Herpes Zoster: Mengenal ICD 10 dan Pengobatannya
Ruam herpes zoster biasanya berlangsung selama 2 hingga 4 minggu.

DAFTAR ISI
- Kode ICD-10 untuk Herpes Zoster
- Gejala Herpes Zoster
- Penyebab dan Faktor Risiko
- Diagnosis
- Komplikasi Herpes Zoster
- Pengobatan Herpes Zoster
- Pencegahan Herpes Zoster
- Kapan Harus ke Dokter?
- Pertanyaan Umum tentang Herpes Zoster
Herpes zoster, dikenal juga sebagai cacar ular, adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam nyeri. Kondisi ini disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster (VZV), virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tersebut tetap tidak aktif di dalam tubuh. Virus ini dapat aktif kembali bertahun-tahun kemudian dan menyebabkan herpes zoster.
Herpes zoster biasanya muncul sebagai ruam lepuh pada satu sisi tubuh, sering kali di sekitar dada atau perut. Selain ruam, gejala lain termasuk nyeri, gatal, demam, sakit kepala, dan kelelahan.
Kode ICD-10 untuk Herpes Zoster
ICD-10 (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, 10th Revision) adalah sistem klasifikasi medis yang digunakan untuk mengkode diagnosis dan prosedur medis. Kode ICD-10 untuk herpes zoster adalah B02.
Kode ini mencakup berbagai manifestasi herpes zoster, termasuk:
- B02.0: Herpes zoster ensefalitis
- B02.1: Herpes zoster meningitis
- B02.2: Herpes zoster dengan komplikasi saraf lainnya
- B02.3: Herpes zoster dengan komplikasi mata
- B02.7: Herpes zoster generalisata
- B02.8: Herpes zoster dengan komplikasi lainnya
- B02.9: Herpes zoster tanpa komplikasi
Gejala Herpes Zoster
Gejala herpes zoster dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala yang paling umum meliputi:
- Nyeri, terbakar, atau kesemutan pada satu sisi tubuh
- Ruam merah yang muncul beberapa hari setelah nyeri
- Lepuh berisi cairan yang pecah dan mengering
- Gatal
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Sensitivitas terhadap sentuhan
Ruam herpes zoster biasanya berlangsung selama 2 hingga 4 minggu. Nyeri dapat berlanjut setelah ruam sembuh, kondisi ini disebut neuralgia postherpetik (NPH).
Penyebab dan Faktor Risiko
Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster (VZV). Faktor risiko utama untuk herpes zoster adalah usia. Risiko terkena herpes zoster meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun. Faktor risiko lain termasuk:
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, karena HIV/AIDS, kanker, atau obat-obatan imunosupresan)
- Stres
- Penyakit kronis
Diagnosis
Diagnosis herpes zoster biasanya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Dokter akan memeriksa ruam dan menanyakan tentang gejala yang dialami.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu melakukan tes laboratorium untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Komplikasi Herpes Zoster
Beberapa komplikasi herpes zoster meliputi:
- Neuralgia postherpetik (NPH): Nyeri kronis yang berlangsung setelah ruam sembuh. Ini adalah komplikasi yang paling umum.
- Komplikasi mata: Herpes zoster dapat mempengaruhi mata dan menyebabkan masalah penglihatan, bahkan kebutaan.
- Infeksi bakteri: Lepuh dapat terinfeksi bakteri.
- Sindrom Ramsay Hunt: Herpes zoster yang mempengaruhi saraf wajah, menyebabkan kelumpuhan wajah dan gangguan pendengaran.
- Ensefalitis atau meningitis: Peradangan otak atau selaput otak (jarang terjadi).
Pengobatan Herpes Zoster
Pengobatan herpes zoster bertujuan untuk mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan ruam, dan mencegah komplikasi. Pilihan pengobatan meliputi:
- Obat antivirus: Acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir adalah obat antivirus yang dapat membantu memperlambat perkembangan virus dan mengurangi keparahan gejala. Obat ini paling efektif jika dimulai dalam 72 jam setelah munculnya ruam.
- Obat pereda nyeri: Obat pereda nyeri seperti paracetamol, ibuprofen, atau opioid dapat membantu meredakan nyeri.
- Kortikosteroid: Kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri.
- Krim atau losion: Krim atau losion seperti krim capsaicin atau losion kalamin dapat membantu meredakan gatal.
Pencegahan Herpes Zoster
Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah herpes zoster. Vaksin Shingrix direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 50 tahun ke atas, bahkan jika mereka pernah menderita herpes zoster sebelumnya.
Vaksin Shingrix efektif dalam mencegah herpes zoster dan komplikasi terkait. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu 2 hingga 6 bulan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala herpes zoster, terutama jika:
- Nyeri atau ruam melibatkan mata.
- Mengalami kelemahan atau kelumpuhan wajah.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Berusia di atas 60 tahun.
Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi serius.
Herpes zoster adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan nyeri dan ruam yang tidak nyaman. Mengenali gejala dan mencari pengobatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi. Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah herpes zoster.
Jika mengalami gejala herpes zoster, segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Referensi
AAPC. Diakses pada 2025. ICD-10 Code for Zoster.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Herpes Zoster.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Herpes zoster.
Pertanyaan Umum tentang Herpes Zoster
Apakah herpes zoster menular?
Herpes zoster tidak menular seperti cacar air. Seseorang dengan herpes zoster dapat menularkan virus varicella-zoster (VZV) kepada orang lain yang belum pernah menderita cacar air atau belum divaksinasi cacar air. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan lepuh yang terbuka.
Apakah saya bisa terkena herpes zoster lebih dari sekali?
Ya, meskipun jarang, seseorang dapat terkena herpes zoster lebih dari sekali.
Apakah vaksin herpes zoster efektif?
Ya, vaksin Shingrix sangat efektif dalam mencegah herpes zoster dan komplikasi terkait.


