Cek Fakta: Infeksi COVID-19 Tingkatkan Risiko Diabetes pada Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Januari 2022

“Infeksi coronavirus tidak hanya menyerang orang dewasa. Bayi, balita, dan anak pun memiliki risiko yang sama tingginya untuk mengalami masalah kesehatan yang berbahaya ini. Bahkan, studi terbaru dari CDC menunjukkan bahwa COVID-19 pada anak meningkatkan risiko diabetes.”

Cek Fakta: Infeksi COVID-19 Tingkatkan Risiko Diabetes pada AnakCek Fakta: Infeksi COVID-19 Tingkatkan Risiko Diabetes pada Anak

Halodoc, Jakarta – Virus corona lagi-lagi bermutasi menjadi varian baru yang diberi nama Omicron. Kabarnya, varian baru ini jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan varian Delta, sehingga masyarakat perlu waspada dan selalu menjaga kesehatan serta disiplin melakukan protokol kesehatan 5 M di mana saja. 

Sayangnya, tidak banyak yang mengetahui bahwa infeksi virus corona tidak hanya berbahaya bagi orang dewasa, tetapi juga pada anak. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat atau CDC menunjukkan bahwa COVID-19 pada anak memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. 

COVID-19 dan Diabetes pada Anak

Studi yang dilakukan oleh para peneliti berdasarkan dari data kesehatan yang berasal dari dua sumber, yaitu IQVIA dan HealthVerity. Data tersebut mencakup sekitar 2,6 juta anak dalam kisaran waktu antara bulan Maret hingga Juni tahun 2021 lalu. 

Berdasarkan data yang didapat dari IQVIA, anak yang mengalami COVID-19 memiliki risiko sekitar 2,66 kali atau sebesar 166 persen lebih tinggi mengidap diabetes setelah sekitar 30 hari dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami infeksi virus corona. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan anak yang mengidap infeksi pernapasan yang bukan COVID-19, risikonya sebesar 2,16 kali lebih tinggi pada anak dengan COVID-19 untuk mengalami diabetes. 

Sementara itu, berdasarkan data yang didapat dari HealthVerity, anak yang mengalami infeksi COVID-19 memiliki risiko sebesar 1,31 kali lebih tinggi untuk mengalami diabetes. Lalu, apa sebenarnya kaitan diabetes dengan COVID-19 pada anak? Ternyata, para peneliti mengungkapkan bahwa keterkaitan antara COVID-19 dan diabetes bisa dibilang cukup kompleks. 

Hal tersebut bisa jadi karena virus corona menyerang sel pada organ pankreas yang berfungsi untuk membuat hormon insulin. Ketika proses produksi insulin mengalami gangguan, tentunya dampak yang mungkin terjadi adalah seseorang sangat mungkin terserang diabetes. 

Sharon Saydah selaku salah satu dari tim peneliti CDC mengungkapkan, belum bisa diketahui dengan pasti apakah diabetes yang terjadi pada anak bisa berkembang menjadi masalah kesehatan kronis atau bisa membaik seiring perkembangan usianya. 

Ternyata, tidak hanya pada anak, studi lain yang pernah dilakukan sebelumnya pun menunjukkan adanya kemungkinan keterkaitan antara COVID-19 dengan diabetes. Disebutkan bahwa, hampir setengah dari pengidap COVID-19 memiliki kadar gula darah yang cenderung tinggi yang merupakan salah satu implikasi dari penyakit diabetes. 

Pentingnya Vaksin COVID-19 untuk Anak

Berdasarkan temuan baru tersebut, CDC semakin giat menyerukan pentingnya memberikan vaksin COVID-19 pada anak. Pasalnya, vaksin bisa membantu mengurangi risiko penularan sekaligus mencegah terjadinya infeksi penyakit yang membahayakan pada anak. 

Studi lain yang turut dilakukan oleh CDC menemukan bahwa dua dosis vaksin jenis Pfizer-BioNTech bisa melindungi anak berusia 12 hingga 18 tahun yang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit terhadap Sindrom Inflamasi Multisistem yang buruk atau MIS-C. Kondisi tersebut bisa berkembang antara dua hingga enam minggu setelah infeksi virus pada anak terjadi. 

Studi tersebut mengamati sebanyak 24 rumah sakit di 20 negara bagian dengan rentang waktu antara Juli hingga Desember tahun 2021, tepatnya selama periode saat varian Delta masih begitu dominan. Disimpulkan bahwa, vaksinasi memiliki tingkat kemanjuran sebesar 91 persen terhadap MIS-C sekaligus mencatat bahwa di antara 38 anak yang mendapatkan perawatan dengan usia 12 hingga 18 tahun yang membutuhkan dukungan hidup, semuanya tidak divaksinasi.

Jadi, ternyata vaksin memang sangat penting dalam mencegah penularan infeksi virus corona pada anak, ya? Kalau ada yang perlu ditanyakan tentang COVID-19 pada anak dan risiko diabetes yang mengintai, ibu bisa tanyakan langsung pada dokter spesialis anak melalui aplikasi Halodoc. Segera download aplikasi Halodoc di ponsel ibu, ya!

Referensi: 

Catherine E. Barrett, et al. 2022. Diakses pada 2022. Risk for Newly Diagnosed Diabetes >30 Days After SARS-CoV-2 Infection Among Persons Aged <18 years — United States, March 1, 2020–June 28, 2021. Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) Vol.71.
Laura, D. Zambrano, et al. 2022. Diakses pada 2022. Effectiveness of BNT162b2 (Pfizer-BioNTech) mRNA Vaccination Against Multisystem Inflammatory Syndrome in Children Among Persons Aged 12–18 Years — United States, July–December 2021. Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) Vol.71.