Hemodialisa Berisiko Picu Tekanan Darah Rendah, Ini Faktanya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Juli 2020
Hemodialisa Berisiko Picu Tekanan Darah Rendah, Ini Faktanya Hemodialisa Berisiko Picu Tekanan Darah Rendah, Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta – Hemodialisa dilakukan ketika ginjal seseorang tidak lagi berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu, mesin hemodialisa bekerja untuk limbah, garam, dan cairan dari darah untuk menggantikan fungsi ginjal. Hemodialisa biasanya dibutuhkan oleh pengidap gagal ginjal tingkat lanjut. 

Seseorang yang menjalani hemodialisa harus mengikuti jadwal perawatan, minum obat secara teratur dan menerapkan pola hidup sehat. Hal ini dilakukan agar kondisi ginjal tidak semakin parah dan meringankan perawatan hemodialisa agar lebih efektif. Sayangnya, hemodialisa diketahui dapat menimbulkan efek tertentu, contohnya memicu tekanan darah rendah. 

Baca juga: Tidak Asal Cuci Darah, Ini Prosedur Hemodialisis

Bagaimana Hemodialisa Picu Tekanan Darah Rendah?

Meskipun hemodialisa efisien dalam menggantikan beberapa fungsi ginjal yang hilang, seseorang yang sering menjalani perawatan ini bisa mengalami sejumlah efek tertentu. Namun, tidak semua orang yang menjalani hemodialisa mengalami semua masalah ini.   

Penyebab hemodialisa bisa memicu tekanan darah karena adanya penurunan volume darah atau penurunan aktivasi kardiovaskular ke jantung ketika proses hemodialisa dijalankan. Penurunan aktivasi kardiovaskular ini dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pasien atau berhubungan dengan dialisis.

Melansir dari Mayo Clinic, tekanan darah rendah adalah efek samping yang paling umum dari hemodialisa, terutama jika kamu mengidap diabetes. Tekanan darah rendah dapat disertai dengan sesak napas, kram perut, kram otot, mual, atau muntah.

Baca juga: Hal yang Perlu Diperhatikan setelah Lakukan Hemodialisa

Ketahui Efek Hemodialisa Lainnya

Tidak hanya tekanan darah rendah, berikut sejumlah efek dari hemodialisa lainnya, yaitu:

  • Kram otot. Meskipun penyebabnya tidak jelas, kram otot selama hemodialisa sering terjadi. Terkadang kram dapat diredakan dengan menyesuaikan resep hemodialisa. Menyesuaikan asupan cairan dan natrium antara perawatan hemodialisa juga dapat membantu mencegah kondisi ini.
  • Gatal. Banyak orang yang menjalani hemodialisa mengalami kulit gatal-gatal. Gatal-gatal ini seringkali lebih buruk selama atau setelah prosedur.
  • Masalah tidur. Orang yang menjalani hemodialisa sering mengalami kesulitan tidur. Hal ini mungkin disebabkan oleh sleep apnea atau karena kaki yang sakit, tidak nyaman atau gelisah.
  • Anemia. Anemia sering dialami oleh seseorang yang mengidap gagal ginjal dan hemodialisa. Alasannya, gagal ginjal mampu mengurangi produksi hormon yang disebut erythropoietin yang merangsang pembentukan sel darah merah. 
  • Penyakit tulang. Jika ginjal yang rusak tidak mampu lagi memproses vitamin D, tulang semakin melemah. Selain itu, produksi berlebihan hormon paratiroid akibat gagal ginjal juga dapat mengurangi jumlah kalsium dalam tulang.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi). Mengonsumsi garam terlalu banyak memicu hipertensi. 
  • Peradangan pada selaput yang mengelilingi jantung (perikarditis). Hemodialisa yang tidak dijalankan secara teratur sesuai jadwal memicu radang selaput yang mengelilingi jantung. Hal ini bisa mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
  • Kadar kalium tinggi (hiperkalemia). Kalium adalah mineral yang biasanya dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal. Jika kamu mengonsumsi lebih banyak kalium daripada yang disarankan, tingkat kalium bisa menjadi terlalu tinggi. 
  • Amiloidosis. Amiloidosis berkembang ketika protein dalam darah disimpan pada sendi dan tendon, menyebabkan nyeri, kekakuan, dan cairan pada sendi. Kondisi ini sering dialami oleh orang-orang yang telah menjalani hemodialisa selama lebih dari lima tahun.
  • Depresi. Perubahan mood sering dialami oleh pengidap gagal ginjal. 

Baca juga: Penyakit yang Berakibat pada Hemodialisa

Itulah efek samping yang mungkin terjadi dari hemodialisa. Jika kamu punya pertanyaan lain mengenai perawatan ini hubungi dokter Halodoc. Kamu bisa berbicara langsung dengan dokter yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Hemodialysis.
National Kidney Foundation. Diakses pada 2020. Hemodialysis.
Clinical Nephrology. Diakses pada 2020. Hypotension during hemodialysis results from an impairment of arteriolar tone and left ventricular function


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan