Harus Tahu 7 Tahapan dalam Gaslighting yang Menekan Mental

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu merasa bahwa ada yang mulai berubah dalam hubungan yang tengah dijalani? Namun, kamu tidak tahu pasti apa dan siapa yang memulai perubahan tersebut. Semakin lama, kamu menjadi semakin tidak nyaman dan mulai meragukan diri sendiri. Kalau iya, bisa jadi kamu tengah menjalani kondisi yang disebut dengan gaslighting.
Istilah gaslighting pertama kali muncul dalam sebuah film yang dirilis pada tahun 1944, berjudul Gaslight. Di dalam film itu, dikisahkan bahwa tokoh suami melakukan kekerasan terhadap istrinya. Secara umum, gaslighting diartikan sebagai sebuah bentuk kekerasan yang terjadi di dalam sebuah hubungan. Namun, kekerasan tersebut bukan menyerang fisik, melainkan kondisi emosi dan mental. Ada tujuh tahapan dalam gaslighting. Apa saja?
Baca juga: Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Gaslighting
Tanda Kamu Mengalami Gaslighting
Gaslighting merupakan bentuk kekerasan dalam hubungan yang menyerang emosi dan mental. Terdapat tujuh tahapan dalam hubungan gaslighting. Secara garis besar, kekerasan mental dalam jenis hubungan ini terjadi karena ada manipulasi dan pencucian otak yang dilakukan seseorang pada pasangannya. Alhasil, orang yang menjadi korban bisa mulai meragukan diri sendiri dan berakhir dengan kehilangan persepsi, identitas, hingga harga dirinya.
Penting untuk mengetahui apa saja tanda gaslighting, sebab bertahan dalam jenis hubungan ini bisa merusak mental. Kondisi ini tidak hanya bisa ditemukan dalam hubungan asmara, seperti pacaran atau pernikahan. Gaslighting juga bisa ditemukan dalam hubungan pertemanan, lingkungan sekolah atau kerja, hingga di tengah masyarakat.
Melansir Psychology Today, ada 7 tanda hubungan yang dijalani mungkin mengalami gaslighting. yaitu:
- Berbohong dan Membesarkan Masalah
Gaslighting dalam hubungan biasanya dimulai dari sebuah kebohongan dan kebiasaan membesarkan masalah. Umumnya, hal ini dilakukan untuk membuat sang korban merasa bersalah dan meragukan diri sendiri. Pelaku gaslighting biasanya akan menceritakan hal-hal yang seakan salah pada diri korban.
- Dilakukan Terus-Menerus
Tidak hanya satu atau dua kali, kebohongan yang menjadi pemicu gaslighting biasanya akan dilunagi dan dilakukan secara terus-menerus. Tujuannya untuk menyerang dan mendominasi hubungan sehingga korban percaya bahwa memang dirinya yang salah.
- Tidak Suka Dilawan
Pelaku gaslighting tidak suka saat dilawan. Jika itu terjadi, orang tersebut akan terus mengeluarkan cerita atau kebohongan yang tidak lagi bisa dipisahkan dengan kenyataan. Pada akhirnya, korban akan merasa terpojok dan kebingungan.
- Melemahkan Korban
Tujuan dari semua tindakan yang dilakukan adalah untuk melemahkan korban. Semakin banyak terpapar cerita bohong, korban akan merasa putus asa, takut, lemah, pesimis, hingga mempertanyakan diri sendiri.
Baca juga: Ini Penjelasan Mengenai Pikiran Bawah Sadar dalam Ilmu Psikologi
- Menjadi Ketergantungan
Tingkatan yang mulai parah pada keadaan ini adalah korban mulai merasakan ketergantungan emosional atau psikologis secara berlebihan pada pasangan. Perasaan tidak nyaman dan tidak aman kerap muncul saat tidak berada di sisi pasangan.
- Harapan yang Tidak Dipenuhi
Dalam upaya manipulatif, pelaku gaslighting akan memberi kelembutan dan segudang harapan bahwa ia akan berubah. Hal ini dilakukan agar korban terus memaafkan dan memberi kesempatan.
- Mendominasi dan Mengontrol
Pelaku gaslighting cenderung akan mendominasi dan mengontrol di dalam hubungan. Dengan begitu, ia akan lebih mudah melakukan manipulasi dan membuat korban ketergantungan.
Jika merasa berada dalam jenis hubungan ini, sebaiknya segera tinggalkan. Jika kamu butuh ahli untuk berbicara, coba hubungi psikolog pada aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi ahli melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!