang sedikit sehingga beberapa bagian kulit tampak lebih cerah. Melanin adalah zat atau pigmen yang memberikan warna kulit. 

Biasanya, orang-orang yang berkulit lebih gelap cenderung lebih rentan mengalaminya. Selain itu, kulit yang sering terpapar matahari juga lebih rentan mendapatkan bercak ini. Berbeda dengan hiperpigmentasi, kondisi kulit yang satu ini belum tentu bisa dihilangkan. 

Apakah Bisa Dihilangkan?

Faktanya, tidak semua hipopigmentasi bisa dihilangkan. Misalnya seperti albinisme, ini merupakan masalah genetik yang diperoleh sejak lahir sehingga tidak bisa diobati. Namun, jenis hipopigmentasi lainnya umumnya bisa diobati. Berikut jenis-jenis hipopigmentasi beserta penanganannya:

  • Vitiligo akibat gangguan autoimun yang merusak sel-sel penghasil pigmen. Pengobatannya berupa krim steroid. Riasan juga dapat membantu menutupi bercak putih pada kulit.
  • Pityriasis alba, yaitu sejenis eksim atau gangguan pembengkakan kulit. Pengobatannya bisa berupa krim steroid dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan mempercepat repigmentasi. Selain itu, foto kemoterapi psoralen plus UVA (PUVA) dan fototerapi yang ditargetkan juga bisa jadi solusi untuk kasus yang lebih parah.
  • Pityriasis versicolor akibat paparan jamur. Perawatannya meliputi krim, sampo, atau tablet untuk membasmi jamur. 

Berbagai Penyebab Hipopigmentasi

Penyebab hipopigmentasi yang paling umum adalah cedera, seperti luka bakar, infeksi, lepuh, paparan bahan kimia dan eksim. Setelah sembuh, bekas luka dapat berkembang menjadi bercak yang lebih cerah dari kulit di sekitarnya. Penyakit genetik yang langka juga bisa memicunya, misalnya seperti albinisme. Beberapa perawatan kulit juga dapat menyebabkan hipopigmentasi, seperti:

  • Perawatan kulit dengan laser untuk menghilangkan beberapa masalah pada kulit. Prosedur ini mampu memicu pertumbuhan serat kolagen baru, sehingga menghasilkan kulit yang halus. Meski begitu, proses tersebut juga dapat memicu terjadinya hipopigmentasi.
  • Dermabrasi, yaitu perawatan kulit dengan mengikis lapisan kulit paling atas. Jika kamu memiliki kulit berwarna, kemungkinan besar kamu akan mengalami hipopigmentasi setelah dermabrasi.
  • Chemical peeling dengan larutan kimia untuk mengelupas lapisan atas kulit sehingga menghasilkan kulit yang lebih halus dan cerah. Jika kamu memiliki kulit gelap, kamu memiliki risiko lebih besar mengalami hipopigmentasi setelah perawatan ini.

Adakah Risiko Komplikasinya?

Beberapa orang yang mengidap hipopigmentasi lebih berisiko terkena kanker kulit, terutama untuk pengidap albinisme. Sebab, hipopigmentasi membuat kulit lebih rentan mengalami kerusakan saat terpapar sinar ultraviolet. Bekas luka yang mengalami proses hipopigmentasi juga berisiko menjadi kanker. 

Komplikasinya bukan hanya menyasar fisik, tetapi juga mental. Terutama untuk pengidap albinisme dan vitiligo. Kondisi kulit tersebut bisa memicu kecemasan sosial karena penampilan kulitnya. Jika kamu tengah menghadapi permasalahan ini,  jangan ragu untuk menemui psikolog. Segera buat janji medis dengan psikolog di aplikasi Halodoc. Jangan tunda sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Hypopigmentation.
Healthline. Diakses pada 2022. Hypopigmentation.
Medical News Today. Diakses pada 2022. Hypopigmentation.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan