Hidung Berair atau Meler? Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya
Hidung berair dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

DAFTAR ISI
Hidung berair atau meler adalah kondisi yang sering dialami banyak orang, terutama saat cuaca dingin atau saat sedang flu.
Biasanya, hidung meler terjadi ketika lapisan dalam hidung memproduksi lendir berlebih untuk membantu melawan iritasi, infeksi, atau alergi.
Meski tampak sepele, hidung berair bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, membuat napas tidak nyaman, dan mengganggu tidur.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab hidung berair, sebab hidung berair dapat menjadi pertanda alergi atau adanya infeksi dalam tubuh.
Lantas, apa saja penyebab dan bagaimana cara meredakan hidung yang berair atau meler? Yuk, simak ulasannya!
Apa Saja Penyebab Hidung Berair?
Hidung berair dapat disebabkan oleh beragam faktor, yang juga merupakan salah satu pertanda terganggunya kondisi tubuh.
Nah, berikut ini hal-hal yang dapat memicu hidung berair:
1. Reaksi Alergi
Hidung berair sering terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap alergen seperti debu, rumput liar, serbuk sari, atau bulu hewan.
Ketika terpapar, tubuh bereaksi dengan gejala seperti bersin, sakit kepala, atau tenggorokan gatal.
Kemudian, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan zat histamin, yang memicu produksi lendir berlebih pada hidung.
2. Flu
Flu adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan. Salah satu gejalanya adalah hidung berair karena tubuh memproduksi lendir untuk membantu membersihkan virus dari saluran hidung.
Gejala lain biasanya meliputi batuk, tenggorokan sakit, dan lelah. Istirahat yang cukup, konsumsi vitamin C, dan minum cairan hangat dapat membantu pemulihan.
3. Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan pada rongga sinus, yang bisa muncul setelah flu. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi atau alergi.
Sinus yang meradang membuat hidung memproduksi lendir lebih banyak, menyebabkan hidung meler dan terasa tersumbat yang disertai sakit kepala dan nyeri pada otot wajah.
4. Rhinitis
Rhinitis adalah peradangan pada lapisan dalam hidung, yang bisa dipicu oleh alergi (rhinitis alergi) atau faktor non-alergi seperti perubahan cuaca atau iritasi. Ini menyebabkan hidung meler dan bersin-bersin.
5. Polip hidung
Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan lunak yang tidak normal di dalam hidung atau sinus.
Kondisi ini bisa menyumbat aliran udara dan memicu hidung berair terus-menerus, terutama jika ukurannya besar.
Selain itu, polip juga disertai dengan sakit kepala, tekanan pada sinus, serta hilangnya penciuman.
6. Perubahan hormon
Perubahan hormon, seperti ketika menstruasi, kehamilan, atau penggunaan pil KB, dapat memengaruhi pembuluh darah di hidung.
Akibatnya, kondisi hidung bisa menjadi lebih mudah berair atau meler.
7. Kondisi udara
Udara yang terlalu dingin maupun terlalu kering dapat mengiritasi saluran hidung, memicu produksi lendir berlebih sebagai reaksi dalam menjaga kelembapan tubuh.
Itulah mengapa hidung sering meler atau berair saat kita berada di cuaca dingin atau dalam ruangan ber-AC.
8. Fase kehamilan
Selama fase kehamilan, perubahan hormon dan peningkatan aliran darah bisa menyebabkan pembengkakan di saluran hidung.
Hal ini membuat banyak wanita hamil mengalami hidung berair atau tersumbat, yang juga dikenal sebagai rhinitis kehamilan.
Cara Mengatasi Hidung Berair
Hidung berair biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Meskipun tidak ada cara instan untuk menghentikannya, tetapi ada beberapa cara yang bisa membantu meredakan gejalanya.
Kamu bisa mencoba langkah-langkah ini di rumah untuk meredakan hidung berair:
- Istirahat yang cukup.
- Minum banyak cairan, terutama air, untuk membantu tubuh tetap terhidrasi.
- Kompres wajah dengan kain hangat dan lembap untuk meredakan hidung tersumbat.
- Hirup uap 2-4 kali sehari, dengan duduk di kamar mandi saat shower air hangat menyala, tetapi jangan menghirup uap yang terlalu panas.
- Gunakan pelembap udara atau vaporizer di dekat tempat tidur, terutama jika udara dalam ruangan terasa kering.
Kamu juga bisa menggunakan semprotan hidung dengan larutan garam, yang dapat membantu membersihkan lendir.
Namun, perlu diingat untuk tidak menggunakan semprotan hidung dengan dekongestan selama lebih dari beberapa hari, sesuai petunjuk pada kemasan.
Selain itu, kamu dapat mendorong masa pemulihan dengan mengonsumsi obat-obatan yang tersedia di apotek, sebagaimana berikut:
- Ekspektoran: Berfungsi untuk mengencerkan lendir sehingga lebih mudah dikeluarkan. Ini juga bisa sedikit membantu hidung meler.
- Dekongestan: Mampu mengurangi dan mengeringkan saluran hidung, meredakan hidung meler atau tersumbat.
- Antihistamin: Obat ini berguna meredakan hidung meler yang disebabkan oleh alergi.
Disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui obat-obatan mana saja yang cocok untuk tubuhmu, dan selalu ikuti petunjuk pada kemasan.
Perlu diingat agar tidak memberikan obat flu yang dijual bebas kepada anak di bawah 6 tahun, kecuali direkomendasikan oleh dokter.
Nah, jika kamu atau orang terdekat mengalami masalah hidung berair yang tak kunjung membaik, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis di Halodoc.
Tak perlu khawatir, dokter spesialis di Halodoc sudah berpengalaman bertahun-tahun, serta memperoleh ulasan yang baik dari pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga!


