Cek Fakta: Kekerasan Seksual Terjadi karena Faktor Genetik?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   29 Desember 2022

“Faktor pemicu kekerasan seksual cukup kompleks. Bahkan, bisa jadi akibat kombinasi berbagai faktor, seperti faktor individu, hubungan, dan masyarakat.”

Cek Fakta: Kekerasan Seksual Terjadi karena Faktor Genetik?Cek Fakta: Kekerasan Seksual Terjadi karena Faktor Genetik?

Halodoc, Jakarta – Kekerasan seksual merupakan salah satu tindakan kejahatan yang banyak terjadi. Banyak orang semakin sadar akan pentingnya pencegahan perilaku kekerasan seksual sejak dini, supaya kejahatan tersebut tidak bertambah lagi. Bahkan, penyebab dan faktor  yang menyebabkan perilaku kekerasan seksual juga semakin digali.

Sebuah studi yang melakukan penyelidikan tentang perilaku kekerasan seksual terjadi karena faktor genetik, pertama kali dilakukan pada tahun 2015 yang terbit di International Journal of Epidemiology. Bisa dibilang penelitian tersebut cukup besar dan heboh di media massa Inggris pada masanya. 

Lantas, apakah faktor genetik sebagai penyebab kekerasan seksual merupakan fakta atau kah hanya sebuah mitos?

Kecurigaan Faktor Genetik sebagai Penyebab Perilaku Kekerasan Seksual

Studi yang diterbitkan secara daring di International Journal of Epidemiology, menganalisa data dari 21.566 laki-laki pelaku kekerasan seksual, yang dihukum di Swedia antara tahun 1973 hingga 2009. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Niklas Långström dan rekan-rekannya, disimpulkan bahwa 40 persen dari kejahatan seksual terjadi disebabkan adanya faktor genetik. 

Penelitian tersebut juga mengklaim bahwa saudara laki-laki atau ayah yang melakukan kekerasan seksual, dapat mewariskan perilaku tersebut dalam gen laki-laki di sebuah keluarga. 

Namun, para ilmuwan lain menyarankan untuk melakukan penelitian baru untuk mengidentifikasi pelaku potensial, dan menargetkan keluarga yang berisiko sebagai pelaku kekerasan seksual sebagai upaya pencegahan dini. Sebab, para ahli memperingatkan bahwa penelitian oleh Niklas Langstrom memiliki keterbatasan yang cukup serius.

Faktor Pemicu Kekerasan Seksual Cukup Kompleks

Sementara itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat mengatakan, faktor yang berkontribusi pada perilaku kekerasan seksual mungkin bukan penyebab langsung. 

Perilaku kekerasan seksual bisa terjadi karena kombinasi berbagai faktor. Misalnya, faktor individu, relasional, komunitas, dan sosial. Berikut ini berbagai faktor yang dapat memicu seseorang melakukan perilaku kekerasan seksual:

1. Faktor risiko individu

  • Konsumsi alkohol berlebih dan narkoba.
  • Kejahatan.
  • Kurangnya kepedulian terhadap orang lain.
  • Memiliki perilaku agresif dan mendapat perilaku kekerasan.
  • Melakukan kegiatan seksual di usia dini.
  • Memaksakan fantasi seksual.
  • Paparan media.
  • Memiliki rasa permusuhan pada wanita.
  • Memiliki sifat hipermaskulinitas.
  • Pernah menjadi korban perbuatan seksual sebelumnya.

2. Faktor hubungan

  • Memiliki riwayat konflik dan kekerasan dalam keluarga.
  • Memiliki riwayat kekerasan fisik, seksual, atau emosional di masa kanak-kanak.
  • Memiliki lingkungan keluarga yang tidak mendukung secara emosional.
  • Memiliki hubungan orang tua – anak yang buruk, terutama dengan ayah.
  • Berada di lingkungan pertemanan yang agresif secara seksual.
  • Hipermaskulin.
  • Pernah terlibat dalam hubungan intim yang kasar. 

3. Faktor masyarakat

  • Kemiskinan.
  • Sedikitnya kesempatan kerja.
  • Kurangnya dukungan dari lembaga berwenang.
  • Adanya toleransi umum terhadap kekerasan seksual dalam masyarakat.
  • Lemahnya sanksi masyarakat terhadap pelaku kekerasan seksual.

4. Faktor sosial

  • Adanya norma masyarakat yang mendukung kekerasan seksual.
  • Adanya norma sosial yang mendukung superioritas laki-laki dan hak seksual.
  • Lemahnya hukum dan kebijakan terkait kekerasan seksual dan kesetaraan gender.
  • Tingginya tingkat kejahatan dan bentuk kekerasan lainnya. 

Melihat banyaknya kemungkinan faktor yang memicu tindakan kekerasan seksual, maka, faktor pelindung untuk mencegah perilaku tersebut menjadi sangat penting. Pencegahan dapat dilakukan pada tingkat individu, relasional, sosial, dan masyarakat. Misalnya dengan:

  • Membangun keluarga yang mendukung satu-sama lain dan mengatasi konflik secara damai.
  • Meningkatkan kesehatan emosional dan hubungan.
  • Meningkatkan atau mengupayakan prestasi akademik.
  • Membangun rasa empati dan kepedulian terhadap sesama manusia. Terutama terhadap bagaimana tindakan seseorang akan memengaruhi orang lain.

Jadi, itulah yang perlu diketahui tentang faktor pemicu munculnya perilaku kekerasan seksual. Untuk dapat mencegah munculnya perilaku tersebut pada generasi berikutnya dalam keluarga, tidak ada salahnya untuk berdiskusi dengan psikolog. Yuk, download aplikasi Halodoc untuk menjaga kesehatan keluarga!

Referensi:
CDC. Diakses pada 2022. Risk and Protective Factors
International Journal of Epidemiology. Diakses pada 2022. Sexual offending runs in families: A 37-year nationwide study 
The Guardian. Diakses pada 2022. Risk of sex offending linked to genetic factors, study finds
Science. Diakses pada 2022. Reality check: Is sex crime genetic?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan