Imunodefisiensi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Imunodefisiensi adalah kondisi lemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terhadap infeksi berulang.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Imunodefisiensi?
- Jenis-Jenis Imunodefisiensi
- Gejala Imunodefisiensi yang Perlu Diwaspadai
- Kapan Harus ke Dokter?
- Bagaimana Diagnosis Imunodefisiensi Dilakukan?
- Pengobatan Imunodefisiensi
- Komplikasi Imunodefisiensi yang Mungkin Terjadi
- Pencegahan Imunodefisiensi
- Kesimpulan
- FAQ
Sistem kekebalan tubuh berperan penting untuk melindungi kamu dari serangan bakteri, virus, dan mikroorganisme lain yang berbahaya.
Namun, pada kondisi imunodefisiensi, fungsi pertahanan tubuh ini terganggu sehingga membuatmu lebih rentan terhadap infeksi berulang dan serius.
Yuk, kenali apa itu imunodefisiensi, gejala, penyebab, hingga cara pengobatannya agar kamu bisa menjaga kesehatan dengan lebih optimal!
Apa Itu Imunodefisiensi?
Imunodefisiensi, atau defisiensi imun, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik. Sistem kekebalan tubuh yang sehat melindungi tubuh dari serangan bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Ketika sistem ini terganggu, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi yang berulang dan serius.
Imunodefisiensi dapat disebabkan oleh faktor genetik, infeksi, atau kondisi medis lainnya. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai komponen sistem kekebalan tubuh, seperti sel B, sel T, atau protein yang disebut antibodi (imunoglobulin).
Jenis-Jenis Imunodefisiensi
Imunodefisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: primer dan sekunder.
1. Imunodefisiensi Primer (Bawaan)
Kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetik yang memengaruhi perkembangan atau fungsi sistem kekebalan tubuh. Lebih dari 400 jenis imunodefisiensi primer telah diidentifikasi.
Beberapa contohnya termasuk Severe Combined Immunodeficiency (SCID) dan Common Variable Immunodeficiency (CVID).
2. Imunodefisiensi Sekunder (Didapat)
Kondisi ini disebabkan oleh faktor eksternal seperti infeksi (misalnya, HIV yang menyebabkan AIDS), malnutrisi, pengobatan imunosupresan (seperti yang digunakan setelah transplantasi organ), atau kemoterapi.
Gejala Imunodefisiensi yang Perlu Diwaspadai
Gejala imunodefisiensi bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa gejala umum meliputi:
- Infeksi telinga, sinus, pneumonia, atau infeksi kulit yang sering terjadi dan sulit diobati.
- Infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak biasa atau oportunistik.
- Pertumbuhan dan perkembangan yang lambat pada anak-anak.
- Masalah pencernaan, seperti diare kronis atau kram perut.
- Penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
- Kanker tertentu.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika infeksi sering kambuh atau sulit disembuhkan.
Diagnosis dini penting untuk mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup. Apabila mencurigai gejala imunodefisiensi, ini 5 Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Perawatan Penyakit Autoimun untuk kamu hubungi.
Bagaimana Diagnosis Imunodefisiensi Dilakukan?
Diagnosis imunodefisiensi melibatkan beberapa langkah, termasuk:
1. Anamnesis (Wawancara Medis)
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat infeksi, pengobatan, dan penyakit keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda infeksi atau masalah kesehatan lainnya.
3. Tes Laboratorium
Beberapa tes laboratorium yang umum digunakan untuk mendiagnosis imunodefisiensi meliputi:
- Hitung Sel Darah Lengkap (CBC): Untuk mengukur jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit.
- Pengukuran Imunoglobulin: Untuk mengukur kadar antibodi (IgG, IgA, IgM) dalam darah.
- Tes Fungsi Sel T dan Sel B: Untuk mengevaluasi kemampuan sel-sel kekebalan tubuh untuk berfungsi dengan baik.
- Tes HIV: Untuk mendeteksi infeksi HIV, yang dapat menyebabkan imunodefisiensi sekunder.
- Tes Genetik: Untuk mengidentifikasi kelainan genetik yang menyebabkan imunodefisiensi primer.
Pengobatan Imunodefisiensi
Cara menangani imunodefisiensi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
- Antibiotik Profilaksis: Pemberian antibiotik jangka panjang untuk mencegah infeksi bakteri.
- Imunoglobulin Intravena (IVIG): Pemberian antibodi melalui infus untuk meningkatkan kadar antibodi dalam darah.
- Faktor Pertumbuhan: Pemberian faktor pertumbuhan untuk merangsang produksi sel-sel kekebalan tubuh.
- Transplantasi Sumsum Tulang: Prosedur untuk mengganti sel-sel sumsum tulang yang rusak dengan sel-sel yang sehat.
- Terapi Gen: Pendekatan eksperimental untuk memperbaiki kelainan genetik yang menyebabkan imunodefisiensi primer.
Penanganan imunodefisiensi harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, termasuk imunologi, hematologi, dan infeksiologi.
Komplikasi Imunodefisiensi yang Mungkin Terjadi
Jika tidak ditangani dengan baik, imunodefisiensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk:
- Infeksi kronis atau berulang.
- Kerusakan organ.
- Peningkatan risiko kanker.
- Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.
- Kematian.
Simak informasi lain mengenai Apa itu Penyakit Autoimun? Penyebab & Pengobatannya agar kamu semakin waspada.
Pencegahan Imunodefisiensi
Tidak semua jenis imunodefisiensi dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko infeksi dan komplikasi:
- Vaksinasi: Mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan untuk melindungi diri dari penyakit menular.
- Kebersihan Diri: Mencuci tangan secara teratur untuk mencegah penyebaran infeksi.
- Gaya Hidup Sehat: Mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Simak Berbagai Tips & Trik Menjalani Hidup Sehat berikut ini.
- Menghindari Faktor Risiko: Menghindari paparan zat-zat berbahaya, seperti asap rokok dan polusi udara.
Kesimpulan
Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan imunodefisiensi.
Jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Primary immunodeficiency
Healthline. Diakses pada 2025. Immunodeficiency Disorders
FAQ
1. Apakah imunodefisiensi menular?
Imunodefisiensi primer umumnya tidak menular karena disebabkan oleh faktor genetik.
Namun, imunodefisiensi sekunder yang disebabkan oleh infeksi seperti HIV dapat menular melalui kontak darah atau cairan tubuh lainnya.
2. Apakah imunodefisiensi bisa disembuhkan?
Beberapa jenis imunodefisiensi dapat disembuhkan dengan transplantasi sumsum tulang atau terapi gen.
Namun, sebagian besar kasus imunodefisiensi memerlukan penanganan jangka panjang untuk mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi.
3. Bagaimana cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh?
Sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan dengan mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menghindari stres. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik.


