Halodoc, Jakarta – Mungkin kamu salah satu dari orang yang mempertanyakan, apakah hewan berbulu bisa berkeringat? Kalau iya, bagaimana keringat pada hewan? Dengan semua bulu yang melekat pada hewan agak sulit untuk membedakan tanda-tanda yang sama seperti saat manusia berkeringat. 

Faktanya, hewan berbulu seperti kucing dan anjing juga berkeringat. Hanya saja caranya berkeringat tidak sama dengan manusia. Informasi selengkapnya mengenai hewan berbulu bisa berkeringat bisa dibaca di sini!

Cara Kerja Hewan Berbulu Supaya Tidak Berkeringat Banyak

Tubuh manusia dilengkapi dengan banyak kelenjar keringat di sepanjang permukaan kulit, yang memungkinkan kamu untuk berkeringat dan melepaskan panas dari tubuh. Hewan berbulu juga memiliki kelenjar keringat, tetapi jumlahnya tidak sama dengan manusia. Kelenjar keringat pada hewan berbulu kebanyakan berada di bantalan kaki. Karena tubuh mereka tertutup bulu yang tebal, mereka memiliki cara berbeda untuk mengatur suhu tubuh.

Baca juga: Seberapa Seringkah Kucing Harus Minum Air?

Contohnya anjing yang sering terengah-engah, ternyata ini salah satu cara untuk mendinginkan gigi taringnya. Anjing yang ngos-ngosan bukan hanya karena lelah, tetapi sebagai bentuk usaha melepaskan kelembapan dari paru-paru, dan mulut bekerja sebagai sejenis pendingin evaporatif. Mekanisme lain yang membantu pendinginan adalah pelebaran pembuluh darah di wajah dan telinga, yang mengalihkan panas dengan menyebabkan darah mengalir ke dekat permukaan kulit.

Begitu juga yang terjadi dengan kucing. Seiring dengan kemampuan untuk melepaskan panas melalui kelenjar keringat, pengaturan suhu tubuh utama kucing adalah insting untuk mencari tempat teduh dan istirahat. Dengan menghindari aktivitas berlebihan selama waktu yang panas dan bersantai di tempat teduh yang sejuk, kucing dapat menghindari panas dan keringat berlebih. 

Baca juga: Kucing Peliharaan Keracunan Begini Cara Mengatasinya

Cara lain yang dilakukan kucing untuk menjaga suhu tubuhnya adalah menjaga kebersihan diri dengan menjilati bulu yang juga bertindak sebagai bentuk pendinginan evaporative. Meskipun kucing dapat menggunakan metode terengah-engah sebagai alat untuk mengatur suhu tubuh, ini juga bisa menjadi tanda bahwa hewan peliharaan hampir mengalami stres akibat panas atau sengatan panas. 

Jika kamu tidak yakin dengan kondisi kesehatan hewan peliharaanmu, tanyakan saja kepada dokter hewan melalui Halodoc. Dokter hewan terbaik di bidangnya akan memberikan saran terbaik untukmu.

Sama seperti pada manusia, kadang gangguan tertentu dapat menyebabkan sistem pengaturan suhu tubuh pada hewan tidak bekerja sebagaimana mestinya. Untuk itu, cara terbaik untuk menghindari keadaan darurat terkait panas pada hewan peliharaan adalah dengan bersikap proaktif. Ketahui tanda-tanda hipertermia pada hewan peliharaan berikut: 

1. Kelesuan.

2. Gusi merah atau merah muda cerah.

3. Kebingungan.

4. Terengah-engah yang lebih dari biasanya.

5. Jatuh lunglai.

6. Kejang.

Selama hari-hari panas, kondiskan hewan peliharaan berada dalam ruangan yang sejuk. Selalu tinggalkan air minum bersih di beberapa lokasi hewan beraktivitas, dan bawalah banyak air tambahan saat bepergian dengan mobil atau berjalan kaki.

Baca juga: Cara Mengetahui Anjing Peliharaan Sedang Mengalami Sakit

Anjing sering kali senang bermain dengan botol semprotan yang penuh dengan air dingin dan suka bermain-main melalui alat penyiram halaman belakang. Ingatlah untuk memberikan perhatian khusus pada hewan peliharaan yang lebih rentan terhadap serangan panas, seperti kucing Persia, hewan yang usianya lebih tua, hewan dengan berat badan berlebih, anak kucing/anak anjing, dan juga hewan peliharaan yang kesehatannya sedang terganggu.

Referensi:

Wheat on Animal Hospital. Diakses pada 2021. Do Pets Sweat? How Cats And Dogs Stay Cool.

Seeker.com. Diakses pada 2021. Hippos, Horses Sweat ... and More Smelly Secrets.