Donor Darah Bisa Mendeteksi Hepatitis C

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 Maret 2021
Donor Darah Bisa Mendeteksi Hepatitis CDonor Darah Bisa Mendeteksi Hepatitis C

Halodoc, Jakarta - Donor darah dapat mendatangkan banyak manfaat, tak hanya bagi penerima donor, melainkan juga bagi sang pendonor. Salah satu manfaat donor darah yang sayang untuk dilewatkan adalah dapat mendeteksi penyakit serius, seperti hepatitis C

Hepatitis C adalah kondisi ketika organ hati mengalami peradangan akibat virus hepatitis C (HCV). Kondisi ini dapat berujung pada penyakit liver kronis, hingga kanker hati. Lantas, mengapa donor darah bisa mendeteksi hepatitis C?

Baca juga: Hati-Hati, Hepatitis C Bisa Menular Lewat Berbagai Cara Ini

Donor Darah Ibarat Mini Check-Up: Hepatitis C dan Penyakit Serius Lain Bisa Terdeteksi

Sebelum mendonorkan darah, kamu harus menjalani pemeriksaan dasar, seperti berat badan, suhu tubuh, tekanan darah, dan kadar hemoglobin. Tak hanya itu, kamu juga akan diminta untuk menjalani tes darah, guna mendeteksi ada atau tidaknya penyakit menular, termasuk hepatitis C. 

Mini check-up” itu bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui transfusi darah. Jadi, secara tidak langsung, pendonor dapat terbantu untuk mengetahui adanya hepatitis C atau penyakit serius lainnya sejak dini. Bisa dikatakan, selain membantu orang yang membutuhkan darah, kamu juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara cuma-cuma. 

Lebih Lanjut Tentang Hepatitis C

Seperti dijelaskan di awal, hepatitis C terjadi ketika organ hati mengalami peradangan akibat infeksi virus. Hepatitis C dapat menular melalui darah, sehingga jika ingin mendonorkan darah, kamu harus memastikan tidak sedang mengidap penyakit ini.

Hepatitis C perlu diwaspadai karena jika tidak ditangani dengan baik, berpotensi menyebabkan kerusakan pada hati. Itulah sebabnya deteksi dan penanganan dini hepatitis C sangat penting untuk dilakukan. 

Kondisi ketika infeksi terjadi dalam jangka panjang disebut sebagai hepatitis C kronis. Kondisi ini umumnya tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun, hingga terjadi kerusakan pada hati yang cukup parah.

Baca juga: 4 Fakta Penting Seputar Hepatitis C yang Perlu Diketahui

Seperti Apa Gejala Hepatitis C yang Perlu Diwaspadai?

Hepatitis C sering kali tidak menunjukkan gejala hingga telah terjadi kerusakan hati yang cukup serius. Itulah sebabnya banyak pengidap hepatitis C yang telah terinfeksi, tetapi tidak menyadari kondisinya. 

Setiap infeksi hepatitis C kronis biasanya didahului oleh fase akut. Hepatitis C akut sering tidak terdiagnosis karena jarang menunjukkan gejala. Namun, jika ada gejala, beberapa yang sering dialami pengidapnya adalah kuning pada kulit dan mata, disertai rasa lelah, mual, demam, dan nyeri otot.

Pengobatan dan Pencegahan Hepatitis C

Jika kamu atau orang terdekat ada yang mengalami gejala hepatitis C atau ingin melakukan pemeriksaan kesehatan, gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit. Kalau ingin lebih mudah lagi, gunakan saja layanan pemeriksaan laboratorium di rumah yang bisa dipesan melalui aplikasi Halodoc juga.

Hepatitis C dapat diobati dengan beberapa metode. Salah satu metodenya adalah pemberian obat antivirus, yang bertujuan untuk memberantas infeksi virus di dalam tubuh. Target dari metode pengobatan ini adalah tidak adanya virus hepatitis C yang terdeteksi di tubuh, setidaknya 12 minggu setelah menyelesaikan pengobatan. 

Jenis obat antivirus yang digunakan untuk mengatasi hepatitis C akan tergantung dari tipe virus yang menginfeksi, dan kondisi kesehatan lain yang dialami. Begitu pula dengan durasi pengobatan yang akan dijalani. Bicarakan lebih lanjut dengan dokter terkait pengobatan hepatitis C yang paling sesuai.

Baca juga: 6 Dampak Serius dari Komplikasi Hepatitis

Lalu, bagaimana cara mencegah infeksi hepatitis C? Karena virus penyebabnya menular melalui darah, ada beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Jangan menggunakan jarum suntik yang sama atau bergantian dengan orang lain. 
  • Hindari saling bertukar barang pribadi seperti sikat gigi, alat cukur, dan peralatan lainnya yang dapat terkontaminasi oleh darah.

Meski risiko tertular hepatitis C melalui hubungan intim relatif rendah, hal ini tetap mungkin terjadi jika terdapat darah saat berhubungan. Misalnya, jika sedang menstruasi atau mengalami perdarahan minor saat berhubungan intim. Jadi, agar lebih aman, sebaiknya gunakan kondom saat berhubungan intim.

Referensi:
Health. Diakses pada 2021. 4 Unexpected Benefits of Donating Blood.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. Viral Hepatitis. Hepatitis C.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Condition. Hepatitis C.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan