Hal-hal yang Perlu Diketahui tentang Bell's Palsy

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Agustus 2018
Hal-hal yang Perlu Diketahui tentang Bell's PalsyHal-hal yang Perlu Diketahui tentang Bell's Palsy

Halodoc, Jakarta – Bell’s palsy adalah suatu kondisi ketika otot-otot di satu sisi wajahmu menjadi lemah atau lumpuh. Penyakit ini terjadi ketika saraf yang mengontrol otot-otot wajah meradang, bengkak, atau tertekan. Kondisi ini  biasanya hanya memengaruhi satu sisi wajah saja dalam periode waktu tertentu. Bell’s palsy disebabkan oleh trauma yang terjadi pada saraf kranial ketujuh.

Gejala bell’s palsy sering disalahartikan dengan stroke karena kemiripan tandanya. Padahal, antara bell’s palsy dan stroke jelas berbeda. Kelumpuhan pada bell’s palsy terjadi karena susunan saraf yang mengontrol otot-otot di wajah tertekan karena infeksi virus antara lain herpes simpleks, varicella-zoster, Epstein barr, cytomegalovirus, dan jenis penyakit sifilis dan lyme. Pengidap diabetes, HIV, wanita hamil atau orang yang sedang dalam proses pemulihan diri dari infeksi virus biasanya rentan mengalami bell’s palsy.

Disebutkan juga bahwa pemicu bell’s palsy yang lain adalah bisa jadi trauma, demam, dan pencabutan gigi. Sebenarnya, otot wajah adalah saraf tubuh yang paling sering lumpuh dibandingkan dengan bagian lainnya, sehingga lebih rentan.

Ada korelasi kuat antara bell’s palsy dan virus herpes simplex, virus yang sama yang menyebabkan luka dingin atau demam lecet di bibir. Ada juga hubungan yang ditemukan dengan herpes zoster dan lepuh terkait (dari virus herpes zoster). Bell's palsy juga dikaitkan dengan penyakit Lyme di mana itu biasa terjadi. Otot wajah adalah saraf tubuh yang paling sering lumpuh.

Orang-orang yang memiliki sistem imun rendah juga lebih cenderung mengidap bell’s palsy dengan rentang usia 10-19 tahun dan 20-40 tahun. Gejala bell’s palsy biasanya berkembang satu sampai dua minggu setelah sebelumnya kamu mengalami pilek, infeksi telinga, atau infeksi mata. Biasanya kondisi ini muncul tiba-tiba dan kamu mungkin baru sadar ketika bangun pagi dan mencoba makan atau minum tapi wajah terasa kaku.

Tanda ataupun gejala yang mengiringi bell’s palsy adalah:

  1. Meneteskan air liur.
  2. Kesulitan makan dan minum.
  3. Ketidakmampuan untuk membuat ekspresi wajah seperti tersenyum atau mengerutkan kening.
  4. Otot berkedut di wajah.
  5. Mata dan mulut kering.
  6. Sakit kepala.
  7. Kepekaan terhadap suara.
  8. Iritasi mata pada bagian yang mengalami kelumpuhan.

Biasanya diagnosis untuk penyakit ini dilakukan dengan melihat riwayat penyakit dan kesehatan secara menyeluruh, demikian juga pemeriksaan fisik yang detail. Pemeriksaan fisik ini juga meliputi beberapa tes sebagai penunjang diagnosis. Di antaranya adalah tes darah untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan penyebab lain dari bell’s palsy. Kemudian, ada juga tes elektromiografi untuk memeriksa tingkat kerusakan pada saraf serta pemindai dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Tes tersebut dilakukan untuk mencari kemungkinan lain penyebab kelumpuhan saraf wajah.

Sebenarnya bell’s palsy sendiri belum diketahui jelas penyebab pastinya. Mengupayakan diri untuk terhindar dari faktor-faktor pemicu yang diuraikan di atas adalah salah satu pencegahan bell’s palsy. Selain itu, mengonsumsi makanan bergizi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dan makanan yang memperkuat otot. Misalnya putih telur, ikan, daging ayam, dan keledai yang dapat meminimalisir kemungkinan terkena bell’s palsy.

Menghindari diri dari terpaan angin dingin juga cara efektif supaya terhindar dari serangan bell’s palsy. Angin dingin yang dimaksud bisa berupa dari kipas angin, AC, maupun suhu alami udara. Bila kamu sering berkendara dengan motor gunakan helm dengan kaca pelindung.  

Ingin tahu lebih banyak mengenai bell’s palsy, gejala, pencegahan dan penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Kamu juga bisa menanyakan informasi seputar kesehatan lainnya di sini karena dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.





Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan