Ibu Perlu Tahu, Ini Perbedaan ADD dan ADHD pada Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   05 Agustus 2022

“Attention deficit disorder (ADD) adalah istilah lama yang sekarang diperkenalkan ahli sebagai attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Saat ini, ADHD adalah salah satu kondisi kesehatan mental masa kanak-kanak yang umum terjadi.

Ibu Perlu Tahu, Ini Perbedaan ADD dan ADHD pada AnakIbu Perlu Tahu, Ini Perbedaan ADD dan ADHD pada Anak

Halodoc, Jakarta – Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah kondisi perilaku yang berkaitan dengan aktivitas berlebihan dan kesulitan untuk fokus, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Sedangkan attention deficit disorder (ADD) merupakan istilah lama yang tidak digunakan lagi secara resmi. 

Namun, masih banyak orang tua yang kebingungan di antara kedua istilah tersebut saat anak mereka mengalami masalah perilaku. Beberapa orang menggunakan istilah “ADD” dan “ADHD” secara bergantian, sedangkan yang lain menganggap ADD sebagai subtipe ADHD

Lantas, apa sebenarnya perbedaan ADD dan ADHD?

Perbedaan ADD dan ADHD pada Anak

Attention deficit disorder (ADD) adalah istilah lama yang sekarang diperkenalkan ahli sebagai attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Istilah ADD pertama kali muncul dalam sebuah manual referensi, yang membantu pakar kesehatan mental mendiagnosis kondisi kesehatan mental. Manual tersebut muncul dalam edisi ketiga dengan judul Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.

Para ahli memisahkan kondisi ini menjadi dua subtipe:

  • ADD dengan hiperaktif.
  • ADD tanpa hiperaktif.

Ketika American Psychiatric Association merilis edisi revisi pada tahun 1987, mereka menggabungkan dua subtipe ini menjadi satu kondisi, yaitu ADHD.

Saat ini, ADHD adalah salah satu kondisi kesehatan mental masa kanak-kanak yang lebih umum. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat mengatakan, bahwa sekitar 9,4 persen anak-anak dan remaja (lebih dari 6 juta ) di Amerika Seringat mengidap ADHD.

Orang dewasa juga bisa mengidap ADHD. Menurut review tahun 2021, hampir 2,6 persen orang dewasa secara global mengalami ADHD sejak masa kanak-kanak. Sementara itu, sekitar 6,7 persen orang dewasa memiliki gejala ADHD dewasa.

Klasifikasi Gejala ADD Vs ADHD

Ada beberapa gejala ADD dan ADHD yang perlu diketahui, yaitu: 

Gejala ADD:

  • Kesulitan memperhatikan detail.
  • Kesulitan mempertahankan perhatian.
  • Kesulitan mendengarkan.
  • Memiliki tantangan dalam menyelesaikan tugas.
  • Kesulitan dalam organisasi dan manajemen waktu.
  • Menghindari tugas yang melibatkan perhatian.
  • Sering salah menaruh atau kehilangan benda.
  • Mudah terganggu dengan distraksi.
  • Sering lupa.

Gejala ADHD:

  • Sering merasa gelisah.
  • Kesulitan untuk duduk dalam waktu lama.
  • Gelisa, berlari, atau memanja di waktu dan tempat yang tidak tepat.
  • Terlalu aktif atau kesulitan untuk tetap diam.
  • Berbicara secara berlebihan.
  • Berbicara sebelum mendengarkan.
  • Tidak suka menunggu.
  • Sering menyela atau mengganggu.

Penyebab ADHD tidak sepenuh dapat dipahami. Namun, kondisi ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor genetik. Sebuah teori yang sedang diteliti, penyebab ADHD kemungkinan disebabkan oleh paparan racun selama kehamilan atau pada sebagian anak kecil. Namun, teori tersebut masih belum memiliki cukup bukti untuk dinyatakan sebagai penyebab.

Pilihan pengobatan untuk ADHD sebagian tergantung pada usia pengidapnya. Misalnya, anak-anak di bawah usia 6 tahun direkomendasikan hanya menerima perawatan non-obat. Sedangkan orang dewasa dan anak-anak berusia 6 tahun ke atas, disarankan untuk dirawat dengan obat-obatan bersama dengan pilihan lain.

Perawatan Anak dengan ADHD

Pilihan perawatan untuk anak dengan ADHD termasuk pelatihan untuk orang tua dari anak, pelatihan untuk orang dewasa dan anak dengan ADHD, dan dukungan sekolah. 

Terapi bicara adalah intervensi berbasis percakapan yang dapat membantu orang dewasa, anak-anak, dan orang tua belajar tentang faktor-faktor yang memengaruhi gejala dan hasil ADHD. Faktor-faktor tersebut mencakup:

  • Masalah lingkungan, seperti aspek rumah atau sekolah yang tidak mendukung pertumbuhan anak.
  • Kesulitan membentuk atau memelihara persahabatan atau hubungan. 
  • Tidak merasa mampu mengungkapkan pikiran atau perasaan.
  • Kondisi kesehatan mental yang terjadi bersamaan dengan ADHD. Misalnya depresi, kecemasan, atau gangguan stres pasca trauma (PTSD).
  • Kebutuhan lain yang berhubungan dengan kesehatan. Seperti tidur nyenyak, makanan yang sehat, dan berolahraga.

Jenis terapi bicara yang bekerja dengan baik untuk anak dengan ADHD adalah pelatihan orang tua dan manajemen perilaku, serta terapi perilaku anak.

Itulah yang perlu diketahui tentang perbedaan ADD dan ADHD. Jika ayah dan ibu memiliki anak dengan gejala yang mirip dengan ADHD, sebaiknya jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter. 

Ayah dan ibu juga bisa membuat janji medis di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Very Well Health. Diakses pada 2022. ADD vs. ADHD: What Are the Differences?
Healthline. Diakses pada 2022. ADHD vs. ADD: What You Need to Know
WebMD. Diakses pada 2022. ADD vs. ADHD.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan