Gejala Monkeypox atau Cacar Monyet
Penting untuk mengetahui gejala monkeypox atau cacar monyet agar kamu waspada terhadap penyakit ini.

Gejala cacar monyet memiliki kemiripan dengan cacar air, tetapi umumnya lebih ringan dibandingkan dengan penyakit cacar lainnya. Tanda-tanda infeksi mulai muncul dalam rentang waktu 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus.
1. Periode Prodromal (Fase Awal)
Fase prodromal merupakan tahap awal infeksi, sebelum ruam atau lesi kulit mulai muncul. Gejala pada tahap ini menyerupai infeksi virus lain, seperti flu atau cacar air.
Biasanya, fase ini berlangsung antara 1 hingga 5 hari, setelah melewati masa inkubasi sekitar 5–21 hari (rata-rata 6–13 hari). Beberapa gejala khas pada fase prodromal meliputi:
- Demam tinggi (lebih dari 38,5°C), yang merupakan salah satu tanda awal yang hampir selalu muncul.
- Sakit kepala hebat, akibat peradangan sistemik yang dipicu oleh virus.
- Nyeri otot (myalgia) dan nyeri sendi (arthralgia), sebagai bagian dari respons imun tubuh terhadap infeksi.
- Lemah, lesu, dan kelelahan ekstrem, yang membuat pengidap merasa tidak bertenaga.
- Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), yang menjadi ciri khas cacar monyet dan tidak terjadi pada cacar air. Pembengkakan ini biasanya muncul di leher, ketiak, dan selangkangan.
- Menggigil dan berkeringat berlebihan, sebagai reaksi tubuh terhadap kenaikan suhu akibat infeksi.
- Sakit punggung dan nyeri tulang, yang disebabkan oleh peradangan sistemik.
- Mual dan muntah (terjadi pada beberapa kasus), akibat respons tubuh terhadap virus.
Selama fase ini, virus mulai menyebar ke seluruh tubuh, menginfeksi jaringan dan organ-organ tertentu. Sistem imun mulai melawan virus, sehingga menimbulkan demam dan peradangan sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
2. Periode Erupsi Kulit (Munculnya Ruam)
Fase erupsi kulit dimulai sekitar 1 hingga 4 hari setelah fase prodromal. Periode ini ditandai dengan munculnya ruam khas cacar monyet, yang berkembang dalam beberapa tahap. Umumnya, fase ini berlangsung selama 2–4 minggu.
Tahapan Perkembangan Ruam:
- Makula (Lesi Datar)
- Bercak kemerahan pertama kali muncul di wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lain.
- Papula (Lesi Menonjol)
- Ruam berkembang menjadi benjolan kecil yang mulai menonjol di permukaan kulit.
- Vesikel (Lesi Berisi Cairan Jernih)
- Benjolan berubah menjadi lepuhan berisi cairan bening, menyerupai cacar air.
- Pustula (Lesi Berisi Nanah)
- Cairan dalam lepuhan berubah menjadi nanah, membuat lesi tampak lebih besar dan lebih menyakitkan.
- Keropeng (Krustasi/Scabbing)
- Setelah beberapa hari, lesi mulai mengering dan membentuk keropeng. Setelah sembuh, keropeng akan rontok, namun bisa meninggalkan bekas luka permanen pada beberapa kasus.
Karakteristik Ruam pada Cacar Monyet
- Ruam pertama kali muncul di wajah, kemudian menyebar ke telapak tangan, telapak kaki, lengan, tungkai, dan alat kelamin.
- Penyebarannya bersifat sentrifugal, artinya jumlah ruam lebih banyak di wajah dan ekstremitas dibandingkan bagian tengah tubuh.
- Pada beberapa kasus, ruam juga dapat muncul di mukosa mulut, mata (konjungtiva), serta area genital.
- Lesi berkembang serentak dalam satu area tubuh, berbeda dengan cacar air yang memiliki lesi dalam berbagai tahap pada satu area yang sama.
Setelah beberapa minggu, tubuh mulai pulih secara alami, dan ruam akan berangsur-angsur menghilang. Dalam banyak kasus, kondisi ini dapat membaik dengan sendirinya, tetapi perawatan yang tepat tetap diperlukan untuk mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan medis yang tepat jika mengalami gejala yang mirip dengan cacar monyet.
Apalagi jika kamu baru saja melakukan kontak langsung dengan pengidapnya, atau mengalami luka akibat hewan yang berpotensi menularkan penyakit ini.
Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!


