Gengsi: Pengaruhnya terhadap Kehidupan dan Kesehatan Mental
Gengsi berlebihan bisa picu stres, cemas, hingga depresi jika tak disadari dan diatasi dengan cara yang sehat.

DAFTAR ISI
- Gengsi Adalah Apa?
- Gengsi dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Gengsi Bisa Menjadi Cermin Masalah Kesehatan Mental
- Kenapa Gengsi Sulit Dilepaskan?
- Cara Sehat Menghadapi Gengsi
Gengsi adalah bagian dari harga diri atau bentuk menjaga citra.
Dalam batas wajar, hal itu memang bisa memotivasi seseorang untuk berprestasi atau menjaga standar hidup yang baik.
Tapi ketika gengsi menjadi kebutuhan untuk “diakui” atau menutupi ketidakpuasan diri, justru bisa menjadi beban psikologis yang berbahaya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu gengsi, mengapa orang melakukannya, serta kaitannya dengan masalah kesehatan mental.
Yuk, kenali tanda-tanda saat gengsi mulai merusak kualitas hidup dan cara sehat untuk menghadapinya.
Gengsi Adalah Apa?
Gengsi adalah perasaan ingin dihargai dan dilihat lebih baik oleh orang lain, bahkan jika harus mengorbankan kenyamanan, kejujuran, atau kondisi nyata yang sedang dialami.
Dalam banyak kasus, gengsi mendorong seseorang untuk menampilkan citra yang lebih tinggi dari realita, entah secara sosial, finansial, atau emosional.
Gengsi bisa muncul dalam banyak bentuk:
- Berusaha tampil mewah padahal kondisi keuangan sedang sulit.
- Menolak meminta bantuan karena takut dianggap lemah.
- Menghindari pengakuan kesalahan demi menjaga citra.
- Memaksakan gaya hidup yang sebenarnya tidak realistis.
Walaupun terkadang dianggap sebagai motivasi positif, gengsi yang berlebihan justru menyulitkan seseorang untuk hidup jujur dan damai dengan dirinya sendiri.
Gengsi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam budaya kolektif seperti Indonesia, gengsi punya peran yang cukup besar.
Sering kali, seseorang merasa harus memenuhi ekspektasi keluarga, lingkungan, atau media sosial agar tetap dianggap “berhasil.”
Contoh yang sering ditemui:
- Pekerjaan: Tidak mau terlihat “turun kasta”, walaupun pekerjaan sekarang lebih sehat mentalnya.
- Pendidikan: Menyembunyikan fakta putus kuliah karena takut dianggap gagal.
- Relasi: Bertahan dalam hubungan toxic demi terlihat harmonis di depan orang lain.
- Media sosial: Memamerkan gaya hidup glamor, walau harus berutang.
Sayangnya, banyak orang tidak sadar bahwa kebiasaan mempertahankan gengsi ini bisa berdampak negatif, terutama bagi kesehatan mental.
Gengsi Bisa Menjadi Cermin Masalah Kesehatan Mental
Gengsi yang berlebihan sering kali bukan sekadar sikap, tapi bisa jadi tanda seseorang sedang bergumul dengan masalah kesehatan mental yang lebih dalam.
Berikut beberapa tanda dan ciri yang patut diperhatikan:
1. Ketakutan Berlebihan akan Penilaian Orang Lain
Orang dengan gengsi tinggi biasanya sangat bergantung pada opini orang lain. Mereka bisa merasa gagal atau hancur jika tidak memenuhi ekspektasi sosial tertentu.
Ini bisa menjadi ciri dari gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).
2. Perfeksionisme yang Tidak Sehat
Gengsi adalah kondisi yang dapat memunculkan perfeksionisme berlebihan. Seseorang hanya merasa berharga jika bisa menunjukkan hasil terbaik, tanpa cela.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu burnout, depresi, atau gangguan kecemasan.
3. Kesulitan Menerima Kelemahan Diri
Seseorang yang sangat menjunjung gengsi bisa menolak bantuan, menyangkal masalah, atau menutupi kenyataan yang tidak sesuai dengan citra idealnya.
Pola ini sering ditemukan pada orang dengan gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality traits).
4. Emosi yang Tertekan
Karena gengsi menuntut seseorang untuk selalu terlihat baik dan kuat, banyak perasaan seperti sedih, lelah, kecewa, atau takut akhirnya ditekan.
Hal ini bisa menyebabkan gangguan psikosomatik, yaitu gangguan fisik akibat stres mental yang tidak tersalurkan.
5. Ketergantungan pada Validasi Eksternal
Jika harga diri seseorang sepenuhnya bergantung pada pujian, pengakuan, atau like di media sosial, ini bisa mengindikasikan rendahnya self-esteem.
Kondisi ini berisiko berkembang menjadi depresi atau gangguan identitas diri.
Studi dari Journal of Research in Personality menyebutkan bahwa orang yang sangat tergantung pada validasi sosial cenderung memiliki tingkat stres lebih tinggi dan kepuasan hidup yang rendah.
Kenapa Gengsi Sulit Dilepaskan?
Gengsi adalah hal yang seringkali muncul dari pengalaman masa lalu atau trauma yang belum sembuh, misalnya:
- Rasa rendah diri karena latar belakang ekonomi.
- Pola asuh kompetitif di keluarga.
- Trauma ejekan atau penolakan sosial.
- Lingkungan yang terlalu menilai “capaian luar”.
Ketika semua itu tak disadari, gengsi jadi semacam tameng psikologis. Masalahnya, tameng ini tidak menyelesaikan masalah, tetapi hanya menundanya sambil menekan emosi yang belum selesai.
Jika kamu butuh teman bicara akibat perasaan gengsi yang kamu miliki, Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa dihubungi kapan pun dan di mana pun.
Cara Sehat Menghadapi Gengsi
Mengatasi gengsi bukan berarti kamu harus berhenti peduli citra atau standar hidup.
Tapi yang penting adalah menyeimbangkannya dengan kejujuran pada diri sendiri. Berikut beberapa langkah yang bisa membantu:
1. Kenali Pola Gengsimu
Coba sadari kapan kamu melakukan sesuatu karena benar-benar kamu butuhkan, dan kapan hanya karena “tak enak” dilihat orang lain.
Tulis dalam jurnal atau diskusikan dengan orang yang kamu percaya.
2. Latih Diri Menerima Kelemahan
Mengakui bahwa kamu sedang lelah, gagal, atau tidak tahu segalanya bukanlah kelemahan. Justru itu bentuk keberanian dan kejujuran emosional.
3. Kurangi Konsumsi yang Memicu Perbandingan
Jika media sosial bikin kamu merasa tertinggal atau minder, batasi waktu online-mu. Fokus pada realita hidupmu, bukan citra orang lain.
4. Bangun Harga Diri dari Dalam
Lakukan hal-hal yang membuatmu bangga karena prosesnya, bukan hasilnya. Bangun hubungan yang tidak menghakimi dan mendukung pertumbuhanmu.
Pahami informasi lebih lanjut seputar Kesehatan Mental – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya di sini.
5. Konsultasi ke Profesional
Kalau kamu merasa gengsi sudah mengganggu kesehatan mental atau hubunganmu, jangan ragu untuk konsultasi ke psikolog.
Ada banyak metode terapi, seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy), yang bisa membantumu melepaskan pola gengsi yang merugikan.
Jadi, gengsi adalah hal yang sebaiknya bisa kamu kelola. Jika butuh teman bicara akibat perasaan gengsi yang kamu miliki, jangan ragu menghubungi psikolog di Halodoc saja!
Jangan khawatir, psikolog di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun.
Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



